Quidditch

447 62 2
                                    

[Marauders era]

•~•

"Hati-hati Y/N. Aku tidak ingin Mum menghukumku nanti." Ucap Lucius dengan pasrah.

Kau tertawa terbahak dan merangkul kakakmu itu dengan sayang. "Take it easy, Brother. Aku akan baik-baik saja. Seorang Seeker memang harus siap menghadapi apapun walaupun harus menabrak Bludger sekalipun."

Lucius berdigik sebentar. "Tapi tetaplah untuk berhati-hati. Jangan lupa memperhatikan sekitar." Remaja lelaki itu menatap sahabat karibnya, Severus dengan tajam. "Anak ini memang keras kepala. Jadi perhatikan dia dengan baik."

"Brother!" Pekikmu keras dan memukul bahu Lucius membuatnya meringis. "Hahaha, dia memang protektif." Ucapmu pada Severus.

Severus memutar bola matanya malas dan melenggang pergi meninggalkanmu dan Lucius.

"Ck, dasar." Decak Lucius.

"Sudahlah." Kau mencium pipi Lucius dan tersenyum lebar. "Kau harus mendukungku!"

"Aku selalu mendukungmu. Careful!"

"I will!"

Pertandingan Quidditch musim kedua diadakan hari ini. Pertandingan hari ini adalah Slytherin vs Griffindor. Haha, dua rumah yang selalu bermusuhan tersebut kini akan membuktikan siapa yang terbaik di antara mereka.

Kau menatap pemandangan pertandingan dari atas dengan kagum.

"Sev!" Panggilmu pada Severus. Lelaki itu segera terbang mendekat di sebelahmu.

"Aku sudah tahu tempat Golden Stitch. Tugasmu adalah menjagaku dari Bludger." Ucapmu padanya.

"I know that, Malfoy. Mind your business, I'll mind mine." Balas Severus datar membuatmu berdecak kesal. Lelaki ini entah kenapa sangat dingin tak tersentuh padanya. Padahal jika ia bersama seorang siswa Griffindor, ia akan berubah hangat dan penuh perhatian.

Dan kau sangat cemburu dengan hal itu.

"Aku kan cuma bilang." Jawabmu cemberut dan terbang menjauhi Severus yang menatapmu biasa.

Pertandingan akhirnya dimulai. Tim Slytherin menguasai bola. Kau hanya dapat memperhatikan dari jauh teman-temanmu yang tengah berjuang sedangkan kau sendiri hanya diam di atas sapu.

Matamu terus menelisik sekitar mencari dimana Golden Stitch berada.

Sekelebat bayangan cepat melewatimu, kau dengan cepat menerbangkan sapumu meraih Golden Stitch yang baru saja melewatimu.

Kau mengejar Golden Stitch hingga Seeker Griffindor akhirnya melihatmu. James Potter, sang Seeker Griffindor tersebut segera terbang menuju ke arahmu sambil tersenyum meremehkan.

"Kau tak akan bisa mendapatkan Golden Stitch, Malfoy!"

"Dalam mimpimu, Potter!"

Mereka berdua saling dorong mendorong sambil mengejar Golden Stitch. Dengan sengaja, James menyikutmu membuat keseimbangan mu di sapu jadi terpecah.

James tertawa keras sambil terbang menjauhimu yang hampir saja jatuh dari sapu. Kau menggeram kesal dan segera dengan cepat menyusul James yang hampir mendapatkan Golden Stitch.

Kau melesat kearahnya membuat James terkejut dan menghindarimu.

Kau akhirnya mendapatkan Golden Stitch bertepatan dengan sebuah Bludger muncul dari bawah dan merusak sapu bagian depanmu.

Di bangku penonton, Lucius segera meninggalkan tempatnya dan pergi ke arah lapangan dengan perasaan khawatir. Kau menutup matamu bersiap akan menghantam tanah.

"Buka matamu."

Kau membuka matamu mengintip, terlihat kau sekarang berada di atas sapu milik Severus dan tengah mendarat di tanah. Kau langsung menghela nafas lega dan berterima kasih pada Severus.

Sesampainya di tanah, Lucius segera memelukmu dengan erat. Bisa kau rasakan bahwa pundaknya bergetar.

"Bodoh. Adik bodoh." Ucap Lucius. Tapi kau hanya tersenyum mengerti, ia khawatir.

