Chapter 13 : The Time When We Laugh

4.3K 713 62
                                    

Padma tidak mengerti kenapa perasaannya saat ini begitu kalut. Entah sudah berapa kali dia mengetuk-ketuk permukaan dashboard dengan tidak sabar. Matanya menerawang di jalanan padat pukul lima sore. Sementara bibirnya terus bergumam tanpa suara, "Cepat, cepat."

"Kamu benar-benar sangat khawatir ya sama Raj, Ma?"

Suara Tika di sebelah sukses menyentak Padma. Sahabatnya itu juga tampak memberikan ekspresi khawatir. "Aku paham kalau kamu sebenarnya baik-baik aja, Ma, bahkan kamu juga secara sadar yang selamatin Raj waktu tenggelam. Cuma kan kamu pasti masih ada shocknya dikit, tapi malah maksa ke rumah sakit."

"Aku ... khawatir," aku Padma. Tanpa sadar nada suaranya terdengar agak kesal. "Kenapa sih dia pakai sok jadi pahlawan buat tolongin aku? Dia lupa aku bisa renang? Lupa dia nggak bisa renang dan takut belajar renang karena hampir tenggelam pas kecil? Kenapa sih dia ... nggak diam aja dan tunggu aku berenang ke tepian?"

"Ma, Pak Raj lupa semuanya karena mungkin di kepalanya dia hanya mau tolongin kamu. Nggak ada maksud nambah-nambah masalah."

"Aku tahu!" Suara Padma mulai bergetar hingga tanpa sadar menyentak Tika. Mata wanita itu berkaca-kaca. "Tik, aku tahu Raj bersikap impulsif karena niat tolongin aku dan artinya, dia masuk rumah sakit semua gara-gara kecerobohanku. Jadi, aku nggak mungkin pulang dan diam aja di rumah. Aku mau lihat Raj baik-baik aja dengan kedua mataku, Tik. Buruan, Tik, nyetirnya!"

Tika hanya berkata iya-iya sebelum menambah kecepatan mobilnya. Padma sendiri memilih menundukkan kepala. Air matanya sempat menitik singkat, sebelum buru-buru dia hapus.

Kejadian di sungai tadi memang cukup mengejutkan. Dia tidak menyangka bahwa Raj akan senekat itu menceburkan diri ke sungai. Rasanya tubuh Padma menjadi beku di tengah sungai yang panas karena melihat Raj tampak kesusahan berenang dan seperti nyaris mati tenggelam.

Untung saja kesadaran Padma cepat kembali. Dia bergerak cepat menerjang Raj untuk menolong pria itu ke tepian. Meskipun akhirnya, Raj tetap harus dibawa ke rumah sakit karena pingsan lagi setelah sadar selama beberapa menit.

Padma sendiri langsung dipulangkan ke apartemennya. Padahal dia sudah merengek untuk bersama Raj saja. Namun Rahmad memaksa Padma pulang karena wanita itu harus istirahat juga.

Kurang dari 15 menit kemudian, Tika berhasil membelokan mobil memasuki rumah sakit tempat Raj dirawat. Ternyata area depan sudah dipadati oleh para wartawan dan beberapa polisi yang menjaga. Bagaimanapun Raj adalah seorang wali kota. Dia figur publik yang segala gerak-geriknya diikuti oleh banyak orang apalagi saat ini kejadian serius.

"Kamu yakin mau masuk ke sana?" Pertanyaan Tika mengembalikan fokus Padma. "Banyak orang di sana, Ma. Bisa-bisa malah bikin makin rame."

Padma tidak menjawab. Sekalipun kemunculannya ini bisa mengundang masyarakat untuk bergosip, tapi saat ini dia, Raj, dan seluruh orang di rumah sakit butuh ketenangan. Wanita itu masih punya hati untuk tidak membuat skandal apa pun dalam keadaan sekacau sekarang.

"Aku ... coba telepon asisten Raj. Mungkin ada tempat alternatif tanpa melewati kerumunan itu."

Tanpa menunggu respons Tika, Padma segera meraih ponselnya. Kemudian, dia menghubungi nomor Rahmad. Tak sampai semenit panggilannya terjawab.

"Ada yang bisa saya bantu, Mbak Padma?" tanya Rahmad dengan sopan.

"Mad, saya ... di luar rumah sakit. Saya mau masuk, tapi banyak wartawan di sini. Apa ada jalan lain buat ke ruangan Raj? Jujur saya mau ketemu Raj dengan tenang tanpa melewati kehebohan."

"Sebentar."

Hanya itu respons Rahmad sebelum keheningan panjang di ujung telepon. Tak lama suara pria itu kembali terdengar. "Mbak Padma bisa kasih saya informasi keberadaannya? Kalau di dalam mobil, Mbak Padma di dalam saja. Nanti kasih tahu saya nomor kendaran, merk, dan warna. Nanti akan ada tim Pak Raj yang datang untuk menjemput."

Tell Me Your Dirty Secret (TAMAT)Where stories live. Discover now