Marah (2)

102 6 9
                                    

🏹🏹🏹

Orang itu masih mencoba melangkah mendekati Jane, Jane pun mundur hingga tak menyadari jika punggungnya sudah terantuk tembok 'mampus' batinnya.

Ia tersenyum psycho, seperti melihat pemburu bertemu mangsanya. Rasanya Jane ingin berteriak, namun mulutnya seperti terkunci.

Ia mendekatkan wajahnya pada telinga Jane kemudian berbisik "Sekali lo kabur, gue seret seluruh anggota keluarga lo dan

...dorrr" tangannya bergerak membentuk pistol dan ia arahkan ke pelipis Jane, isakan dari mulut Jane lolos begitu saja membuat Jane tanpa sadar membekap mulutnya

Orang tersebut melihat Jane ketakutan malah tersenyum tipis lalu setelah itu mimik wajahnya berubah sendu "kok lo sedih sih? mau gue bantu ngelap air mata lo gak?" orang itu mengelus lembut surai hitam milik gadis didepannya

Jane menggeleng cepat, ia mencoba menghindar saat salah satu tangan orang itu mencengkram dagunya kuat, dan dapat Jane lihat tangan lainnya bergerak ke belakang mengambil sebuah benda kecil yang membuat Jane melotot tak percaya "Lep-pas! a-apa sih yang kamu m-mau dari aku?" akhirnya teriakan Jane menghentikkan pergerakan dari orang dihadapannya

"Gue? mau ngelap air mata lo biar gak keluar" ujarnya dengan tampang polos yang sayangnya membuat Jane semakin merinding

Ia menggerakkan benda tajam tersebut kearah pipi Jane hingga suara dering ponsel mengurungkan niatnya. Orang tersebut menoleh ke sumber suara dengan wajah datar. Suara itu berasal dari ponsel Jane yang tergeletak di meja tv. Jane berniat meraih benda itu untuk meminta bantuan, namun sepertinya gerakannya terbaca sehingga dengan cepat orang itu berjalan kearah meja tv lalu mengambil ponsel Jane dan membantingnya, dengan tampang lugu ia berucap "yahh pecah deh"

Ia menunduk lalu kemudian mendongak menatap Jane dengan raut datar, Jane masih menatap nanar ponselnya yang sudah tak berbentuk. Orang tersebut berjalan mendekati Jane, saat sampai dihadapan Jane ia berniat menggores pipi Jane menggunakan belati kesayangannya itu, belum sempat terjadi karena dengan tiba-tiba Jane menampar pipi orang itu hingga tertoleh kesamping "Mau kamu apa ha? keren kamu nakutin orang kaya gini? kamu malah terlihat menyedihkan tau gak?!"

"Apa belum cukup kamu nyakitin aku waktu itu? APA SALAH AKU KE KAMU SAMPE KAMU TERUS GANGGU AKU DA--"

"DIAMM!!!" rahangnya mengetat, matanya memerah menatap Jane dengan nyalang, tangannya menjambak rambut Jane hingga Jane mendongak. Lagi dan lagi Jane harus merasakan kesakitan seperti ini.

Belatinya terulur menggores bibir Jane sepanjang 8 senti , membuat sang empu meringis sakit "Lo tau? lo udah bikin singa di diri gue bangun" ucapnya tertahan dan semakin mengeratkan jambakannya

"Akhhh sakit aku mohon j-jangan nyakitin aku lagi please"

"Apa yang gue dapet setelah lepasin lo?" kepalanya ia miringkan lalu menatap Jane tanpa ekspresi

"A-apa aja asal jangan sakitin aku dan keluargaku"

Orang itu melepas jambakannya pada rambut Jane dengan kasar, kemudian dengan tampang seolah tengah berpikir ia pun berkata "Oke deal! gue bakal lepasin lo, asal tubuh lo buat gue" bisiknya diakhir kalimat, membuat Jane mengepalkan kedua tangannya erat. Bukan ini yang Jane inginkan.

Tiba-tiba penglihatan Jane memburam, ia sempat melirik kearah bahunya ternyata orang itu menyuntikkan cairan kedalam tubuh Jane. Ia lemas bahkan matanya pun memberat, disela-sela kesadarannya dapat Jane lihat orang itu tersenyum simpul. Ntah apa itu artinya Jane tidak paham.

🏹🏹🏹

| Tandai typo

| Jangan lupa Vote & Comment ya😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who is He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang