Chapter 25 : Stab Someone in the Back

3.3K 536 62
                                    

Selama beberapa saat, setelah membaca headline berita di media, baik Padma dan Raj terdiam di tempat. Tak lama mereka saling melirik. Video ini jelas aneh bagi keduanya karena mereka selama kembali bersama selalu menghabiskan waktu bermesraan di apartemen. Saat di luar pun terakhir hanyalah berpelukan dan itu di ruang kerja Padma di salon.

"Padma." Raj mencoba bersuara. "Ini bukan ... video ciuman kita waktu SMA, kan?"

Mata Padma melebar. Dia buru-buru menggeleng. "Nggak, nggak mungkin. Video itu harusnya aman karena aku simpan di tempat teraman. Mungkin ini ... clickbait aja biar orang-orang klik."

Tanpa peringatan Raj langsung menekan judul berita tersebut. Tak lama pria itu mengutik ponsel Padma dan sekarang benda itu malah memutarkan sebuah video di sebuah kanal streaming video gratis.

"Ini ...." Kata-kata Raj tertahan.

Berbeda dengan Padma yang memekik dengan mata memelotot. "KOK BISA VIDEO INI?"

Video pun berputar. Sosok Padma dan Raj dengan duduk saling berhadapan. Seragam SMA yang mereka kenakan sangat jelas mengindikasikan kapan video ini diambil. Latar belakang mereka sangat keduanya kenal, balkon rumah Raj.

"Jangan insecure, Mama," ucap Raj dalam video. Sekalipun mereka tidak melihat kamera, tapi orang-orang yang mengenal mereka pasti tahu itu mereka. "Lihat aku Padmarini Wijaya."

Tangan Raj SMA menyentuh dagu Padma SMA. Selayaknya dalam drama korea, tangan Raj mengangkat wajah Padma yang tertunduk untuk mendongak. Mata mereka saling menatap dalam-dalam.

"Kok nangis sih, Padma?" Suara Raj terdengar geli. Sambil mengusap pipi Padma, dia berbisik, "Cantik kan beda-beda bagi setiap orang dan bagiku kamu cantik kok. Percaya aku, Padma, aku ini Rajendra Sastranegara, cowok yang paling suka, sayang, cinta sama kamu."

Tahu-tahu saja kedua tangan Raj menyentuh kedua pipi Padma. Lambat, tapi pasti cowok itu menyatukan kedua bibir mereka. Hal yang sukses membuat Padma di video maupun yang melihat merona.

"Kamu selalu cantik. Percaya oke." Raj kembali mengingatkan. Kemudian, dia menunjuk kamera. "Aku sengaja rekam tadi buat kamu inget-inget kalau insecure kamu kambuh. Sekalian juga mau kasih kamu alat buat hancurin aku kalau aku berani nyakitin kamu."

Padma di video mendelik. "Raj, Raj, matiin!"

Sosok Padma menoleh dan terlihat jelas. Kemudian dia berlari ke arah kamera Raj, lalu video pun berakhir.

Sekali lagi Padma dan Raj yang tengah duduk di sofa itu membeku di tempat. Mereka masih menatap kosong layar ponsel yang semakin lama cahayanya redup dan layar pun menghitam.

"Raj." Padma yang berhasil bersuara lebih dulu. Pelan-pelan dia menoleh kepada Raj. "Bagaimana ... bisa?"

Raj sendiri ekspresinya sudah sangat kaku. Kedua tangannya mengepal kuat. Tanpa melirik Padma, dia balas berkata, "Harusnya ... aku yang tanya, kenapa bisa tersebar?"

Padma mendelik. "Kamu nuduh aku yang sebarin video itu, Raj?"

"Iya." Raj menoleh. Dia mengangguk. "Karena video itu hanya kamu yang punya Padma, dari dulu dan sekarang."

"Raj, sekalipun aku pernah marah, kesal, dan dendam sama kamu, aku nggak mungkin setega itu sebarin video itu. Apalagi sekarang kita ... dekat." Nada suara Padma mulai meninggi.

"Itulah! Aku kira kita spesial, Padma. Aku kira dendam apa pun yang kamu miliki ke aku udah nggak ada. Tapi video itu ... video yang ada di mana-mana itu menunjukkan hal sebaliknya." Raj ikut menaikan intonasi suaranya.

Tell Me Your Dirty Secret (TAMAT)Where stories live. Discover now