12 - TAMU TAK TERDUGA

Start from the beginning
                                    

Benar saja, Juna tertawa kecil melihat tingkah Hana. Hana sangat yakin, Juna pasti menganggapnya gadis paling bodoh di dunia ini!

Hana menghela napas panjang, berusaha menenangkan dirinya sejenak. Jujur, Hana sangat gugup saat ini, bahkan untuk menatap Juna saja Hana tak sanggup.

"Gue nggak sengaja ketemu Ibu lo di dalam bus," ucap Juna mulai menjelaskan.

Hana mau tak mau kembali menatap Juna, takut dikira tidak sopan jika Hana terus menunduk. Meskipun bayarannya Hana harus menahan kegugupan dan jantungnya yang berdebar-debar seperti sebuah gong!

"Te... terus kenapa bisa sampai di sini, Kak?" tanya Hana memberanikan dirinya dengan susah payah.

"Gue bantu bawain barang-barang Ibu lo. Kebetulan rumah gue di perumahan sebelah."

"Perumahan permata?"

"Iya."

Hana tertegun, baru tau akan hal ini. Hana mengira rumah Juna berada di daerah Jakarta selatan. Hana menduga Juna pasti pindah rumah.

"Makasih Kak sudah bantu Ibu," ucap Hana sembari tersenyum canggung.

Juna membalas dengan anggukan kecil dan keheningan terjadi kembali diantara keduanya. Jujur, Hana masih tak percaya dengan yang di alaminya saat ini.

Dari banyaknya kemungkinan dia bisa bertemu dengan Juna, Hana tidak pernah membayangkan Juna akan datang ke rumahnya bahkan sang Ibu sendiri yang membawanya. Sungguh kejadian yang luar biasa.

Hana mencuri-curi pandang ke Juna, cowok itu tengah mengamati isi warung dengan tatapan tenangnya. Tanpa sadar senyum di bibir Hana mengembang, paras tampan Juna yang menenangkan selalu berhasil membuat Hana kagum setiap detiknya.

Hana tiba-tiba teringat sesuatu.

"Kak Juna," panggil Hana lirih. Padahal hanya menyebut nama saja berhasil membuat keringat dingin di tubuh Hana bercucuran. Terdengar berlebihan, namun ini adalah kenyataan yang terjadi pada Hana.

Juna langsung menoleh ke arah Hana.

"Iya?"

"Makasih Kak."

Juna mengerutkan kening, tidak mengerti.

"Untuk?"

"Himpunan."

Ah! Juna seketika mengerti. Ia mengangguk kecil.

"Lo pantas buat keterima."

Jika tidak ingat ada Juna di hadapannya saat ini, pasti Hana akan berteriak histeris bahkan loncat-loncat seperti orang gila. Untuk pertama kalinya, Hana mendengar Juna memujinya. Sangat mendebarkan

"Sekali lagi makasih Kak."

Juna tak membalas, tatapan Juna seketika berubah serius ke arah Hana.

"Gue boleh tanya sesuatu nggak?"

Senyum di wajah Hana seketika menghilang, tubuhnya kembali menegang.

"Ta... Tanya apa Kak?" balas Hana cemas.

"Kenapa lo terus kabur tiap ketemu gue?"

Mampus! Hana langsung menahan napasnya dan menutup mulutnya rapat-rapat. Hana tak bisa menmjawab, bukan tidak bisa, Hanya saja tidak mungkin Hana menjawab jujur bukan?

HI AWANWhere stories live. Discover now