Bab 29 : Hana dan El

4K 176 2
                                    


HALLO!

MIANHAE, SEBULAN LEBIH GAK UPDATE...

Nyicil dulu ya tsay... authornya lagi sibuk ngurus Aldebaran New Version di Fizzo soale, hehe

JANGAN LUPA VOTE NYA YA SAYANG!!!

JANGAN LUPA VOTE NYA YA SAYANG!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

29. Hana dan El

Langkah El terhenti saat retinanya tidak menemukan sosok Hana lagi. Dia menghela napas dengan kecewa, menyayangkan momen yang seharusnya bisa dia jadikan sebagai klarifikasi atas kejadian tadi.

Dia hendak berbalik, namun dirinya dikejutkan oleh Hana yang tiba-tiba menariknya ke celah antara dua tembok. Kini dirinya benar-benar mengurung Hana di antara kedua lengannya. Gadis itu menatapnya dan menyuruhnya untuk diam. Dia lalu mengintip dari balik tembok itu memastikan sesuatu hal.

"Ah, mereka sudah pergi."

"Mereka siapa?"

Alih-alih menjawab Hana malah tersenyum miring. Dia menyadarkan tubuhnya ke tembok lalu menatap El dengan intens.

"Kenapa? apa kamu jadi penasaran sama aku?"

El berdecih, "Kamu bertanya tentang rasa penasaran aku? Kayaknya kamu lupa siapa yang kabur dari aku."

Hana terdiam, menatap kesal pada El.

"Kenapa kamu kabur waktu itu?"

"Kamu nggak akan paham."

"Ya karena aku nggak paham makanya aku bertanya."

"Ck, udahlah nggak usah di bahas. Lagian udah lama juga."

"Segampang itu, Na?"

Hana menghela napasnya. "Hm, udah terlalu lama buat klarifikasi. Lagi pula kamu dan aku pasti udah punya kehidupan yang bar-,"

"Nggak, Na."

"Hah?"

"Aku nggak pernah berpikir buat kehidupan baru setelah kamu kabur. Kamu tau sendiri aku orangnya kayak apa,"

Hana tersenyum sumir. "Hm, aku tahu. El si paling keras kepala dan banyak mau."

"Ya, aku orang yang keras kepala dan banyak mau. Saking banyak maunya aku nggak pernah mau cari yang lain selain kamu, Na."

"Kita bukan anak SMA lagi, El. Kamu pasti tau mana yang baik dan mana yang nggak baik buat kita."

"Oke aku paham. Yang baik buat kamu itu adalah menghilang bertahun-tahun terus muncul seakan nggak terjadi apa-apa. Dan ironisnya malah anggap hubungan kita saat ini adalah mantan?"

"Emang begitu baiknya."

"Na, aku tau kamu pergi karena kamu nggak pernah yakin kalau aku bisa pertahankan kamu disisi aku. Aku tau kamu selalu anggap aku pecundang yang nggak pernah berani buat yakinin Ayah kamu."

Three Little WordsWhere stories live. Discover now