03. Daghfal Biang Kerok

Start from the beginning
                                    

Akhirnya ABCDE pun kembali diam dan fokus pada ponselnya masing-masing. Sedangkan Argan dan Liana kini tengah memilih sekolah yang akan ditempati ABCDE nantinya.

"Gimana kalau pisah-pisah sekolahnya? Tapi tetap di sekolah yang berdekatan dengan sekolah lain. Gimana?" Saran Argan kepada sang istri yang tengah menyandarkan kepalanya di dada bidang miliknya.

"Aku bolehin aja, cuman masalah gak nanti? Maksud aku Ashlan, Bakhtiyar, Cleine, Daghfal, sama Eleonora mau gak di pisah sekolahnya? Kan kamu tau sendiri dari awal mereka selalu 1 sekolah." Ucap Liana.

"Iya juga ya. Kalau begitu nanti aku tanyain ke mereka nya langsung."

Keheningan pun kembali menyapa. Argan dan Liana melihat kelima anaknya yang menonton ponsel, tapi ponsel mereka malah berada di samping mereka. Sedangkan ABCDE malah terlihat menundukkan kepalanya.

"Mereka tidur?" Tanya Argan dan Liana mengangguk. Argan dan Liana tidak bisa melihat ABCDE tidur apa tidak itu karena kelima anaknya menggunakan hoodie dan tentu sampai kepala pun hampir tertutup hoodie. Tapi mereka yakin kelima anaknya itu tertidur.

Mereka tersenyum tulus menatap kelima anaknya yang sudah beranjak remaja. Sangat cepat sekali pikir mereka. Seingat mereka belum lama ini mereka menggendong kelima anaknya, tapi sekarang ABCDE sudah tidak bisa digendong lagi, ah kecuali Eleonora.

Diantara kelima anaknya, hanya Eleonora yang memiliki tubuh yang lebih kecil dari keempat saudaranya. Tapi jika di luaran banyak perempuan yang akan merasa iri dengan body goals milik Eleonora.

"Aku penasaran dengan respon semua ponakan kita pas tau mereka punya saudara twins lagi selain triplets." Ucap Liana membayangkan wajah semua orang yang terkejut.

"Jangankan semua ponakan, aku ingin melihat reaksi semua orang sayang." Ucap Argan membuat Liana mengangguk.

Tak butuh waktu lama mereka akhirnya sampai di kediaman Aldrich. Para bodyguard yang berjaga langsung membukakan gerbang dan memberi hormat ketika tau Argan dan Liana yang datang.

"Princess, bangun yuk." Ucap Argan sambil mengunyel-unyel pelan pipi milik Eleonora. Tak lupa sesekali menggigitnya.

Kenapa hanya Eleonora yang Argan bangunkan? Karena hanya Eleonora yang paling susah di bangunkan, bisa dibilang Eleonora jika tidur sudah seperti orang mati.

Sedangkan Ashlan, Bakhtiyar, Cleine, dan Daghfal sangat gampang untuk di bangunkan. Buktinya sekarang mereka berempat sudah bangun dan tengah mencuci wajah mereka terlebih dahulu.

"Dek, bangunn." Bisik Cleine tepat di telinga Eleonora.

Eleonora sedikit geli, tapi ia tetap melanjutkan tidurnya.

"EL, UJANG MAU DI JADIIN KURBAN!" Teriak Daghfal.

Sontak mata Eleonora terbuka lebar. Dengan cepat ia bangkit dan berlari keluar mobil, tak memperdulikan kepalanya yang sedikit pusing.

"Mana ujang nya kak?" Tanya Eleonora panik karena tak menemukan ujang.

Eleonora berlari mengitari mobil, bahkan ia sampai masuk ke kolong mobil untuk memeriksa setiap sudutnya. Matanya sudah berkaca-kaca.

"Ihh mana? Papah, Ujang nya kemana? Papah kenapa kurbanin Ujang? Aturan si Rosso aja ih." Ucap Eleonora masih belum sadar. Sedangkan keempat saudaranya sudah terkekeh.

"Huaaaa mamah Ujang aku ilangggg." Eleonora langsung memeluk Liana sambil menangis kencang. Bahkan di dalam rumah semua yang tengah berkumpul jadi keluar rumah karena mendengar tangisan Eleonora.

"Huaaaa papah jahat...mamah harus cari papah baru...papah Argan jahat...El gak suka papah Argan udah kurbanin Ujang nya El...ayooo mah kita cari papah baruuuu..." Tangis Eleonora yang sekarang malah membuat Argan melotot tak terima.

ABCDE Life (OG)Where stories live. Discover now