Chapter(3) Siapa gadis itu?

44 17 7
                                    

Di tempat lain, seorang cowok dengan wajah datar sedang berjalan mencari teman Ansel. Dengan tangan yang di masukan ke dalam saku celananya, ia berjalan cukup lama tetapi belum menemukan seorang gadis.

Langkahnya terhenti saat melihat seorang gadis dengan rambut sebahu terurai yang terlihat berantakan tak jauh darinya. Namun, kepala gadis itu menunduk sehingga ia tidak dapat melihat wajahnya.

Ia berpikir bahwa gadis tersebut adalah gadis yang ia cari, teman Ansel. Ia tidak lagi berjalan, memilih berdiri di tempatnya berhenti.

Tidak ada niatan untuk menghampiri gadis tersebut. Lagian, gadis itu sedang berjalan ke arahnya, jadi untuk apa ia cape-cape menghampirinya jika pada akhirnya mereka akan berjalan lagi ke tempatnya saat ini berdiri? Buang-buang tenaga, pikir cowok yang memasang wajah datar tersebut.

Ia menunggu dengan sabar sampai gadis tersebut sudah dekat dengannya. Gadis itu mendongak, menatap seorang cowok yang kini menatapnya dengan tatapan datarnya. Bukannya menyapa atau mengajak bicara, cowok berwajah datar itu malah berbalik lalu berjalan meninggalkan gadis itu.

"WOY! TUNGGU!" teriak gadis itu, namun yang dipanggil tidak berhenti, berbalik pun tidak.

"Itu cowok nggak liat apa gimana? Ada gue disini nggak mungkin dia nggak liat, jelas-jelas dia natap gue tadi. Nggak ngajak oke gak masalah, tapi minimal nyapa lah, nggak tau apa gue ini---" omelannya terhenti saat melihat punggung tegap cowok tadi yang kini semakin jauh darinya. Walau kesal, ia tetap mengikutinya, ia berlari untuk mengejarnya.

Kini ia telah berada di samping cowok tersebut, ia mengatur napasnya yang tersegal-segal akibat berlari.

"Tungguin kek, main ninggalin aja lo," sedangkan cowok yang diajak bicara hanya diam, menatap lurus ke depan dengan tangan yang masih dimasukkan ke dalam saku celananya. Jangan lupakan tatapan datar yang dipasang sejak tadi.

"Sok cool lo!" cibir gadis itu, lagi-lagi tidak ada balasan dari cowok itu. Akhirnya, gadis dengan rambut sebahu itu memilih diam dan mengikutinya dari belakang. Belum lama mereka berjalan, tiba-tiba cowok yang berada di depan gadis itu berbalik. Hampir saja gadis itu terjatuh jika cowok itu tidak cepat menangkapnya.

Kini jarak di antara keduanya lumayan dekat. Gadis tersebut dapat melihat dengan jelas wajah cowok itu yang tampan. Muka datarnya tidak menghilangkan ketampanannya sedikit pun. Rahang tegas, hidung mancung, berkulit putih, dan memiliki mata coklat.

Tidak lama keduanya tersadar akan posisi mereka. Keduanya langsung memperbaiki posisi masing-masing.

"Sorry," ucap cowok itu tulus. Gadis tersebut yang mendengarnya mengerutkan dahinya lalu berkata, "Ngapain lo minta maaf? Justru gue yang seharusnya bilang makasih," balas gadis tersebut.

"Ngak sopan tadi," ucap cowok itu memperjelas. Gadis itu terpukau dengan jawaban yang diberikan cowok itu, lalu berucap, "Iya, thanks juga udah nolongin," ucapnya sambil tersenyum tipis. Cowok itu hanya mengangguk lalu kembali berjalan, diikuti gadis tersebut yang berjalan di belakangnya.

"Kenapa tadi gue senyum?" batin gadis itu bertanya kepada dirinya sendiri ketika menyadari apa yang ia lakukan. Ia tersenyum tanpa sadar kepada cowok yang memasang wajah datar itu.

*****

Di pantai tempat dimana mereka akan berkumpul, sesuai yang mereka telah sepakati sebelum berpencar untuk mencari Izel, telah berada Ansel dan seorang gadis yang memasang wajah datar. Mereka berdua telah mencari Izel namun tak menemukannya, sehingga memutuskan kembali ke tempat semula. Mereka tidak datang dan pergi bersama, hanya kebetulan saja mereka sampai di pantai bersamaan.

"Nama lo siapa?" tanya Ansel sambil melirik sekilas gadis dengan rambut panjang yang terurai dengan ujung rambutnya yang bergelombang, tanpa menoleh kepada Ansel gadis tersebut menjawab, "Keisha."

SURVIVAL MISSION Où les histoires vivent. Découvrez maintenant