21. Pesan dari master Owen

12 1 0
                                    

HAPPY READING!

Sudah 2 tahun semenjak master Owen pergi, semenjak pertamuannya dengan Lee, Owen sama sekali tidak muncul membuat master Fu tampak kelelahan.

"Kamu tau mengapa master begitu lesu?" tanya Lee berbisik ke arah Mon sementara laki-laki yang ditanyai itu menggelengkan kepalanya.

"Bukannya memang wajahnya seperti itu?" tanya Mon dengan polos membuat Lee akhirnya hanya menghela napas tidak minat untuk bertanya ke temannya itu lagi.

Kamalia datang sembari membawa botol airnya, menatap mereka berdua sembari menaikkan alisnya satu. "Enggak latihan?" tanya Kamalia sembari mengambil guci air dan menuangkannya ke dalam botol miliknya.

Lee berdiri dan beranjak dari sana. "Ini mau latihan," ujarnya kemudian pergi dari sana. Sekarang Lee benar-benar patuh terhadap Kamalia. Semua perkataan Kamalia dia akan langsung kerjakan.

Dirinya tidak bisa untuk tidak melakukannya, takut perempuan itu mengamuk dan Lee di goreng di wajan besar yang dia miliki di gudang.

"Kamu?" tanya Kamalia lagi setelah Lee beranjak pergi. Mon yang merasa ditanya langsung memamerkan gigi putihnya.

Mon mendekati Kamalia lalu memeluk lengan kanan perempuan tersebut. "Kak, boleh enggak kalau hari ini enggak latihan?" tanyanya membuat Kamalia menaikkan alisnya lalu menggelengkan kepala.

Kamalia menatap tajam ke arah Mon. "Kita latihan bersama saja, kamu selalu saja malas-malasan." Kamalia menarik telinga Mon untuk mengikutinya. Laki-laki yang umurnya lebih muda itu mengaduh kesakitan.

Kamalia meletakkan botolnya di atas lantai di ruang latihan. "Ayo, aku akan menunggu." Kamalia duduk di atas tangga dan Mon turun ke bawah, mulai melakukan latihan dengan berat hati.

"Enggak usah pasang muka terpaksa." Kamalia menyindir membuat Mon mengubah raut wajahnya menjadi sumringah, memamerkan deretan giginya yang putih.

"Kak, kenapa kita enggak latihan aja sama-sama?" Mon mulai memprotes lagi, padahal dirinya belum memulai apapun.

Kamalia mengalah, dirinya ikut turun dan mendekati Mon. Perempuan itu mencari sesuatu yang bisa dia pakai untuk latihan bersama. Kamalia menemukannya, sebuah tongkat yang sudah dibagi dua olehnya dengan pahanya.

"Kalau kalah, kamu bersihin rumah." Kamalia memberikan separuh dari batang kayu itu ke Mon dan diterima oleh Mon dengan agak ketar-ketir.

"Kakak curang!" Min memprotes sementara Kamalia menaikkan alisnya.

"Udah yakin kalah? Cupu." Kamalia tidak jadi mengangkat tongkatnya kemudian membalikkan badannya meninggalkan Mon yang masih memegang tongkat di sana.

"Oke! Ayo, kita latihan." Mendengar ucapan Mon, Kamalia tersenyum.

***

Lee sendiri sedang latihan bersama tiga orang lainnya. Mereka membentuk dua kelompok dan saling melakukan penyerangan. Lee sudah semakin mahir dan kuat, kemungkinan bahkan kekuatannya sudah sebanding atau bahkan lebih kalau dibandingkan dengan Kamalia.

"Apa taruhannya?" tanya Kare dari arah lawan sembari melipat tangannya di dada.

"Traktir aku makan!" Lee sudah melontarkan idenya membuat tiga orang itu menatapnya dengan bosan.

Lee yang ditatap seperti itu memberikan deretan giginya, salah tingkah. "Kenapa?"

"Surat! Surat! Surat!" teriakan yang memekakkan telinga membuat mereka berempat tidak lagi melanjutkan pembahasannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 26, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kungfu Boy | End, belum revisiWhere stories live. Discover now