Basketball

36 5 20
                                    

Setelah suasana kembali kondusif pertandingan bola basket pun dilanjutkan, walaupun kini Rafa harus menahan emosi karena kakinya yang terus diglendoti sang adik, sang adik sendiri sudah seperti tuyul yang tidak mau lepas dari tuannya.

"Lo bisa balik ke kelas lo gak sih?" Sinis Rafa, sang adik menggeleng, tangan kirinya dengan erat memeluk kaki kanan Rafa sedangkan tangan kanannya digunakan untuk memegang susu kotak rasa matcha.

"Nanti gue beliin susu matcha satu kerdus deh, tapi lo minggir dulu," Bujuk Rafa, namun hal itu nampak sia-sia. Lagipula adiknya itu bisa meminta lebih banyak kepada sang mama dan papa.

"Gak mau, gue masih bisa minta ke mama sama papa, bahkan kemarin dikirimin lima kerdus buat stok di kos-kosan!" Mendengar itu Rafa hanya dapat menghela nafas, memang susah, apa dia harus membujuk adiknya dengan album kpop? Sepertinya tidak akan mempan lagi, adiknya itu sangat manja kepada sang mama, apalagi sang papa.

Sedangkan teman-teman dari adik Raffael berada dibangku penonton, menonton pertandingan dengan serius, tidak untuk Mina dan Rahma yang berteriak-teriak seperti ODGJ atau orang dalam gangguan jiwa.

"Itu tuyul ngapain glendotan dikaki bang Raffael ya?" Tanya Lady, Ocha dan Irene yang tadi asik mencibir tingkah Mina dan Rahma langsung menoleh kearah yang ditunjukkan oleh Lady.

Sembari tertawa terbahak-bahak karena melihat kondisi muka temannya tersebut yang sangat serius menonton pertandingan bola basket, Irene pun berkata, "Biar bisa deket nonton sama ayang, lagian sama abangnya sendiri wkwkwk, btw dia beneran kayak monyet," Seketika Lady ingat bahwa gadis kecil itu merupakan adik dari crushnya yang tidak peka, atau tidak cinta? Ah, itu sangat menyakitkan.

"Gak papa Dy, si Juleha friendzone, si Wati gak di notice crushnya, lo gak sendiri kok," Bukannya membuat Lady tenang, perkataan Vivi justru membuat Lady tambah uring-uringan.

"AYOOOO SAYANG SEMANGAT!" Pekik Olip, lagi-lagi para jomblo hanya bisa meringis prihatin kepada dirinya sendiri tentunya, apalagi Joshua yang sangat romantis kepada Olip, mereka mau kekasih seperti Joshua! Kalau tidak minimal seperti Jaehyun NCT.

"Enak yah jadi Olip, lihat deh Joshua selalu senyum waktu disemangati, lah tuh dua curut kayak babi. Disemangati bukannya notice palah jual mahal cwih," Kesal Rahma, Mina yang melihatnya hanya bisa mengangguk tanda bahwa ia setuju dengan apa yang dikatakan oleh Rahma barusan.

"Jadi mereka curut apa babi?" Celetuk Tata, perempuan itu dari tadi berdiam diri, lebih tepatnya ia tengah mengagumi sosok Galinarael, atau Arel.

"Dua-duanya!" Balas mereka berdua.

•••

"Anjing, lihat lain kali gue bakal balas kekalahan gue!" Kata Hema, Marlon yang mendengarnya hanya bisa terkekeh sinis.

"Kalau belum bisa setidaknya jangan besar kepala," Celetuk Sagara, sendari tadi laki-laki itu diam dan fokus pada permainan, Sagara merupakan tipe orang yang sekali berbicara kepada lawan bicaranya akan menyakiti hati lawan bicaranya, intinya dia merupakan orang yang sarkas.

"Lo cuma jadi pengganti bang Candra buat seminggu kedepan, bukan berarti lo bisa besar kepala Hema. Diatas langit itu masih ada langit," Sinis Aksa, Hema yang mendengar tentu tidak terima, kuku tangannya sudah nampak memutih karena menahan gejolak amarah.

Candra merupakan pelatih untuk anggota club basket sekolah ini namun, pria itu izin untuk menemani sang istri yang baru saja melahirkan anak pertama mereka, dengan hal itu ia meminta Hema untuk mengawasi club basket, walaupun ketua basket bukanlah dirinya.

"Bubar-bubar, jangan ribut kayak gini, kalau udah tau kalah setidaknya intropeksi diri, kurang dimana sampai kalah bukan palah adu bacot, kalian semua udah gede kan? Malu sama titit bro!" Hal itu membuat mereka semua shock, apalagi Raffael yang dari tadi menahan kebas dikakinya akibat diglendoti.

We're Friends Forever Where stories live. Discover now