Menikahlah denganku...

59 5 0
                                    

🌹➿🌹

"Makanlah." Ucap Roy dengan memberikan sepiring nasi dan telur omelet sebagai pendampingnya.

"Terimakasih."

"Hanya itu yang bisa ku buat untuk makan hari ini." Balas Roy dengan memasukkan sesuap nasi ke mulutnya.

Haura mengangguk dan segera memakannya dalam diam. Ia terus berpikir bagaimana caranya agar bisa terlepas dari cengkeraman mafia itu. Ia yakin pria itu saat ini sedang mencari keberadaan nya.

Roy menyelesaikan makannya dengan cepat dan segera membawa piringnya ke pantry untuk dicuci. Ia kembali dengan secangkir teh hangat dan memberikannya pada Haura.

"Para mafia itu pasti saat ini sedang mengejar mu."

"Iya aku tau kak! Besok aku akan pergi ke US untuk menyusul bunda ku." Balas Haura dengan menatap Roy yang berada disampingnya.

"Aku akan mendampingi mu." Ucap Roy mendapat gelengan kepala dari Haura.

"Tidak perlu! Itu dapat membahayakan mu. Jika paman Agel mengetahuinya pasti dia akan melenyapkan ku." Balas Haura mendapatkan gelak tawa dari Roy.

"Hei aku ini seorang lelaki jantan! Mana bisa aku membiarkan adikku menghadapi masalahnya seorang diri." Ucap Roy membuat Haura tersenyum tipis dan mengangguk.

"Terimakasih! Telur omelet mu sangat enak." Balas Haura. Ia berdiri dan berjalan menuju pantry untuk membersihkan piringnya.

"Tentu saja! Dan karena hal itu sampai sekarang aku masih menjomblo dan belum menemukan wanita yang masak nya lebih enak dariku."

"Ra! Kau bisa menggunakan kamarku untuk membersihkan diri. Aku sudah membelikan pakaian untukmu." Lanjut Roy sambil memberikan paper bag berisikan pakaian perempuan.

Pipi Haura memerah malu, "ini--."

"Kau tenang saja bukan aku yang membelinya tapi cerry teman perempuan ku yang membelikannya." Ucap Roy sambil terkekeh saat menatap wajah Haura yang seperti tomat rebus.

"Ohh begitu ya." Jawab Haura dan segera melangkahkan kakinya memasuki kamar satu-satunya di rumah itu.

.
.

"Saya tau gadis itu pasti akan kembali ke sini!." Ucap Edric tersenyum smirk memandang seorang wanita tua dan muda di hadapannya dalam kondisi kaki dan tangan yang terikat.

"Lepaskan kami." Ucap wanita muda dengan terus memberontak melepaskan ikatan tali yang sangat kuat ditangannya. Ia menatap sendu wanita paruh baya yang sudah tak sadarkan diri di sebelahnya.

"Tidak! Sebelum kau mengatakan dimana Haura ku berada."

Yana wanita muda itu mengerang kesakitan dan menatap nyalang pria, "berapa kalia aku harus mengatakan bahwa nona Haura belum kembali ke rumah selama satu bulan ini." Teriak nya membuat wajah dan matanya memerah karena amarah.

Bugh

Satu tendangan melayang pada kepala Yana membuat kepala wanita itu terbentur lantai dengan kuatnya dan darah langsung mengalir dengan derasnya.

"Dengar! Saya tidak akan segan-segan untuk melukai seseorang yang berani berteriak didepanku! Walaupun kau seorang wanita."

"Cepat katakan dimana gadisku!." Bentak Edric membuat yana memejamkan matanya.

"Pria iblis."

Kepalanya berdenyut nyeri dan menatap sayu pria, bukan-bukan dia bukan manusia dia iblis gila. Ia tersenyum miring dan berusaha untuk bangkit.

"Hey kau pikir aku takut padamu! Tuanku akan membalas kan apa yang sudah kau lakukan padaku. Dan aku sudah mengatakan berulangkali bahwa tuan Kenzie dan nona Haura belum kembali kesini sejak satu bulan yang lalu." Terang Yana dengan terbata-bata.

Cinta Bos MafiaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon