Tujuanmu itu Apa

0 0 0
                                    

Sebuah topi indah dipakai dengan bangga,
Kini menjadi simbol daku telah ditolak,
Kau milikku yang telah pergi, dan kau bongkar kelemahanku
Dan diriku yang akan selalu meratapi.

Aku merendam diri dalam rasa sakit dan kesedihan,
Kerinduanku kini ternoda dengan esok,
Strategi rumit gagal menyelamatkanku,
Usaha ku sia sia dan tak bisa membebaskan diriku.

Kejahaant itu membuatku terguncang,
Tak ada pilihan selain memendam dan tergelincir,
Selalu turun, tak pernah naik, tak pernah menyerah,
Mentalitas tak henti-hentinya hanyalah dosa.

Tak peduli seberapa keras aku mencoba,
Hidupku masih terus menjadi kebohongan yang berkelanjutan,
Dan meski aku merindukan hari yang lebih baik,
Kegelapan tak pernah pergi.

Antologi Puisi Nomor 1: Kehidupan Jatuh di Ujung GaluhWhere stories live. Discover now