Bab 8

2.5K 255 3
                                    

Mereka akhirnya sampai di festival hari ini,

"Rame banget ya!" Ucap Irin begitu melihat 'lautan' manusia didepannya.

"Kayanya karena weekend deh makanya rame banget. Yok masuk kita udah sampai disini"

Freen , Becky , Irin mengikuti langkah Nita untuk masuk ke dalam Freen menggenggam tangannya sendiri dengan erat. Entahlah dirinya sedikit panik jika harus berada diantara orang orang ini.

Becky yang berada disamping Freen mengetahui perubahan sifatnya, dia tidak seperti ini biasanya dan Becky dengan jelas melihatnya.

Entah dorongan dari mana Becky mengenggam tangan Freen erat seolah mencoba untuk menangkan apapun yang berada dipikiran Freen.

Freen menatap tangannya lalu melihat ke arah Becky perasaannya menghangat rasa takutnya sedikit terangkat entah kemana hilang begitu saja. Padahal seharusnya dialah yang melindungi Becky dan yang lainnya. Freen merasa ketiganya adalah tanggung jawabnya.

Kini mereka sudah berada ditengah tengah kerumunan orang urutannya adalah Nita , Freen, Irin , kemudian Becky.

Mata keempatnya bersinar begitu melihat dengan jelas permainan permainan yang berada didepan mereka. Nita menarik tangan Irin menjauh sangat cepat.

Irin melihat ke arah Freen dengan bingung tapi tetap mengikuti langkah Nita. Freen dan Becky yang melihat itu saling memandang seperti bertanya 'ada apa?'

Lalu sesuatu yang tidak diinginkan terjadi malam itu.

Seluruh tempat menjadi gelap para pengunjung menjadi panik dan tidak terkendali. Teriakan , tangisan anak kecil memenuhi telinga Freen membuat memori yang seharusnya Freen lupakan malah teringat kembali.

Saat itu Becky yang memang berada di belakang Freen segera mengenggam tangannya erat dia akui dia juga panik mengingat banyak sekali orang disini apalagi mereka juga sudah berada ditengah tengah kerumunan.

Becky mengeluarkan ponselnya dan menuntun Freen ke sisi walau sesekali harus bertubrukan dengan orang yang sama sama panik. Begitu Becky melihat pagar -pembatas permainan dengan pengunjung- dia segara mengenggam itu dan menarik Freen semakin dekat dengannya.

Tangan Freen dingin kakinya lemah bahkan hanya untuk menopang berat badannya sendiri. Dia terduduk disamping Becky yang masih memegang tangannya.

Walau samar samar Becky tau bahwa Freen sedang terduduk dibawah, maka dari itu dia segera berjongkok meraih tubuh Freen lalu memeluknya erat berharap pelukan ini bisa meringankan apa yang menganggu Freen.
Walau Becky tidak tahu pasti apa yang terjadi pada Freen.

ENtah sudah berapa lama lampu lampu di festival malam ini mati, Becky hanya mendengar beberapa teriakan petugas yang panik teriakan pengunjung yg mulai mereda karena orang yang mereka sayangi berada disamping mereka.

Kemudian dia teringat bahwa Nita dan Irin tidak berada disekitar mereka. Becky mencoba melepaskan pelukannya dari Freen tapi siapa sangka Freen malah semakin mempererat pelukannya pada Becky seolah berkata untuk tidak pergi kemana-mana.

"Freen, kita kehilangan Irin dan mbak Nita aku mau nelpon mereka dulu yaa." Ucap Becky sangat lembut. Freen mengangguk lalu melepaskan pelukannya pada Becky.

Becky masih mengenggam erat tangan Freen agar dia juga bisa menenangkannya.

"Ko ga diangkat si" Ucap Becky terus menerus menelpon kakanya itu, panik mulai menyerang Becky mengingat sedari tadi begitu banyak orang orang berlarian kesana kemari. Sampai tidak sadar dia melepaskan tangan Freen begitu saja dan pergi menjauh.

Merasakan tangannya tidak lagi menggenggam tangan Becky , Freen melihat kesekeliling berharap menemukan seseorang yang dia kenal.

Tapi nihil, tidak ada siapa siapa didepannya.

Dear B  (End)Where stories live. Discover now