"Maaf, tapi lihat, aku baik-baik saja." Ucapmu dan melepaskan pelukan Lucius.

"Lagipula," kau membuat tanganmu dan memperlihatkan Golden Stitch membuat penonton ricuh. Para pemain Slytherin segera mengangkatmu dan bersorak atas kemenangan Slytherin setelah hampir empat musim terkalahkan oleh Griffindor.

"The best seeker of the century! Step aside and give her a cheer!" Teriak para anggota tim Slytherin dengan lantang.

Slytherin akhirnya memenangkan pertandingan mereka denganmu sebagai bintang baru hari ini.

"Ngomong-ngomong," Severus menoleh menatap Lucius. "Terima kasih, sudah menyelamatkannya."

Severus kembali menatapmu yang tengah tertawa bahagia disana. Ia menampilkan senyum tipis dan pergi ke arah rombonganmu.

Mereka menurunkan mu tepat di hadapan Severus yang hanya menatapmu dalam diam. Kau memandangnya sejenak, merasa aneh dengan keheningan saat ini.

"Severus?" Panggilmu pelan.

Lelaki itu menarik pergelangan tanganmu agar kau mendekat. Kau masih dibuat heran dengan apa yang terjadi saat ini sekarang. Raut wajah Severus tidak berubah sama sekali, ia masih menatap datar.

Di belakang, Lucius hanya bisa tersenyum pasrah. Sepertinya temannya itu sudah terlalu banyak menunggu―tidak. Mereka berdua sudah terlalu lama menunggu satu sama lain.

"Ada apa?" Tanyamu pelan.

"Lihat mataku." Ucap Severus.

Kau menatap onyx hitamnya yang sangat gelap. Tak lama kau menyadari sesuatu, kau menatapnya dengan raut wajah tak percaya dan tanpa sadar sedikit berjalan mundur.

"Hei," panggilnya lembut. "Jangan menjauh lagi dariku."

Severus tersenyum membuatmu terpana sejenak. Kau hanya pernah sekali melihat senyuman itu, dan senyuman itu untuk gadis Griffindor yang selalu bersamanya. Tapi senyuman ini, sangat berbeda.

"Aku terlalu bodoh tidak menyadarinya." Ucapnya padamu sambil terkekeh kecil. "Baiklah, mau kau atau aku yang jujur?"

Paham dengan perkataan Severus, wajahmu serentak memerah. Lelaki itu dengan sabar menunggumu sambil perlahan mendekat.

"Y/N? I'm waiting for you."

"S-severus.."

"Hm?"

Kau berubah gugup melihat Severus yang kini sudah sangat dekat denganmu.

"Aku menyukaimu!"

Spontan kau berteriak saat merasakan napas Severus menerpa wajahmu. Tak lama semua orang bersorak senang membuat Severus ikut tersenyum.

"Aku juga menyukaimu."

Ia akhirnya menarik tubuhmu mendekat dan menciummu dengan lembut membuat teman-teman melotot kaget sambil berteriak ricuh. Para Profesor di bangku penonton hanya bisa tersenyum senang. Masa muda memang menyenangkan.

Severus melepaskan ciumannya sebentar dan tertawa melihat wajah blank mu yang sangat lucu. Tak lama, kau menarik pakaiannya hingga bibir kalian kembali bertabrakan. Severus terkejut tapi ia tetap membalas ciumanmu dengan lembut.

Kau melepaskan ciumanmu dan tersenyum cerah.

"Ok, cukup disitu."

Lucius menghadang Severus denganmu yang berada di belakangnya tubuhnya.

"Serius Lucius?" Tanya Severus datar.

"Hanya mengungkapkan perasaan, bukan berciuman." Katanya ketus dan memelukmu posesif.

"I'm her boyfriend."

"And I'm her brother."

Kau terkikik melihat kilatan permusuhan Lucius dan Severus yang berhubungan tentangmu. Serentak kau menyadari sesuatu, ini masih di lapangan Quidditch!

Oh shit.. kami berciuman dan di tonton orang banyak! Aaaaa ini memalukan! Hiks, bawa aku pergi dari sini.. batinmu menangis dengan wajah memerah. Bodo amat dengan kakak dan pacarnya. Dia harus menanggung malu sekarang.

END.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬Where stories live. Discover now