Kissing In The Moonlight

795 69 1
                                    

Kau terduduk diam menatap langit malam, Hermione yang berada di samping kasurmu menatapmu khawatir.

"Tidak apa ku tinggal sendirian?"

"Come on, Mione. Aku akan baik-baik saja disini." Jawabmu sambil tersenyum. "Katakan pada Oliver bahwa aku tidak bisa menemaninya."

Hermione mengangguk dan akhirnya pamit meninggalkanmu sendirian di kamarmu.

Hogwarts sedang membuat pesta dansa untuk menyambut kedua sekolah yang sedang berkunjung untuk mengikuti turnamen. Kau dan Oliver adalah pasangan, namun sayang, kau tiba-tiba saja jatuh sakit tepat beberapa jam sebelum acara dimulai. Setelah diperiksa oleh Madam Pomfrey, kau ternyata kelelahan dan jarang tidur ditambah suka melewatkan sarapan.

Samar-samar terdengar suara alunan musik klasik. Kau tersenyum kecil menatap bulan. "Aku sedikit sedih melewatkan kesempatan ini." Ucapmu. Cahaya bulan terang menyinari wajahmu yang tampak seperti Dewi Yunani tersebut.

"Bagaimana rasanya berdansa dengan orang yang kau cintai?"

"Want to try it?"

Kau berbalik. Terlihat seseorang yang berdiri di pintu kamarmu. Ia sepertinya menggunakan pakaian serba hitam membuatmu kesulitan melihat.

"Siapa.. disana?"

Seseorang tersebut mendekat dengan langkah berat, bunyi sepatunya menggema pada setiap langkah.

"Professor Snape?"

"Bukannya kita sudah membicarakan ini?"

Kau tersenyum kikuk dan kembali menatapnya. "Apa yang kau lakukan disini, Severus? Bukannya kau harusnya di aula?"

"Menjengukmu." Balas Severus dan duduk di samping kasurmu. "Kau tidak terlihat sama sekali di aula. Jadi aku membaca pikiran Granger dan mengetahui kalau kau sakit."

"Kau menggunakan legilimency pada Hermione? Kau tinggal tanyakan saja!"

"Dia pasti akan berbohong. Mungkin dia mengira bahwa aku akan menghukummu lagi dengan keras."

Severus tersenyum dan mengusap pipimu lembut. "Sepertinya hukumanku sedikit berat hingga membuatmu jatuh sakit."

"This is not your fault. Aku yang memang tidak mengikuti aturan dan keras kepala." Jawabmu terkekeh.

"Baguslah kau menyadarinya." Severus bangkit berdiri. "So, how about we see the moon?"

Kau tersenyum menatapnya. "Aku harus beristirahat. Madam Pomfrey mungkin akan datang datang memeriksaku."

"Jangan khawatir tentang itu." Severus tiba-tiba menyelipkan tangannya di antara kedua lututmu dan mengangkatnya ala bridal style. "Karena dia tidak akan tahu."

"Severus!"

"Pegangan."

...

Kau membuka mata dan kini langit malam menyambut kalian. Matamu berbinar melihat langit malam, sangat indah.

"Do you like it?"

"It's perfect, Severus."

Severus meletakkanmu pada kursi yang tersedia dan menyelimutimu dengan jas hitam ya tadi ia kenakan. Kau dengan tatapan lembut menatap Severus, rasanya senang melihat bintang dengan orang yang paling kau sayangi.

"Ada apa?" Tanyanya yang melihatmu menatapnya terus-menerus.

"Tidak ada." Kau kembali menatap ke langit sembari bersandar di bahunya. "Hanya saja, kau terlihat tampan menggunakan jas."

"Benarkah?" Severus kini mengadah menatap bulan.

Hening melanda kedua orang itu, angin berhembus lembut membuat udara dingin. Walaupun begitu, mereka berdua mengeratkan tautan tangan mereka seakan saling menghangatkan satu sama lain.

"Ingin berdansa?" Tawar Severus.

Kau menimbang sebentar tawarnya. Sepertinya tidak buruk, walaupun bukan di lantai dansa, ia tetap berdansa dengan orang yang ia cintai.

"Tentu saja." Jawabmu.

Severus mengayunkan tongkatnya dan sekitar berubah. Lampu-lampu dan lantai dansa muncul tepat di belakang kalian. Bajumu juga berubah menjadi gaun hitam indah.

Severus berjalan berdekat dan mengulurkan tangannya padamu. "Sebuah kehormatan bisa berdansa denganmu , lady."

Kau membalas uluran tangan Severus dan tersenyum. "Sebuah kehormatan untukku juga, Sir."

Mereka berdua akhirnya berdansa. Kau yang dengan anggun mengikuti setiap langkah Severus dan pria itu juga yang membawamu dengan sangat indah.

Langit malam menjadi saksi dimana mereka berdua tersenyum satu sama lain sambil saling mengungkapkan perasaan masing-masing. Saat kalian berputar, Severus segera memegang pinggangmu dan mengangkatmu sembari berputar.

Dia benar-benar menjagamu dengan baik di tengah dansa kalian. Tatapannya menatapmu sangat dalam, ia sangat mencintaimu. Semuanya terbukti dari tatapannya.

Severus tidak bisa mengalihkan pandangannya darimu, wajah bak Dewi Yunani itu benar-benar membuatnya tidak bosan menatapnya terus menerus.

"Siapa ciuman pertamamu?" Tanya Severus pelan tepat disamping telingamu membuatmu merinding.

"Tidak ada. Akan kuberikan pada suamiku suatu hari nanti." Balasmu menatapnya.

Tepat di tengah lantai dansa, dibawah sinar bulan, Severus menciummu untuk pertama kalinya. Ciuman lembut yang sangat indah.

"Dan suamimu itu adalah aku." Ucapnya setelah melepaskan ciumannya.

"Bulan menjadi saksi pada yang kulakukan malam ini." Tatapannya teduh. "Aku sangat mencintaimu dari hatiku yang paling dalam. Seumur hidupku, aku akan selalu bersamamu sampai hari tua. I never leave you alone."

Matamu berkaca-kaca, setiap kata yang ia ucapkan benar-benar sangat menyentuh hatimu. Ia sangat serius, tatapannya sangat dalam dan penuh cinta saat menatapmu.

"I believe in you Severus. Selalu bersama hingga hari tua dan menjalani kehidupan indah bersama."

Kalian berpelukan erat, Severus mengelus punggungmu lembut sembari mengecup pucuk kepalamu.

"Aku tidak akan mengecewakanmu."

Kali ini, kau menciumnya terlebih dahulu. Severus terkejut, tapi ia tetap membalas ciumanmu dan semakin memelukmu erat, Under the moonlight.

END.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬On viuen les histories. Descobreix ara