BAB 5: Sthepan Blanc

28 7 8
                                    

BAB V: Sthepan Blanc

"Sthepan Blanc".

"Sthepan Blanc".

"STHEPAN BLANC".

Lengan Calandra serasa ditarik sedikit kasar hingga tubuh kecilnya lunglai. Calandra menghempas lenganya yang digenggam kuat oleh lengan kekar lain yang tanpa permisi menyentuhnya. "Merindukanku nona?" Calandra terdiam begitu menatap siapa yang ada di hadapannya saat ini.

Calandra memiringkan kepalanya memastikan sosok yang ada di hadapannya. "Kau benar-benar datang, apa kau semacam memiliki sihir atau,, ah kau, kau pasti sejenis iblis mungkinkah kau ini arwah yang-" ucapan Calandra terhenti saat matanya menangkap sosok Hanniel yang mendekat. Calandra melirik pria di hadapannya lalu berbisik pelan "Maafkan aku" Stephan tidak mengerti dan memiringkan kepalanya.

Dalam hitungan detik Calandra langsung memeluk Sthepan "Sudah kukatakan berbahaya datang ketempat ini, meski kau sangat mencintaiku hal ini tetaplah tidak dibenarkan" Sthepan balas memeluk Calandra lalu berbisik pelan. "Baiklah jika kau memaksa aku akan tidur bersamamu sayang" Calandra berdesir pelan mendengar ucapan Sthepan.

Hanniel melihat dari kejauhan, lengan nya mengepal kuat melihat punggung pria lancang yang seenaknya menyentuh Calandra di hadapannya. "Yah, aku juga mencintaimu. Jadi berhenti membisikan kata-kata cinta" Sthepan benar-benar ingin tertawa saat ini.

"Ayo tidur bersama, aku sudah tidak tahan" Calandra benar-benar ingin mendorong kepala pria ini ke tungku api agar bisa sedikit memiliki pikiran jernih.

"Dengar nona, sebenarnya aku tidak begitu tertarik padamu. Apalagi dadamu tidak sebesar para gadis yang pernah kutiduri" Calandra langsung melepas pelukannya—mundur satu langkah lalu melihat dibalik punggung Sthepan yang nyatanya sudah tidak ada Hanniel disana.

Calandra melihat Sthepan sinis lalu berbalik hendak pergi sebelum Sthepan membuatnya mengurungkan niatnya tersebut. "Jadi kau ingin tidur denganku atau ingin segera memasuki Newland? Kuberi saran semakin cepat akan semakin baik jadi tidur denganku terlebih dahulu malam ini dan kita pergi besok hem?".

Calandra berbalik menatap Sthepan "Aku tidak tertarik pada Newland apalagi pada dirimu yang bahkan tidak tampan sama sekali" Sthepan mendekat mendengar perkataan Calandra.

Pria itu menarik dagu Calandra sedikit kasar. "Kalau begitu kau tidak bisa memanggilku seenakmu seperti tadi" Calandra menepis tangan yang menahan dagunya "Kenapa, apa kau akan mati bila menggunakan sihirmu?" Sthepan tertawa mendengar ucapan Calandra.

"Sihir? Apa kau dibesarkan di dunia dongeng?" Calandra tidak mengerti ucapan Sthepan, bukankah Newland memang memiliki sihir, dan bukankah itu berarti orang-orang dari sana juga memiliki banyak sihir terlebih lagi pria di hadannya ini muncul hanya dengan dipanggil namanya, jadi bukankah itu juga salah satu sihirnya.

"Apa kau pikir sihir itu benar-benar ada? kalaupun ada kau pikir seorang kurir sepertiku akan memilikinya? tolong bangun dari mimpimu nona Mathewson. Sesuatu yang sakral seperti itu tidak akan ada pada dunia kotor ini" Calandra semakin dibuat bingung dengan perkataan Sthepan.

"Jadi maksudmu sihir itu tidak pernah ada atau ada? Bicaramu benar-benar tidak becus" Sthepan tertawa mendengar pertanyaan Calandra. "Menurutmu? Jika penasaran maka ikut saja denganku dan buktikan sendiri" Calandra terdiam sejenak. "Kau hanya ingin membingungkanku. Tunggu dulu, kau muncul hanya dengan panggilan dariku" Sthepan semakin tertawa mendengar ucapan Calandra.

"Kalau begitu maaf menghancurkan fantasimu, tidak ada kebetulan ataupun sihir di pertemuan kita. Mengapa? karena aku mengikutimu sudah cukup lama. Bahkan pertemuan pertama kita dibukit itu bukanlah kebetulan ataupun sihir jadi sadarlah" ucapan Sthepan jelas membuat Calandra mengepal kuat lengan nya menahan kekesalan.

The Newland: Kisah Tanah SihirHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin