17. Mulai Benci?

585 107 14
                                    

"Anjir! Lo apain mobil gue, Li?" tanya Kookie dengan keterkejutannya. Ia memperhatikan kaca mobilnya yang pecah dengan tatapan nanar.

Lisa yang sejak tadi diam, tetap diam. Ia malah menggeser tubuh Kookie lalu masuk ke dalam mobil dengan raut datarnya.

"Pelan-pelan Li. Ntar lo kena pecahan kacanya," tegur Kookie saat Lisa menutup pintu mobilnya dengan sedikit kencang. Ia menghela nafas sebentar lalu ikut memasuki mobilnya.

"Lo gak mau duduk di belakang aja? Gue takutnya pecahan kacanya kena lo."

Lisa melirik kaca sebelahnya. Ia mengambil hoodienya lalu dililitkannya ke tangannya. Dengan pelan dan hati-hati ia mengambil sisi-sisa pecahan kaca itu lalu membuangnya ke tempat sampah yang ada di dalam mobil Kookie.

Pikirannya kembali melayang pada kejadian dua jam yang lalu saat ia berseteru dengan Jennie di mobil ini.

"Apa luka Jennie parah?"

"Li."

Lisa seolah tak mendengar panggilan Kookie. Ia masih saja melamun memikirkan keadaan Jennie.

"Lisaa!" Kookie memanggil Lisa dengan sedikit keras sambil menepuk pundaknya.

Lisa mengerjapkan matanya lalu menoleh. Ia menepis pelan tangan Kookie yang ada di pundaknya.

"Ada pesan dari Jay." Kookie menyerahkan ponselnya pada Lisa. Ia mulai melajukan mobilnya.

Jay
00.10

Tolong sampein ke Cassie ya Kook. Kata nona Jennie pinnya 160196. Mulai besok Cassie juga dilarang masuk bar Thread lagi.

Lisa yang membaca pesan itu hanya bisa menghela nafas. Ia meletakkan ponsel Kookie di dashboard. Ternyata Jennie benar-benar akan menjauhinya.

"Lo ada loker gak?"

"Di kantor gue ada sih sebagai satpam. Tapi syaratnya harus cowok."

"Gue mau ngelamar."

"Lo cewek Li."

"Gak ada salahnya nyoba."

"Yaudah besok sepulang sekolah gue jemput."

"Gak perlu. Shareloc aja."

Kookie mengangguk saja. Ekor matanya melirik Lisa sekilas.

"Ada masalah apa lagi sampe nona Jennie mecat lo?" pertanyaan itu akhirnya terlontar juga. Ia tidak bisa menahan rasa penasarannya sejak melihat Lisa kembali ke bar dengan mood yang rusak.

"Gak ada."

"Cerita aja Li. Biar gak beban-beban banget."

"Jennie nuduh gue manfaatin dia."

"Terus jawaban lo apa?"

"Gue iyain."

Kookie berdecak pelan. "Lo maunya gimana sih Li? Pinginnya deket apa nggak sama nona Jennie? Sikap lo itu membingungkan. Kadang cuek kadang peduli."

"Kook, sebenernya ayah emang nyuruh gue buat manfaatin keluarga Jennie. Jadi anggep aja tuduhan Jennie bener."

Kookie memukul stirnya pelan. "Adrean lagi, Adrean lagi. Udah gue bilang stop jadi budak dia," ujarnya sedikit emosi.

"Udahlah gak usah dibahas. Jawaban gue juga tetep sama."

Kookie memutar bola matanya malas. Selalu saja seperti ini.

"Lo gak pernah kepikiran buat cari ayah kandung lo?"

Lisa terdiam sejenak mencerna pertanyaan Kookie. "Buat apa?"

I Hate HospitalsDove le storie prendono vita. Scoprilo ora