22 - Restless

56 8 0
                                    

Memiliki dan menjaga hati semua orang itu susah makanya cukup pilih satu aja.

***

Clarissa dan gadis itu kini berada di ruang BK. Tadi Elang sempat ingin mewakili namun Clarissa menolaknya mentah-mentah karena Elang kan tidak tahu apa akar masalahnya. Akhirnya Elang pasrah menunggu di luar ruang BK.

"Jadi siapa yang mau menjelaskan mengapa perdebatan tadi bisa terjadi?" Tanya wanita berusia sekitar 45 tahun, selaku guru BK.

"Dia nyengkram tangan saya sampai biru gini Bu!" Adu gadis aneh di samping Clarissa. Clarissa hanya melongos, merasa kebal dengan tuduhan-tuduhan pembelaan seperti itu.

"Apa benar Clarissa?" Tanya si guru BK.

"Iya Bu, saya yang nyengkram dia. Tapi saya gak akan terbakar kalau gak ada bensin Bu." Bela Clarissa.

Guru itu menghela napas sebentar, "Jadi ada yang mau jelasin ke Ibu?"

"Saya Bu." Clarissa mengangkat tangan kanannya, "Awalnya kelas kami sparring bola tembak. Lama-kelamaan tim dia main kasar sampai melukai teman-teman saya Bu. Dan alasannya bodoh banget, cuma karena gosip dan mantan gebetannya jadian sama sahabat saya Bu. Padahal jelas bangetlah kenapa mantan gebetannya gak mau sama dia. Dia kasar dan licik Bu." Jawabnya lugas.

Gadis itu mendelik ke arah Clarissa dan bersiap melayangkan tangannya lagi namun terhenti karena guru BK itu menahan dengan cepat.

"Mirah!" Bentak guru BK itu pada gadis aneh itu, "Ini bukan pertama kalinya kamu masuk BK. Saya akan buat surat untuk memanggil orang tuamu. Dari dulu kamu buat masalah dan orang tuamu tidak pernah datang."

Mirah menatap guru BK itu dengan tatapan protes. Clarissa memahami situasi sejenak lalu mengangguk mengerti.

"Lo anak broken home?" Tanya Clarissa saat guru BK sedang fokus membuat SP pada Mirah.

Mirah hanya diam membisu, tidak peduli banyak.

Clarissa mendesah, "Gue minta maaf kalau lo tersinggung sama gosip itu, tapi jangan salahin orang sembarangan juga dong. Biang gosip di sekolah ini bukan cuma Rebecca. Dan satu lagi, Arya milih Indira itu ya karena itu pilihan Arya. Lo jangan maksa kehendak kayak gitu." Ujarnya tak peduli banyak.

Mirah diam-diam tertegun namun memilih untuk tetap diam. Tak lama kemudian Mirah mendapat surat dari guru BK itu.

"Kamu Clarissa, sana balik ke kelas. Ibu mau bicara sama Mirah." Usir guru Bk itu. Clarissa mengangguk sopan dan keluar ruangan.

Sesampainya di luar, Clarissa malah terkejut saat melihat Arimbawa dan Manuaba yang berada di sana. Clarissa celingak-celinguk mencari keberadaan Elang. Perasaan tadi pemuda itu yang menunggunya?

"Elang mana Kak?" Tanya gadis itu pada 2 senior di hadapannya.

"Kok nyari Elang? Kak Aba ada disini Cla." Sewot Manuaba membuat Clarissa meringis pelan sedangkan Arimbawa mendecih sinis.

Akhir-akhir ini Clarissa memang dekat sekali dengan Manuaba sampai memberikan jarak antara Arimbawa dan Clarissa, "Ada yang sakit? Ayo ke UKS."Tanya Manuaba.

Clarissa mengerjap, "Ah gak terlalu sakit kok Kak."

"Ke UKS aja dulu. Kakak anter."

Manuaba menarik tangan kanan Clarissa dengan lembut meninggalkan Arimbawa yang menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Clarissa terseret pasrah dan menengok ke belakang, melihat Arimbawa hanya diam tidak berkutik sama sekali. Gadis itu kemudian mendesah. Hubungannya dengan Manuaba memang tidak ada yang mengetahui. Bukan karena Clarissa ataupun Manuaba tak mau mengumbar namun karena belakangan ini Clarissa sibuk dengan tes pertukaran pelajarnya sedangkan Manuaba yang memang tidak terlalu memusingkan hal itu.

BEHIND THE SELLERWhere stories live. Discover now