Bab 30

4.2K 267 58
                                    

Cuaca hari ini mendung, seakan tau bahwa salah satu penghuni bumi sedang bersedih atas kematian seseorang yang sangat dia sayangi, ini sudah 3 hari berlalu sejak kejadian itu. Tapi perempuan yang tak lain adalah Becky belum mengunjungi tempat peristirahatan terakhir kekasihnya.

"Bec, makan dulu"

Nita masuk tanpa mengetuk pintu, dia meletakan piring makanan di meja dekat ranjang.

'Yang kemarin juga ga dimakan sama sekali'
Batin Nita khawatir, Nita tau bagaimana hancurnya Becky dan itu membuat hatinya sakit. Rasa iri kemarin sudah berubah menjadi simpati dan cinta kepada adiknya itu.

Nita menghampiri Becky, menyentuh pundaknya "hei, kamu belum makan dari 3 hari yang lalu. Makan yukk, nanti sakit loh"

Becky menggeleng, wajahnya pucat , penampilannya berantakan. Tidak seperti Becky biasanya.

Nita kehabisan akal untuk membujuk Becky, semua teman teman mereka pun sudah datang berkunjung tapi tidak ada satupun yang Becky dengar dari mereka. Bahkan Becky cenderung tidak ingin menemui mereka semua.

Nita memandang langit mendung lalu berdiri disamping Becky.

"Aku tau, kamu pasti sedih atas kepergian Freen. Tapi, Freen terus mengawasi kamu dari atas sana, apa kamu ga takut dia marah? Nanti dia ga muncul dimimpi kamu loh kalo kamu marah."

Becky berbalik menatap Nita.
"Kalo aku makan, aku bisa liat Freen lagi?"

Mata Nita berkaca kaca memandang wajah Becky yang sangat terlihat sedih , bahkan matanya sangat memancarkan kesedihan yang mendalam. Kembali Nita mengangguk.
"Iya, kamu bisa melihat Freen dimimpi kamu kalo dia berkunjung, jadi ayo kita makan dulu yaa, terus dandan yang cantik. Biar Freen makin suka"

Seulas senyum akhirnya tercipta di bibir Becky , dia meninggalkan Nita sendiri dibalkon rumahnya lalu mengambil makanan yang sudah Nita siapkan.

Sesuap demi sesuap nasi masuk ke dalam mulut Becky, Nita memperhatikan Becky yang mulai mau makan meski terkesan lama. Dia bersyukur bisa membujuk adiknya itu.

Kepergian Freen memang membuat luka yang sangat dalam untuk Becky, Nita tau bahwa setiap malam Becky akan menangis dan memanggil lirih nama Freen. Ketika mendengar itu Nita tidak berani masuk. Dia hanya menanti suara itu hilang baru dia bisa tidur.

'Semoga kamu menemukan seseorang yang bisa buat kamu senyum lagi yaa... Adikku'

3 bulan kemudian

Seorang wanita berjalan dengan pelan diarea pemakaman, ini baru pertama kalinya dia melihat secara langsung batu nisan yang bertulisan nama orang yang sangat dicintainya.

Hembusan angin menerbangkan beberapa hela rambutnya, ia berjongkok lalu menaburkan bunga yang sudah sengaja dia beli, dibersihkannya beberapa tumbuhan liar yang tumbuh disekitar makam.

Keheningan terjadi, gadis itu yang tak lain adalah Becky memaksakan untuk tersenyum sambil mengusap batu nisannya perlahan.

"Udah 3 bulan, tapi rasanya seperti berpuluh puluh tahun yaa Freen... Bahkan rasa sakitnya masih saja dapat aku rasakan dengan jelas, seluruh kejadiannya masih sangat segar diingatan." Becky kembali terdiam.

"Kalo aku kangen, aku harus apa? Freen?" Becky menghapus air matanya "padahal aku dah janji ga akan nangis kalo ke sini, tapi ko air matanya keluar sendiri. Salahin air matanya yaa, kenapa ga nurut ke aku"

Becky menaburkan bunganya lagi "aku hancur saat kamu pergi, boleh ya aku cerita semuanya? Selama 3 bulan ini ngapain aja. Kamu jangan bosen dengerinnya yaa.

Sehari setelah kamu pergi, aku ga mau makan sama sekali, aku ga pergi ke kampus, aku ga pergi ke kafe, aku cuma diem dikamar sambil nangis terus liat foto kamu. Kamu jahat sii ga main ke mimpi aku. Apa kamu ga kangen ke aku?

Dear B  (End)Where stories live. Discover now