Pertemuan pertama

62 5 0
                                    

🌹

Pandangan Edric terarah pada seorang gadis remaja yang turun dari motor sport nya. Gadis itu berjalan dengan tergesa-gesa kearahnya dan mengguncang tubuhnya.

"hei om! Kau kenapa! He kau berdarah!." Ucap gadis itu yang masih didengar oleh Indra pendengarnya.

Kesadaran Edric yang mulai menghilang karena kehilangan banyak darah membuat gadis itu kebingungan sendiri.

"Om tunggu sebentar disini ya!." Ucap gadis itu sambil meninggalkan Edric yang masih berusaha mengembalikan kesadarannya.

"om minum dulu." Gadis itu kembali dengan membawa sebotol air dan segera membantu meminum kannya pada pria didepannya.

"Terimakasih." Guman Edric yang masih bisa didengar oleh gadis itu.

"Om kau tertembak! Ayo aku akan membawamu ke rumah sakit." Ucap gadis itu mendapatkan gelengan keras Edric.

"Lalu aku harus apa?." Tanyanya pada diri sendiri.

Edric yang mendengarkannya terkekeh. "Siapa namamu?."

"Apa."

"Namamu?." Tanya ulang Edric.

"Haura."

"Bawa aku ke rumahmu saja! Aku tidak tau daerah sini!." Ucap Edric membuat Haura menyerngitkan dahinya.

"Tidak! Kita ke rumah sakit saja." Balas Haura. Mana mungkin ia membawa pria kerumahnya apalagi dalam keadaan terluka. Kenzie pasti akan sangat marah besar padanya apalagi hari ini dia sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal.

"Hei aku ini pria bersenjata mana mungkin aku ke rumah sakit." Ucap santai Edric yang membuat Haura terkejut. Ia berusaha untuk mencernanya seorang pria dengan luka-luka ditubuhnya dan luka tembak membuktikan bahwa dia mungkin seorang buronan polisi. Pikirnya

"Kau seorang kriminal?." Tanya Haura mendapatkan anggukan lemah dari pria itu.

"Kita sama dong haha."

"Maaf om tapi aku tak bisa membawamu ke rumah ku! Aku juga seorang pendatang disini! Tapi aku tau tempat yang cocok untuk kita!. Ayo, aku akan membawamu kesana." Ucap Haura dengan berusaha membopong pria itu yang dapat ia rasakan tubuhnya sangat dingin.

"Kau tak takut padaku?." Tanya Edric sambil memandang wajah ayu gadis didepannya yang ia ketahui namanya Haura.

"Untuk apa aku takut pada orang yang sama dengan ku." Balas Haura membuat Edric tersenyum sinis dan mengangguk paham.

"Om masih kuat untuk naik sendiri kan?." Tanya Haura memastikan.
Tubuh pria itu sangatlah lemah dapat ia lihat dengan kondisinya yang terbilang tidak baik-baik saja.

"Hmm."

Haura mengenakan helm nya dan menaiki motornya. Ia menatap pria itu yang berusaha menaiki motornya dengan sedikit kesulitan.

"Baju om basah." Ucap Haura membuat Edric sedikit tak nyaman. Jika ia tak butuh bantuan sudah dipastikan gadis itu sudah ia lempar ke laut.

"Om tolong bawain paper bag milikku." Ucap Haura sambil menyerahkan paper bag pada Edric membuat pria itu menerimanya dengan kasar.

"Ini orang kayaknya bakalan nguji kesabaran gue deh ih." Batin Haura sambil menatap pantulan bayangan Edric di cermin.

"Udah natapnya? Sekarang jalan disini dingin." Tegur Edric membuat Haura terkekeh dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Tanpa sadar Tangan Edric memeluk Haura dari belakang membuat gadis itu kaget luar biasa.

"OM! GAK USAH PELUK-PELUK JUGA KALI! GUA TURUNIN OM DISINI! LEPASIN GAK!." Teriak Haura sambil bergerak gelisah.

Cinta Bos MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang