Chapter 27 : Netizens, Please Help Me!

3.5K 539 55
                                    

Hidup segan, mati tak mau sepertinya adalah peribahasa yang cocok untuk menggambarkan kehidupan Padma selama beberapa hari terakhir, lebih tepatnya sejak malam video masa SMA-nya tersebar di internet. Belum lagi ketambahan fakta bahwa Raj mendadak hilang dalam hidupnya. Pria itu tidak bisa ditelepon bahkan pesan instan pun tak satu pun dibaca.

"Dia ... ke mana?" bisik Padma. Air matanya menitik karena sedih dan rindu.

Pada akhirnya, satu-satunya yang wanita itu bisa lakukan untuk membunuh rindu dan juga sepi serta rasa bersalah adalah memutar satu per satu video TikTok berisikan dirinya dan juga Raj. Waktu di mana semua baik-baik saja. Dan satu-satunya masalah mereka saat itu hanyalah gengsi bahwa keduanya masih memiliki rasa sayang, bukannya dendam.

Bunyi pintu apartemen yang dibuka sukses menarik Padma kembali ke dunia. Wanita itu mendongak. Seketika dia semakin sedih saat menamukan Tika yang berdiri di ambang pintu, bukan Raj.

"Menyedihkan," ucap Tika seraya geleng-geleng kepala. Dia menaruh kantong plastik berisikan beberapa kotak makan di meja dapur. "Tadi aku mampir ke restoran cina dekat sih, langgananmu. Makan deh."

Tidak ada balasan apa pun dari Padma. Wanita itu malah kembali menunduk seraya mengutik ponsel.

Namun, baru selesai satu video TikTok berputar, tiba-tiba saja ponselnya tertarik dari tangan. Padma langsung memelotot dan memekik, "Tika!"

"Enough, Padma!" Tika geleng-geleng. "Aku tau kamu lagi sedih karena video itu kesebar. Tau juga kamu juga merasa bersalah karena keteledoran kamu bikin file itu ada di tangan yang salah. Tapi, kejadian ini jelas bukan tanggung jawabmu, Ma. Semua orang dukung kamu. Kamu dianggap korban atas apa yang Raj lakukan dulu karena dia yang sendiri yang inisiatif ciuman itu direkam. Lagi pula it's just a kiss, not nudity! Job kamu bahkan masih banyak masuk, tapi kamu yang tolak semua. Salon juga fine-fine aja."

Kata demi kata yang Tika ucapkan bukannya membuat lega, tapi malah membuat hati Padma seperti diremuk kuat. Matanya kembali berkaca-kaca.

"Hidupku baik-baik aja karena video itu adalah hal maklum di duniaku, tapi kayaknya nggak dengan dunia Raj, Tik." Suara Padma mulai bergetar. "Dan semua itu bikin aku merasa semakin salah sama Raj. Aku ... nggak mau ngancurin hidup Raj, dulu ataupun sekarang. Tapi, karena keteledoranku, kebodohanku, dan pemikiranku yang begitu polos, aku malah bikin file sepenting itu jatuh ke tangan yang salah. Tik, kenapa sih aku bego banget?"

Tika mendesah panjang. "Udah coba hubungi orang-orang di sekitar Raj. Asistennya, sekretarisnya, orang terdekat Raj?"

"Nggak ada yang jawab." Padma menggeleng. "Satu-satunya yang bisa kasih info tentang Raj hanyalah internet dan itu pun ... nggak banyak. Gimana nih, Tik, aku harus gimana? Aku ... kangen Raj."

Tanpa bisa dicegah Padma mulai terisak pelan. Namun, ketika Tika memberikan pelukan, isakan pun terdengar semakin keras. Ini salahnya dan Raj pantas marah. Tapi, tidak seharusnya pria itu mendorongnya pergi. Karena ini masalah mereka, mereka juga harus berjuang bersama untuk menyelesaikan apa yang harus diselesaikan.

Cukup lama Padma menangis, akhirnya Tika melepaskan pelukannya. Sahabatnya itu beranjak untuk mengambil minum dan makan. Dia memaksa Padma untuk setidaknya mengisi perut karena menangis membutuhkan banyak tenaga.

Di sela-sela menelan makanan yang mendadak terasa hambar itu, Padma terus berpikir. Dia ingin Raj menghubunginya. Namun, orang-orang di sekitar pria itu mendadak mengabaikannya. Cukup lama dia merenung, sebuah ide muncul di kepala.

"Aku ada ide, Tik!" ucap Padma dengan girang. Senyum lebarnya tersungging. Sebuah harapan muncul. "Aku ada ide gimana caranya Raj hubungi aku."

Segera saja Padma menenggak air minumnya hingga tandas, lalu berlari memasuki kamar. Dengan sengaja dia mengunci pintu kamar. Bahkan dia juga berteriak agar Tika tidak mengganggunya selama beberapa saat.

Tell Me Your Dirty Secret (TAMAT)Where stories live. Discover now