Wrong Potion

706 75 1
                                    

Severus menatap kualinya dengan tatapan rumit, mungkin saja, ia salah menaruh sesuatu di dalamnya. Ini sangat buruk, ramuan yang ia buat sekarang sangat diperlukan oleh Hospital Wings untuk mengobati luka dalam.

"Aku tidak bisa memberikan ramuan ini.." Severus segera berjalan menuju pintu namun dikejutkan dengan Minerva dari depan.

"Sepertinya kau sudah membuat ramuan itu, Severus. Cepatlah, Madam Pomfrey sangat membutuhkannya." Ucap Minerva pada Severus. Merasa ada yang aneh, ia menatap Severus yang melamun. "Severus?"

"I can't give it. Ada yang salah dengan ramuan itu," Jawab Severus.

"But―"

Terjadi ledakan kecil dari arah dalam ruangan kerjanya. Severus segera masuk diikuti oleh Minerva.

"Astaga!" Minerva terkejut melihat ruangan Severus yang kacau balau.

"Minerva, bawalah ini pada Albus. Mungkin dia tahu ramuan apa ini sebenarnya" Severus memberikan sebotol ramuan itu pada Minerva. "Dan jangan sampai jatuh maupun terkena seseorang."

...

"Y/N, ada latihan Quidditch sore ini!"

"I know. bagaimana dengan kondisi Oliver? "

"Terbaring di Hospital Wings."

Kau menghela nafas panjang. Persiapan untuk pertandingan Quidditch tinggal sedikit lagi. Mereka, Griffindor akan melawan Ravenclaw pada pertandingan kali ini. Ketua tim Quidditch Griffindor, Oliver Wood drop akibat terlalu keras berlatih.

"Aku sudah berusaha untuk membuatnya istirahat tapi dia terlalu bekerja keras." Kau terkekeh mengingat wajah Oliver.

Kau segera berjalan menuju Common room Griffindor untuk mengganti pakaian dan mengambil sapu untuk para anggota tim.

Tepat saat dibelokkan, kau menabrak seseorang dan terdengar suara pecah di dekatmu.

"Merlin!" Pekikmu yang merasa panas pada tangan dan kakimu.

"Mrs L/N!" Minerva segera membawamu menjauh dari pecahan ramuan itu. Kau menatap tanganmu yang biasa-biasa saja tapi sebenarnya terasa sangat perih.

"Professor, tanganku sangat sakit." Ucapmu meringis.

Tiba-tiba saja, cahaya menyilaukan muncul dari tubuhmu dan membuat keadaan sekitar menjadi sangat terang. Beberapa siswa dan Professor yang disekitar terkejut dan segera pergi ke arah cahaya itu berasal.

Cahaya tersebut hilang, Minerva membuka matanya dan mencarimu. "Mrs L/N?" Panggilnya.

Minerva menunduk, betapa terkejutnya ia melihat seorang anak kecil yang berumur tiga tahun yang sedang menatapnya polos. Ia menatap anak itu terutama pada wajahnya. "Tunggu, jangan bilang anak ini―"

"Minerva! Apa yang terjadi?!" Severus akhirnya tiba diikuti oleh beberapa guru.

Minerva berjongkok dan mengangkat anak itu yang sedang tertawa melihatnya. Para guru juga kebingungan anak siapa itu. "Siapa anak yang kau gendong, Minerva?" Tanya Filius.

"Oh tuhan, ramuan itu!" Minerva yang sadar dan segera berbalik dan menatap Severus. "Ramuan itu membuat siapapun yang mengenainya akan menjadi anak kecil! Lihat, Mrs L/N tanpa sengaja terkena ramuan yang kau buat, Severus!"

Para guru terkejut dan menatap Severus dan beralih menatapmu yang berada di gendongan Minerva. "Dia Y/N L/N? Gadis pembuat onar itu?" Tanya Severus dengan wajah datar.

