pertengkaran di pagi hari

55 3 3
                                    

🌹

Di dalam kamar kedua pasutri itu saling mendiamkan satu sama lain. Lain hal nya dengan Edric yang sangat disibukkan dengan kerjaan kantor yang menumpuk karena dalam beberapa hari yang lalu ia sama sekali tak memiliki waktu dan disibukkan urusannya dengan Haura.

"Ed! Sudahi dulu kegiatanmu itu. Kau mandilah! Sekarang sudah jam berapa hah! Aku juga harus pergi ke sekolah." Ucap Haura kesal saat ia masih melihat Edric yang belum siap sama sekali padahal waktu sudah menunjukkan hampir siang hari.

"Iya! Sebentar lagi."

"Dari tadi ngomongnya sebentar-sebentar tapi kau ngak bergerak sedikitpun dari tempat dudukmu." Serkas Haura kesal dan melemparkan handuk tepat mengenai wajah pria itu.

"Cepat mandilah! Atau aku akan melakukan hal yang sama sekali tak akan pernah kau duga Ed. Jangan membuat mood ku semakin buruk." Ucap Haura membuat Edric memutar bola matanya malas.

"Jangan terlalu banyak mengatur ku sayang! Memangnya apa yang dapat kau perbuat heh!?." Tanya Edric dengan mengangkat sebelah alisnya.

Pria itu tersenyum mengejek dan melangkahkan kakinya mendekati istri kecilnya itu.

Haura berdecak pinggang dan langsung memasuki kamar mandi dan menutup pintunya cukup keras.

"Gadis aneh." Guman Edric saat Haura malah meninggalkan nya dan ia pun memilih melanjutkan pekerjaannya.

Tanpa Edric duga karena terlalu fokus pada gawainya Haura datang dengan seember keleng berisikan air. Dan...

"Rasain."

Byurrr

Tanpa segan Haura pun menyiramkan kaleng berisi air itu pada Edric hingga membuat laki-laki itu basah kuyup.

"Hauraaa." Desis Edric kesal dan tatapan tajam pria itu rasanya dapat menusuk relung hati orang didepannya. Tapi lain hal dengan Haura yang balik menatapnya garang dan berdecak pinggang.

"Apa! Kau tadi mengatakan tak ingin diatur kan? Sekarang lihat apa yang bisa aku lakukan Ed. Seharusnya kau tak harus menikah jika kau tak ingin di atur oleh ku. Sekarang cepatlah mandi dan bersiap karena aku bisa terlambat pergi ke sekolah karenamu!!!." Teriak kesal Haura hingga membuat wajahnya memerah padam.

"Kau." Tunjuk Edric tepat pada wajah istrinya itu. Ia dengan kesal mengangkat semua kertas dan laptopnya yang sudah basah kuyup itu dan menyerahkannya pada Haura.

"Ganti semua ini." Lanjutnya dan langsung melenggang pergi ke kamar mandi.

"Idih ogah banget!." Ucap Haura dan membuang laptop dan kertas-kertas itu ke atas ranjang.

"Lebih baik gue pergi dulu deh! Gak papa lah sekali-kali berangkat jam segini." Gumamnya sambil menyambar tasnya untuk pergi ke sekolah walau jam masih menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit.

"SUAMIKU AKU PERGI DULU YA! SARAPAN SUDAH AKU SIAPKAN DI ATAS NAKAS! BAY SUAMI." teriak Haura dan setelah itu langsung ngibrit lari keluar menuju halaman rumah.

Edric yang mendengarnya pun hanya bisa menghela nafas dan langsung menguyur tubuhnya yang penuh dengan sabun di bawah shower.

Setelah selesai Edric langsung keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk Sepinggang. Langkahnya langsung menuju nakas dimana terdapat nampan berisi sarapan berupa roti panggang dan secangkir kopi hitam.

Edric tersenyum miring dan meraih cangkir kopi itu dan menyeruputnya.
"Saya pasti akan memberi kamu
pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan sayang."

"Dasar gadis kurang ajar." Kekeh Edric dengan melahap roti itu dan dapat ia rasakan rasanya lumayan dan cocok dengan lidahnya.

"Dia menghancurkan kerja keras ku." Edric menatap miris lebaran kertas yang ia kerjakan semalam untuk meeting siang nanti dengan kliennya hancur tak tersisa. Bahkan laptopnya harus mati total dan butuh waktu untuk memperbaikinya.

Cinta Bos MafiaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu