Chapter(6) Sarapan Bareng

18 10 5
                                    

Malam telah berganti pagi, burung-burung berkicau seolah ikut membangunkan kedua gadis yang masih memejamkan matanya. Keduanya masih tertidur pulas di dalam tenda.

Kalian tahu kan mereka siapa?

Iya, tepat sekali, mereka Keisha dan Izel.

Izel menggeliat, mata hitam pekatnya perlahan terbuka. Ia mengerjap kecil menyesuaikan cahaya yang masuk ke indra penglihatannya. Matanya menatap asing tempat ia berada. Bukannya semalam ia tertidur di kamarnya, lalu kenapa sekarang ia berada di tenda?

Izel bangun dari tidurnya, ia menoleh ke arah samping dan mendapati gadis cantik yang masih tertidur pulas. Sekarang Izel mengingat semua yang terjadi padanya. Semalam ia memang tertidur di sini, bukan di kamarnya. Izel keluar dari tenda itu meninggalkan Keisha yang masih tertidur.

Saat keluar dari tenda, hal pertama yang Izel lihat adalah langit cerah yang ditemani gumpalan-gumpalan seperti kapas. Suara kicauan burung yang mengalun merdu di indra pendengar Izel juga udara yang sangat sejuk.

Izel menatap sekeliling, sepi tidak ada siapa pun selain dirinya. Kemana yang lain pergi?

Sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba dari arah belakang ada yang memegang bahu Izel. Izel yang kaget lantas berteriak, teriakannya terhenti kala melihat seorang gadis cantik yang ia kenal. Izel menghela napas, ternyata Keisha bukan hantu.

"Bikin aku kaget aja, kak."

"Lo yang ngelamun, kenapa?" tanya Keisha. Izel cengengesan tak jelas.

"Itu yang lain nggak ada," ucap Izel memberitahu. Keisha menatap sekeliling untuk memastikan ucapan Izel, benar tidak ada siapa pun selain dirinya dan Izel.

"Yaudah, tunggu aja," kata Keisha kemudian berjalan ke arah tenda dan duduk di tikar, diikuti oleh Izel. Keduanya duduk di tikar, tak berselang lama datang Raibeart, Ansel, dan Athan yang masing-masing membawa dua kelapa muda di tangannya.

"Good morning," sapa Athan ketika telah sampai di tempat Izel dan Keisha duduk.

"Morning, kak Athan," sapa Izel juga.

"Nih, kita bawa kelapa muda. Pagi-pagi gini enak minum kelapa," ujar Athan antusias lalu menyodorkan dua kelapa muda kepada Izel dan Keisha.

"Jangan dulu disuruh minum, bego! Sarapan dulu," omel Ansel, sedangkan yang diomeli hanya cengengesan tak jelas. Ansel memutar bola matanya malas, lalu ikut duduk di tikar dan disusul oleh Raibeart.

"Kalian udah sarapan?" tanya Izel.

"Belum, nungguin kalian berdua bangun," ucap Ansel.

"Nggak perlu minta maaf, lagian kita tadi belum lapar," lanjut Ansel seolah tahu Izel akan meminta maaf.

"Mending sekarang kita sarapan," ajak Athan dan mendapati anggukan dari mereka.

Athan masuk ke dalam tenda untuk mengambil ranselnya. Memang semalam Athan menyuruh Izel untuk membawa masuk ransel itu. Setelah mendapatkan apa yang ia cari,  Athan bergegas keluar.

Posisi mereka saat ini membentuk lingkaran. Ansel yang duduk di dekat Izel, lalu Keisha dan Raibeart di dekat Keisha, kemudian Athan yang duduk di antara Raibeart dan Ansel.

"Berapa hari niatnya lo kemah?" tanya Ansel penasaran karena Athan membawa banyak makanan dan minuman.

"Tiga hari," jawab Athan.

SURVIVAL MISSION Where stories live. Discover now