10. Tawuran

840 122 20
                                    

Lisa meletakkan ponselnya ke dalam tasnya setelah membaca pesan dari Jennie. Ia mengangkat bahunya acuh saat Jennie memberitahunya jika ia akan berangkat sepuluh menit lagi. Ini masih pukul dua siang dan Lisa tidak habis pikir mengapa Jennie segitu relanya menunggu Lisa hingga satu jam.

Lisa membuka kunci lokernya lalu mengambil sebuah kamera nikon D3400 yang sampai saat ini masih menjadi barang favoritnya. Ia sengaja tak pernah membawa kamera ini pulang karena takut Adrean merusaknya. Lisa selalu diam-diam menyisihkan uangnya untuk membeli kamera ini karena sejak dulu ia memang mencintai fotografi dan musik.

Dengan langkah santai, ia berjalan menuju ruang kesenian yang saat ini dijadikan tempat untuk eskul fotografi. Di depan kelas sudah ada pak Siwon selaku pembimbing dalam eskul ini.

"Siang pak!" sapa Lisa dengan senyum tipisnya.

"Siang Lisa," pak Siwon membalasnya dengan senyuman yang membuat lesung pipinya terlihat.

Tak perlu menunggu lama, kelas pun dimulai. Pak Siwon mulai menjelaskan materi dan mempraktikkannya menggunakan kamera di tangannya. Semua siswa yang jumlahnya tak lebih dari dua puluh orang itu memperhatikannya dengan saksama.

"Paham? Sekarang praktekkan!"

Mereka mengangguk paham dan mulai mempraktikkan apa yang diajarkan pak Siwon. Mereka membidik ke sembarang arah dengan fokus sesuai instruksi.

"Hasilmu selalu bagus Lisa," puji pak Siwon setelah melihat jepretan Lisa. Hanya jepretan sederhana yang mengarah ke sudut kelas namun sudah sesuai dengan kriteria yang pak Siwon inginkan.

Langkah kaki pak Siwon menjauh menuju siswa lain. Ia mengoreksi hasil jepretan siswanya satu per satu. Sesekali ia membenarkan fokus kamera siswanya dan menjelaskan ulang jika ada yang belum paham.

Di tengah kegiatan, mendadak ponsel pak Siwon berdering. Beliau meminta ijin untuk mengangkatnya di luar kelas.

"Anak-anak maaf, eskul hari ini kita sudahi dulu ya. Ada tawuran di jalan veteran yang melibatkan SMA kita. Bapak akan ke sana sekarang," pak Siwon berujar sambil mengemasi barang barangnya.

"Sumpah itu kayaknya anak kelas satu deh."

"Iya denger-denger geng si Tono bentrok sama geng SMA sebelah."

"Gila masih kelas satu udah bikin masalah."

"Saya permisi dulu ya anak-anak. Jangan lupa lewat jalan memutar supaya kalian tidak terluka."

"Iya pak."

Lisa langsung mengambil ponselnya saat pak Siwon sudah keluar dari kelas. Pikirannya mendadak tertuju pada Jennie. Ia takut Jennie melewati jalan itu, apalagi kalau sampai terjebak tawuran.

Tangannya dengan cepat mendial nomor Jennie. Jarinya mengetuk pelan meja guna menghalau kegusaran yang tengah melandanya. Ia mendial ulang nomor Jennie beberapa kali namun Jennie tak kunjung mengangkatnya.

"Astaga Jen! Angkat please." Lisa memohon di panggilan ke limanya namun nihil, Jennie tetap tidak mengangkat panggilannya.

"Oke Lisa tenang! Lo bisa tanya Rose. Bisa jadi Jennie masih di rumah Jisoo. Mereka kan sering semobil," batin Lisa berusaha berpikiran positif. Ia mulai mendial nomor Rose dan beruntungnya langsung diangkat.

"Rose!"

"Gausah teriak juga Li."

"Lo dimana?"

"Rumah. Emang kenapa?"

"Jisoo mana?"

"Ada tuh lagi siap-siap."

I Hate HospitalsOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz