Bab 18

2.2K 214 11
                                    

Hari sudah menjelang malam, seorang wanita masih sibuk dengan tumpukan uang didepannya, kepalanya pusing tapi pikirannya hanya tertuju pada satu orang yang bahkan dia tidak tahu apakah orang itu memikirkan dirinya juga atau tidak.

Hari ini mereka -Becky dan Freen- tidak ada ditempat kerja, Irin mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kafe beruntung tadi siang sampai sore kafe sangat penuh, jika tidak mungkin ia akan terus memikirkan Freen yang tak kunjung datang.

Cring..

Suara pintu kafe terbuka menandakan ada pelanggan yang masuk, Irin melihat sekilas ke arah pintu dan sosok bosnya itu muncul, Nita. Padahal, diluar sedang hujan lebat kenapa dia repot repot ke sini?

Karena merasa bukan urusannya Irin hanya tersenyum lalu mengangguk kecil ketika pandangan mereka beradu. Tak lama Nita pergi ke ruangannya.

Cring

Seseorang masuk kembali , Suci yang baru keluar dari dapur segera menghampiri pelanggan itu. Ketika Irin tengah sibuk dengan pekerjaannya seseorang berdiri didepannya lama.

"Hei"

Irin mengangkat kepalanya ia tersenyum tipis ketika menyadari Noe orang yang beberapa minggu sekarang mengisi hari harinya.
.
.
.

"Tumben kesini"
Tanya Irin sambil menyimpan minuman untuk Noe.
Noe tersenyum lalu menjawab "iya kangen soalnya"

Irin tersenyum kembali, sudah sangat biasa mendengar kata kata manis yang keluar dari mulut Noe untuknya. Irin melihat Noe lama.

"Kenapa? Ada yang mau ditanyain?" Tanya Noe begitu menyadari Irin menatapnya sangat lama bahkan tanpa berkedip.

"Ada.. Aku penasaran dengan masa lalu Freen kamu bilang kemarin kan?"

Noe tersenyum ini pertama kalinya Irin bilang aku-kamu.
'Apa ini sinyal bahwa diriku mulai diterima olehnya?' Batin Noe senang.

"Jadi? Mau ngasih tau ga?" Tanya Irin lagi.

Noe tersenyum tipis lalu menyilangkan tangannya diatas meja. "Apa keuntungan yang aku dapat jika memberitahumu?"

Irin terdiam , ia tahu tidak akan semudah itu mendapatkan apa yang ia mau.
"Aku akan menjadi pacarmu"

Noe tersenyum dengan lebar "deal!"

Kini ia menatap serius ke arah Irin "beneran mau denger masalalunya Freen? Ini akan sangat mengerikan"

Irin menelan ludahnya dengan susah payah, dia mengangguk setuju. Noe menyandarkan punggungnya ke belakang lalu meneguk minuman didepannya.

"Baiklah kita mulai dari yang ringan.
Freen dulu adalah seseorang yang sangat brutal, kekerasan sudah menjadi bagian dari hidupnya, dia dibekali ilmu boxing oleh ayahnya. Singkat cerita ayahnya yang memang seorang pengusaha kaya mempunyai seorang musuh yang selalu mencoba menjatuhkan dirinya."

Irin menyimak semua perkataan Noe tanpa memotongnya, rasa penasaran kini menguasai dirinya.

"Dan ayahnya menyuruh Freen untuk menculik lalu menghajar siapa saja yang menjadi saingan bisnis ayahnya, lalu apa yang paling mencengangkan dari cerita masa lalu Freen? Benar. Freen melakukan itu dengan senang hati, tidak ada sedikitpun bantahan. Dia melakukan semua apa yang ayahnya katakan tanpa membantah atau menolak. Bayangkan sebusuk apa hatinya. Dan kamu tau? Dia tidak akan segan segan untuk menghabisi korbannya. Aku dengar dia sudah membunuh seorang wanita tak bersalah. Dan.."

"Cukup" Potong Irin kemudian.

Ia bangkit dari kursinya meninggalkan Noe sendirian.

'Ga akan mungkin kan Freen kaya gitu?' Batin Irin.

Dear B  (End)Where stories live. Discover now