Kanker Rektum

215 7 4
                                    

Setelah puas merudal paksa hyungnya, jaehyun menarik rambut taeyong lagi "Bangun kau" ucapnya

"jae sakit jae, ampun, apalagi yang ingin kau lakukan? kau kan sudah mendapatkan apa yang diinginkan" ujar taeyong sambil menangis

"Lihat aku! jika aku sekali lagi melihat mu melawan dan tidak mau mendengarkan aku! bukan hanya jidad mu yang ku buat berdarah, kau tau aku tidak suka penolakan, tapi kau malah membuatku emosi" ucap jaehyun dengan kasar

"Aku hanya mengatakan kejujuran jae, kau tidak perlu menjelaskan apapun, aku tidak marah" jawab taeyong sambil memegang tangan jaehyun yang menjambak rambut nya

"Obati lukamu itu agar tidak infeksi!" Ucap jaehyun melepaskan tangan nya. 

"Jae, kamu bilang kamu mencintaiku! kamu ingin hidup bersama ku. tapi apa yang kamu lakukan selama ini? kamu selalu mencoba untuk mendapatkan tubuh ku, setelah aku menyerahkan diri ku sendiri, kau malah semakin jadi dan hyper akan seks. bahkan kau menjadikan ku layaknya jalang dimalam hari yang harus membuka kaki secara lebar untuk kau setubuhi sampe nafsumu tersalurkan! ini yang kau sebut cinta jaehyun? segitu obsesi nya kau mendapatkan ku? bahkan sampe kau tega menyakiti ku, kemarin kau sering mencekik ku sekarang menjambakku,  bahkan membuat jidadku terbentur ditangga. ini cinta atau sebuah balas dendam jae? jika kau hanya ingin balas dendam akan penolakan yang selama ini aku lakukan, langsung saja bunuh aku! jangan siksa aku dan menjadikan ku jalang setiap malamnya" ucap taeyong sambil menangis dan kesal, jaehyun menoleh dan menatap tajam ke arahnya

Plakkk (jaehyun menampar keras taeyong)

Taeyong terjatuh ke ranjang karena tamparan itu, pipinya memerah bekas tangan jaehyun, tak lama ia menjambak rambut taeyong lagi

"Kau! berani sekali kau mengatakan itu semua dan menjelaskan tentang cinta, kau tidak mengerti apa itu cinta hyung! kalau dari dulu kau tidak munafik dan menolak terus menerus , kau akan tau rasanya dicintai , tapi kau memilih cara yang kasar" ucapnya lalu melepaskan tangan nya dari rambut taeyong

Jaehyun pun keluar dari apart taeyong sambil membawa amarah, sedangkan taeyong hanya bisa menangis dan merasakan semua perih yang ada ditubuh dan hatinya.

Ia bukan merasakan cinta , tapi ini bagaikan pembalasan dari jaehyun, sekarang ia menyesal telah menyerahkan dirinya begitu saja demi jaehyun berubah.

Taeyong merapihkan kembali bathrobe nya, untung saja kali ini perut nya tidak kram seperti biasa, ia pun duduk didepan meja riasnya sambil mengobati luka dijidad nya berserta pinggir bibirnya yang berdarah akibat tamparan jaehyun.

Pipinya masih terlihat begitu merah, ia meraba nya pelan dan meresapi bagaimana sakitnya ketika ditampar tadi

"kau tidak hanya melukai hati ku jae, kau juga melukai fisikku, aku tidak tau lagi bagaimana caranya membuatmu jera" ucapnya dengan netra bening matanya yang berbinar.

Jepang

Pagi yang sejuk menyinari kamar hotel dua pasangan yg masih terlelap, haechan terbangun karena perut laparnya

"Mark, aku lapar" ucapnya sambil mengoyak ngoyak badan mark agar bangun

"Bear, aku masih mengantuk, kau pesan saja lewat telepon hotel" ucap mark dengan mata yang masih terpejam.

"Aku tidak mau, aku ingin makan di restoran hotel , kau janji kita akan berenang pagi ini" sahut haechan dengan suara ngambek

"Tapi ini masih terlalu pagi, masih terlalu dingin chan" jawab mark dengan mata yang masih sayup

"Ahhh yasudah aku tidak mau jalan jalan bersama mu nanti" ancam haechan dengan kesal

Haechan turun dari kasur dan menuju ke balkon sambil meminum kopi dingin yang disediakan pihak hotel, mark yang mendengar haechan ngambek lalu membuka matanya

Obsesi & Norma Where stories live. Discover now