Seranjang

68 6 0
                                    

🌹➿ 🌹

"Tidak bisa! Mulai sekarang kamu akan tinggal disini."

"Hah! Apa maksudmu om?." Tanya Haura dengan mengerjakan matanya polos.

Edric bergerak gelisah menatap wajah Haura yang terlihat sangat menggemaskan menurutnya. Ia berdehem untuk menghilangkan rasa canggung yang tiba-tiba menyerang dirinya.

"Kamu akan tinggal disini mulai sekarang!." Ulang Edric menatap Haura datar.

"Lah kenapa om! Aku tidak mau! Keluarganya ku pasti saat ini sedang mencari ku. Apalagi aku tak bisa menghubungi mereka." Protes Haura.

"Saya tidak menerima penolakan!."

"OM! JANGAN MENGADA-NGADA DEH. AKU KAN BILANG AKU GAK MAU! LAGIAN OM SIAPA MEMERINTAH DIRIKU HAH!!!." Bentak Haura membuat mimik wajah Edric mengeras.

Langkahnya cepat menghampiri gadis yang sedang terbaring lemah di atas kasur itu. Ia menyejajarkan dirinya setara dengan posisi Haura sehingga wajah mereka saling berhadapan. Mata elang Edric menatap tajam mata coklat madu itu.

"Saya tak suka dengan orang pembangkang seperti kamu!." Desis Edric tajam.

Haura memejamkan matanya tubuhnya seakan terintimidasi dengan mata bak elang itu. Deru nafas hangat Edric menerpa wajah cantiknya membuat Haura merinding.

"Dan aku tak suka diperintah! Apalagi oleh orang asing seperti mu!." Balas Haura sambil mengalihkan pandangannya dari tatapan Edric.

"Mulai sekarang kau harus jadi gadis penurut!." Desis Edric membuat dahi Haura menekuk berkali-kali lipat. Perkataan pria didepannya sangatlah tak masuk akal. Apalagi dengan emosinya yang kadang-kadang menurun dan dengan cepat meningkat pesat.

"Sebenarnya apa mau mu?." Tanya Haura menatap lekat mata hitam kelam itu.

"Kau tak perlu tau apa mauku."

"KAU!." Tunjuk Haura tepat pada wajah Edric membuat pria itu mendengus dan menurunkan jari telunjuk Haura dengan pelan.

"Jangan menunjuk seperti itu pada saya! Jika tidak saya akan mematahkan jarimu."

"Jangan konyol."

Edric menghembuskan nafasnya kasar dan berdiri tegak. "Istirahat lah! Saya akan meminta maid untuk membawakan kamu makanan." Ucap Edric sambil berlalu keluar dari kamarnya.

"Pria itu aneh sekali." Guman Haura sambil menatap punggung Edric yang semakin menghilang dari pandangannya.

.
.

"Kenapa dengan ku!." Batin Edric sambil menyentuh dada kirinya yang terasa nyeri.

Edric memejamkan matanya dan membiarkan angin malam menerpa tubuh nya yang hanya mengenakan kaos hitam polos dan celana pendek.

"Dadaku nyeri sekali! Sepertinya besok aku akan meminta Ronald memeriksanya." Guman Edric sambil meremas dada kirinya.

Mata Edric menatap taman bunga mawar merah miliknya. Sesekali matanya terpejam dan menarik nafas menikmati segarnya udara malam. Pandangan Edric teralihkan pada Danu yang berjalan ke arahnya dengan kondisi pincang.

"Tuan." Panggil Danu membuat Edric menatap datar kaki pria itu.

"Kau tau kesalahan mu?." Pertanyaan Edric membuat Danu menggeleng Tak tau.

"Mulai saat ini jaga gadis itu." Lanjut Edric membuat mata Danu membulat syok.

"Aku tak suka dengan pertanyaan yang akan kau ajukan! Turuti saja perintah ku dan jangan banyak bertanya." Ucap Edric segera memotong ucapan Danu yang ingin mengatakan sesuatu.

Cinta Bos MafiaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon