4. Latihan kedua

5 2 0
                                    

HAPPY READING!

"Tidak, para legendaris harus tinggal di sini. Tidak boleh sembarangan keluar masuk." Mon menggeleng. Posisi mereka adalah tiduran di atas kasur sembari menatap langit-langit kamar.

"Lalu, bagaimana dengan ayahku?" tanya Lee yang menggeser posisi tidurnya menjadi menghadap ke arah Mon yang tidak berubah posisinya dari posisi awalnya.

Mon tampak berpikir kemudian memberikan ide yang cukup membuat Lee bisa mempertimbangkannya. "Ayahmu bisa berkunjung ke sini."

Lee terdiam, kemudian menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Ayah sudah terlalu tua untuk ke sini. Bahkan tangga yang harus aku lalui dulu ada sekitar ribuan anak tangga, ayahku akan mati kalau begitu." Lee memprotes sementara Mon hanya diam.

"Coba diskusikan ke Mr. Fu. Dia yang bisa memberikan kamu izin untuk pergi." Mon akhirnya memberikan keputusan final, dirinya sudah tidak memiliki ide lagi.

"Oke." Lee menyibak selimutnya dan berdiri membuat Mon menatap Lee dengan tatapan bertanya-tanya.

"Ngapain?" tanya Mon sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Lee jadi bingung dengan pertanyaan Mon, "Meminta izin Mr. Fu," jawab Lee membuat legendaris monyet itu tidak jadi menguap karena jawaban dari anak baru tersebut.

"Besok pagi maksudnya, izinlah besok pagi. Sekarang kamu minta izin yang ada kamu akan dibunuh oleh Mr. Fu." Mon menggelengkan kepalanya tidak paham dengan isi pikiran Lee.

Sementara laki-laki itu tampak salah tingkah dan kembali masuk ke dalam selimut, tersenyum kikuk dan pamit untuk tidur ke salah satu idolanya tersebut.

"Selamat malam." Mon membalas pamit Lee kemudian dirinya ikut memejamkan mata. Besok pagi, sepertinya gilirannya untuk mengajari Lee karena Malik sedang ada latihan khusus.

***

Laki-laki dengan celana cokelat tersebut hanya menghela napas panjang ketika pintu ruang latihan terbuka. Ini artinya dia harus teraniaya kembali.

"Kita belum bisa latihan di sini, kamu harus belajar dasarnya dulu." Mon meminta laki-laki itu untuk mengikutinya ke sebuah tanah kosong yang ada di samping tempat tinggal mereka semua.

"Push-up." Mon sudah mulai mengarahkan sementara laki-laki berbadan sedikit gempal tersebut langsung menggelengkan kepala. Dia paling tidak bisa push-up.

"Dicoba." Mon duduk di salah satu kursi bersantai menunggu Lee untuk melakukan perintahnya.

Lee mulai melakukan posisi push-up yang membuat Mon menggarukkan kepalanya. Mon meletakkan minumannya ke meja yang ada di dekat sana dan mendekati Lee yang masih melakukan push-up abal-abalnya.

"Hei, kamu kayak ikan nyari air. Tau cara push-up?" Legendaris itu bertanya dan dijawab langsung dengan gelengan oleh Lee.

Mon hanya menepuk jidatnya, sudah pasrah dengan kebodohan ini. Walaupun akhirnya Mon melakukan gerakan push-up untuk Lee coba.

Setelah sekitar sepuluh kali dia melakukan push-up Mon berhenti dan meminta Lee melakukannya lagi. Lee mencobanya, membaringkan tubuhnya dan mulai melakukan gerak naik turun.

Mon melihatnya dan sesekali menendang lutut Lee yang malah menyentuh lantai. Hanya pelan, tidak menyebabkan memar ataupun bekas luka apapun.

Kungfu Boy | End, belum revisiWhere stories live. Discover now