Bab 30 : Titipan Caca

4K 182 1
                                    

30

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

30. Titipan Caca

Upacara penutupan adalah kegiatan terakhir dari perkemahan, seluruh peserta membentuk barisan sesuai kelompok awal mereka. Karena barisan depan di isi oleh anggota yang tinggi, alhasil Caca kebagian barisan belakang. Caca menengok kanan kiri, mencari seseorang yang tidak nampak batang hidungnya sejak tadi. Bibirnya mengerucut kala dia tidak menemukan laki-laki itu.

"Seharusnya kan dia yang jadi pemimpin upacara penutupan, kok nggak ada sih?" Batinnya.

Melihat ada yang bergerak resah, Hana yang berkeliling di bagian belakang barisan itu menghampiri Caca. Gadis itu mencolek Caca.

"Kamu sakit?"

"Ya? Oh enggak, saya nggak sakit."

"Terus kenapa resah?"

"Anu.."

Hana tersenyum setelah paham, "Oh cari Zafran ya?"

"Hah? eh, nggak kok."

"Subuh tadi dia dapet panggilan dari kantor pusat."

"Oh.." balas Caca yang sedikit kecewa.

"Katanya nggak nyariin, tapi kok pas tau malah lesuh gini. Jadi yang bener nyariin atau nggak?"

"Eh, enggak kok."

Hana terkekeh, "Kalau ada yang mau dititipin, bisa titip ke saya aja. Saya amanah kok."

"Ya?"

***

Laki-laki berseragam loreng berjalan keluar dari gedung kantor militer, beberapa rombongan tentara muda yang tengah berlari didampingi pelatihnya memberi hormat padanya.

Lettu Zafran Raden Gunata baru saja menghadap Jenderal untuk beberapa alasan. Membuat dirinya berkendara di pagi buta dan mengalihkan tugasnya sebagai pemimpin upacara penutupan kemah.

Kini dia duduk di dalam mobil, melirik ponselnya yang begitu ramai oleh pesan dari Hana. Gadis itu tak berhenti mengejeknya yang tidak bisa mengikuti upacara penutupan.

Dia menghela napas, matanya kini tertuju pada dashboard mobil. Dia membukanya, mengeluarkan sebuah buku harian dan secarik foto.

"I miss you so bad, Ras."

Zafran menyandarkan kepalanya ke belakang, menutup matanya yang hampir saja melepas landaskan cairan bening. Tidak, dia tidak akan lengah. Tak ada air mata, itu janjinya pada perempuan yang ingin sekali dia peluk lagi.

Ditengah usaha Zafran menahan sendunya, ponselnya bergetar. Menampakkan pesan dari Hana. Kali ini Zafran membukanya sebab pesan ini bukan berupa teks saja, ada satu foto yang gadis itu selipkan diantara bubble pesannya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Three Little WordsWhere stories live. Discover now