Minerva mengangguk. Kau yang berada di gendongan Minerva kini menatap Severus yang juga sedang menatapmu. "Dada!" Ucapmu tidak jelas sambil tertawa.

"Kupikir, dia menyukaimu, Professor Snape." Ujar Sybill yang melihat interaksi tadi.

Sebuah ide terlintas pada Minerva, ia kemudian menatap Severus sambil tersenyum hingga membuatnya merinding. "Can you take care of Miss L/N, Severus?"

"Me, what―!?"

"Kau hanya perlu menjaganya untuk sementara waktu. Kita tidak tahu kapan efek ramuan itu akan habis." Celetuk Albus tiba-tiba yang berada di samping Minerva membuat mereka yang berada di sana kaget.

"Lagipula, dia terlihat senang melihatmu." Tambahnya sambil tersenyum membuat Severus seketika terdiam. "Can you, Severus?"

Severus menarik nafas sejenak dan menatapmu yang bermain dengan janggut Albus. "Baiklah, Headmaster."

"Kami akan mencari penawarnya." Minerva memberikanmu pada Severus yang diterima dengan kaku olehnya.

Entah kenapa, jauh di dalam diri Severus, ia benar-benar terpaku dengan gadis kecil di dekapannya. Gadis manis dengan iris mata Hazel indah membuatnya tidak bisa berpaling.

"Jangan merepotkanku." Ucap Severus padamu yang hanya dibalas tawaan anak-anak.

"Ini tidak akan mudah." Ucapnya.

•••

"Letakkan itu!"

"Awas!"

"Merlin, Y/N berhentilah berlari!"

"Y/N! Jangan makan itu!"

"Astaga itu berbahaya!"

Severus menatap jengah gadis kecil yang sedang melayang di atasnya sambil tertawa bahagia. Seminggu berlalu, efek ramuan itu belum juga hilang membuat Severus tertekan karena ulahmu yang terus membuat masalah.

"Jika efek itu sudah selesai, aku akan menciummu, gadis nakal!" Ucap Severus sambil mencubit pipimu yang bulat. Walaupun terdengar bercanda, percayalah Severus benar-benar ingin mencium gadis ini karena membuatnya sangat kerepotan!

"Tidak.. asik! Sev!" Teriakmu yang masih melayang di langit-langit kantor Severus.

"That's punishment for you, Mrs." Severus akhirnya kembali mengerjakan perkamen-perkamen siswa yang ia terlantarkan karena sibuk menjagamu.

"Turun! Sevv!!" Teriakmu yang tidak diindahkan sama sekali. Merasa tidak diperhatikan, matamu mulai berkaca-kaca. Kau akhirnya menangis sambil mengatakan bahwa Severus jahat.

Severus yang sedang mengerjakan perkamen jadi tidak tega dan menurunkanmu ke pangkuannya. Dengan lembut, ia memelukmu dan menenangkanmu di pelukannya sambil mencium lembut kedua mata dan pipimu. "Shh, maaf, ya? Jangan menangis lagi." Ucapnya lembut.

"Sevv, tidak sayang lagi!!" Ucapmu dan kembali menangis membuat Severus sedih.

"Hei, aku sayang padamu. Kau gadis yang sangat manis membuatku semakin menyayangimu." Balas Severus dan membersihkan jejak air matamu.

Kau menatap Severus sambil terisak. "Aku sayang Sev.."

"Aku juga," jawabnya dan memelukmu.

Severus terkejut, sebuah cahaya muncul dari tubuhmu dan perlahan-lahan, ukuran tubuhmu kembali seperti semula. Severus segera mengambil jubah kelelawarnya untuk menutupi tubuhmu.

Ia menghela nafas lega dan menatap wajahmu yang sembab karena tadi menangis. "Akhirnya." Ucapnya dan mencium bibirmu lembut. "Sweet dream, Love."

END.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬Where stories live. Discover now