Puncak 3

17 7 39
                                    

Susana hati Mina seketika memburuk tak kala kue vanilla nya jatuh tak bermartabat ketanah, pelaku utamanya yaitu Rahma yang membawa kabur kuenya.

"Makanya kalau bercanda jangan berlebihan, udah jangan sedih nanti gue pesenin lagi," Dewin bangkit untuk memesan kue vanilla baru untuk Mina.

"Mau kue matcha gue?" Sebenarnya Salsa tidak ikhlas namun ia kasihan melihat muka melas Mina.

"Gak mau, makanan sapi gak cocok buat manusia!"

"EMANG BABI YE LU, UDAH GUE TAWARIN PALAH MENGHINA KEENAKAN MATCHA!" Alhasil Mina mendapatkan pukulan dari Salsa dan Eka, mereka berdua adalah spesies manusia yang bucin dengan makanan berwarna hijau itu.

"Loh Ocha kemana?" Mereka semua menatap sekeliling dan ternyata Ocha memang tidak berada diantara mereka semua.

"Palingan ke kamar mandi, nih kue lo. Dan lo Rahma mending lo makan kue coklat lo sebelum gue buang!" Rahma langsung diam kala Dewin sudah mengancam seperti ini, bisa-bisa kalau sudah kelewatan jengkel Dewin akan mengurangi nilai Rahma di sekolah.

Disisi lain Ocha tengah berada di toilet, panggilan alam yang datang secara tiba-tiba membuatnya harus berlari menuju toilet yang jaraknya memang tidak terlalu jauh dari tempat makan.

"Eh emang ada orang yang renang malam-malam ya?" Ocha bermonolog kala melihat sosok laki-laki yang terombang-ambing di sungai.

Ayo lompat kamu tidak berguna

Semua orang berteman denganmu karena uang

"Mana ada uang, kalau ngomong uang mah bilang ke Olip atau gak Joshua aja! Orang biasanya gue ngutang ke mereka berdua," Ocha melirik tidak suka ke sosok hantu laki-laki tersebut.

Lagi dan lagi hantu laki-laki itu tidak berhasil membujuk manusia untuk mengakhiri hidupnya, sudahlah ia pundung. Besok giliran si manusia ular saja, ia tidak mau lagi. Kemarin ia palah diberikan lambaian oleh Salsa, dikira ia ini sedang apa? Pokoknya ia mau resign dari job ini.

"Loh itu bukannya Nathan sama Irene, mereka berdua kenapa dah?" Ocha ingin menguping namun dirinya telat, mereka berdua sudah membubarkan diri. Yah, gagal aksi mengupingnya.

Sesampainya di tempat makan Ocha melirik kearah Nathan dan Irene, sebenarnya ia masih penasaran dengan hubungan kedua manusia itu.

"Cha, lo kenapa diem terus dah?" Ocha tersentak kala mendengar suara Yas, gadis itu langsung menggeleng dan mengambil thai tea didekatnya.

"Punyaku...," Tata memandang thai tea nya yang ditenggak habis oleh Ocha, padahal gadis itu sudah memesan jus strawberry.

Mereka terlalu lama disana hingga waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, namun mereka semua masih enggan pergi meninggalkan area makan.

"Sayang dingin tau!" Azriel yang mendengar Salsa mengeluh dingin langsung memeluk gadis itu dengan erat.

"Pacar terus lo berdua, awas yang ketiganya setan!" Sindir Aksa, Azriel menjulurkan lidahnya mengejek Aksa yang jomblo.

"Iya tuh, pacaran terus. Kayak Olip sama Joshua," sindiran itu dilanjutkan oleh Eka yang menatap jengah Salsa dan Azriel yang asik berpelukan, membagikan kehangatan.

"Makanya cari pacar, noh cewek banyak!"

"Gak Olip gak lo sama aja, dah yuk pergi!" Aksa nampak menyeret Eka yang belum siap berdiri membuat gadis itu terjungkal.

"ANJING YA LU!" Maki Eka, Aksa tertawa puas melihat Eka yang terjatuh.

Azriel yang melihat itu bibirnya bergetar menahan tawa, ia kasihan dengan Eka yang harus terjatuh mengenaskan hingga membuat kemeja putihnya berubah menjadi coklat.

We're Friends Forever Where stories live. Discover now