21 - Lagi?

1.5K 158 8
                                    

"Semoga Keno cepet ketemu pasangan yang bener-bener dia cinta. Pasangan yang baik buat dia."

Masih mengembangkan senyumannya, Rafael lanjut berjalan ke kamar tidurnya.
.
.
.
.
Keesokan harinya,
Pukul 20.10

Di ruang tengah rumah keluarga Karana, terlihat Rafael duduk di sofa sendirian.

Raut wajah kesalnya tercetak jelas, ditambah ibu jari kanannya yang tak henti-henti memencet berbagai nomor pada remote TV nya.

Arya yang kebetulan melewati ruang tengah lantas memperhatikan gelagat putranya yang aneh itu.

"Kenapa mukanya ditekuk gitu, Rafa? Mana isi manyun-manyun juga." tanya sang kepala keluarga yang sudah duduk di sofa sebelah Rafael.

Rafael menggeleng dan langsung memasang wajah santainya, "Engga kok Pah, siapa yang manyun-manyun? Gak ada..."

Arya tertawa melihat putranya yang mencoba untuk mengelak itu.

"Oiya. Tadi Papa liat kamu pulang sekolah bareng kak Reyhan. Kok tumben gak bareng kak Gavin, nak?"

Rafael kembali menekuk wajahnya lalu menatap kedua mata sang papa.

"Kenapa papa nanya gitu? Kak Reyhan kan kakak kandung Rafa, emang gak boleh Rafa balik bareng dia?"

Arya terlihat menahan tawanya, "Bukan gitu maksudnya, nak. Kan papa cuma nanya aja. Toh biasanya juga kak Gavin sering singgah ke sini."

Rafael menghela nafasnya kasar, lalu kembali membawa pandangannya ke arah TV di depannya.

"Kak Gavin lagi ada urusan." ucap Rafael acuh.

Arya tak hentinya tersenyum melihat tingkah putra keduanya itu.

"Papa maunya ngobrol bentar bareng kamu, tapi kayaknya kamu lagi gak mood ini... Kita ngobrol besok aja."

"Hm." Rafael hanya berdeham acuh menanggapi ucapan sang papa, masih menatap lurus ke arah TV.

"Padahal Papa mau ngomongin soal Gavin sama Keno."

Seketika kedua mata Rafael melirik ke arah papanya, "Ekhem... Y-Ya bilang aja Pa. Ini Rafa dengerin kok."

"Jadi, dari kemarin papa udah ngobrol sama Keno soal pembatalan perjodohannya sama Gavin..." jeda Arya.

Fokus Rafael kini sepenuhnya pada Arya, tak lagi pada TV di depannya.

"...tadi pagi sebelum Keno berangkat sekolah, Papa ngobrol lagi. Dan jawaban dari Keno akhirnya bisa bikin Papa lega."

"Lega?" sela Rafael yang tak sabar.

"Keno udah setuju buat batalin perjodohan itu, nak." jawab Arya.

Hati Rafael serasa berdesir.

Ia turut merasa lega. Setelah beberapa hari dirinya berbicara dengan adiknya itu, akhirnya kini sang adik mengerti dengan keadaan.

Walaupun raut wajah Rafael tak berubah di depan Arya, namun kedua binar di mata Rafael tak bisa berbohong.

Arya yang melihat itu tak dapat menahan senyuman bahagianya.

Mate - BxB Where stories live. Discover now