20. Lee dan master Owen

11 2 0
                                    

HAPPY READING!

Percuma saja Lee berteriak memanggil nama master Fu di sana. Master Fu bahkan sudah tidak terlihat batang hidungnya. Lee akhirnya pasrah dan duduk di atas kapal, bahkan alat mendayung nya saja sudah tidak ada.

"Master Fu sudah mau membuangku, ya?" Lee bermonolog kemudian menggerutu dengan sebal.

Lee menikmati kondisi sekitar, selain genangan air pemandangannya juga menarik mata. Sebuah kelopak bunga sakura jatuh tepat di paha Lee.

Laki-laki itu memungutnya dan mencari sumber bunganya, namun nihil tidak ada sama sekali pohon bunga sakura tersebut.

"Apa ini bukan bunga sakura?" Lee bermonolog lagi, kini kapalnya sudah berhenti di tengah-tengah danau. Lee juga tidak bisa berbuat apapun. Alat dayung saja tidak ada.

Tiba-tiba rombongan kelompak bunga sakura menyerang Lee sampai cowok itu hampir masuk ke dalam air danau saking kagetnya.

"Hei anak muda!" Suara seseorang muncul dan bersamaan dengan itu ada alat dayung yang dipegang oleh seseorang di depan Lee.

Lee membersihkan badannya dari kelompak bunga sakura tersebut dan menatap ke depan. Melihat laki-laki yang sibuk mendayung kapalnya.

"Master Owen?" tanya Lee sembari memastikan kembali, dirinya mendekati master Owen dengan perlahan takut kalau dirinya bergerak terlalu banyak kapalnya akan terbalik dan mereka akan masuk ke dalam air.

Master Owen yang dipanggil malah terbahak. Lalu melihat ke arah Lee dengan memutar kepalanya empat puluh lima derajat.

"Iya, Nak Lee?" jawab sang master Owen mendayung dengan pelan tetapi kecepatan yang besar menggerakan kapal tersebut.

"Aku baru pertama kali bertemu denganmu, apa bisa minta tanda tangan?" Mata Lee berbinar, jiwa fansnya sudah merasukinya. Master Owen yang mendengarnya tertawa terbahak tidak menyangka akan mendapatkan pernyataan seperti itu dari seorang yang dia pilih.

"Boleh. Tapi, bagaimana kalau kita mengobrol santai terlebih dahulu?" tanya Owen sembari membalikkan badannya dan meletakan dayungnya kemudian duduk menatap Lee yang menatapnya berbinar.

"Apa kamu tidak penasaran akan sesuatu? Misalnya, mengapa tiba-tiba kamu dibawa oleh Master Fu ke dalam rumahnya?" tanya Owen membuat Lee langsung berpikir lama, dipikir-pikir memang dirinya tidak pernah peduli terhadap ini semua.

"Karena aku legendaris ke-enam?" tanya Lee dengan ragu, karena memang setau dia hanya itu yang diberi tahukan kepadanya. Tidak ada yang lain.

Owen terbahak kembali, "Benar. Lebih tepatnya, kamu akan menggantikan aku suatu saat nanti." ucapan Owen membuat Lee menaikkan alisnya bingung.

"Memang Master mau kemana?" tanya Lee tidak paham.

Owen tidak menjawab, dirinya malah melontarkan pertanyaan lagi ke Lee. "Bagaimana keadaanmu setelah latihan terus menerus? Apakah ada perubahan yang menyenangkan?" tanya Owen membuat Lee jadi tambah berpikir, dirinya menatap ke genangan air yang bergerak mengikuti gerakan kapalnya.

"Aku lebih berani, aku merasa lebih kuat dari sebelumnya walaupun ternyata aku belum sekuat itu," ujar Lee memberi tahukan perasaannya membuat Owen langsung menepuk pundak Lee memberi kekuatan.

"Kamu belum tahu sekuat apa kamu. Teruslah berusaha, kamu akan tahu bagaimana tubuhmu akan terus berkembang," ujar Owen membuat Lee menaikkan alisnya.

Lee menggelengkan kepalanya, "Aku akan terus latihan sampai Kamalia mengakui aku sebagai seorang legendaris," ujar Lee kemudian mengepalkan tangannya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

Owen yang mendengarnya tertawa pelan, "Kamu tidak butuh validasi itu, tapi kalau kamu memang ingin lakukanlah."

Lee mengangguk mengerti kemudian mereka mengobrol sedikit. Mereka tampak cocok melakukan berbagai pembahasan. Lee yang bercerita dirinya memiliki seorang ayah penjual mie dan mengajak Owen untuk datang ke sana karena ayahnya pasti menyukai Owen. 

Master Owen hanya tertawa menanggapinya, tidak ingin menjawab lebih jauh dan meng 'iya' kanya. 

Master Owen mengantarkan Lee sampai ke tepi danau. Meminta Lee untuk turun dan dituruti oleh laki-laki tersebut.

"Lakukan yang terbaik. Oh, iya bilang ke Fu aku akan pergi selama beberapa hari, minta dia untuk tidak mencariku," ujar Owen sembari melambaikan tangannya, tanpa di dayung, kapal itu sudah bergerak maju, meninggalkan daratan.

Lee membalasnya dengan lambaian tangan kemudian pergi dari sana dengan senyuman. Menyenangkan juga mempunyai teman bicara seperti Master Owen.

***

Lee kembali dan Mon langsung mendekati laki-laki itu dengan tatapan penasaran.

"Apa yang kau lakukan tadi? Apa master Fu memintamu untuk berjalan di atas api? Latihan kaki diatas es batu? Atau memakan paku?" tanya Mon dengan penasaran membuat Lee yang mendengarkan langsung menggelengkan kepalanya.

Mon kira dirinya debus atau bagaimana, sih?

"Bukannya kalau aku melakukan itu, aku mati?" tanya Lee dengan jengkel. Membayangkan master Fu menyuruhnya begitu, dia akan kabur saja daripada harus mati konyol.

Mon tertawa membuat Lee tanpa alasan juga tertawa. "Eh, tapi waktu itu bajuku cuma kebakar, kok. Akunya selamat." Mon tiba-tiba berbicara serius menghentikan tawa dari Lee yang tadi menggelegar.

"Gila, ya?" tanya Lee kemudian Mon tertawa kembali.

"Bercanda. Master Fu tidak pernah memintaku untuk seperti itu, aku waktu itu hanya mencoba sendiri." Mon menjawab lagi membuat Lee hanya menganggukkan kepalanya.

"Tidak luka?" tanya Lee dengan polosnya dan dijawab dengan gelengan oleh Mon.

"Hanya baju saja yang terbakar." Mon menaikkan alisnya dengan wajah sombong.

Mengerikan. Lee jadi takut sendiri.

***

Lanjut? Yes or No?

Kungfu Boy | End, belum revisiWhere stories live. Discover now