27 (FA) Love Story

10.7K 1.4K 523
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Kepergian Fahyra dari ruangan itu ternyata tidak membuat Khansa ikut pergi. Ia masih tetap berdiri di sana. Sedangkan Fahmi? Dengan Hela nafas cukup putus asa, ia menyandarkan punggungnya pada kepala brankar.

"Ngapain kamu ke sini? NGAPAIN?!" Suara keras diujung kata membuat Khansa kaget.

"Mi?"

"Semalam aku udah ngabarin kamu. Aku udah bilang kalau kita cukup sampai sini aja, Sa. Kita berhenti sampai di sini. Ucapan aku semalam yang panjang lebar untuk nyuruh kamu berhenti temui dan hubungin aku lagi kurang jelas?"

Iris mata Khansa mulai berkaca-kaca kala Fahmi mengatakan hal itu.

"Kamu yang duluan, Mi. Kamu yang mulai. Apa kamu pikir setelah semua perhatian yang kamu kasi selama ini nggak berdampak buat aku? Banyak! Dampak dari semua perhatian yang kamu kasi itu salah satunya aku suka sama kamu. Yang ciptain ruang itu kamu, yang nyuruh aku masuk juga kamu. Dan sekarang dengan sekejap mata kamu bilang kalau aku harus berhenti suka sama kamu setelah semua yang terjadi antara kamu sama aku? Segampang itu?"

Fahmi sadar. Ini juga salahnya. Ia memberikan banyak perhatian. Seolah memberi jalur untuk Khansa masuk ke kehidupannya. Tanpa ia pikir bahwa di hari mendatang masalah akan datang dengan cukup besar.

"Situasinya beda, Sa. Aku udah punya istri."

"Kenapa baru sekarang kamu ingat kalau kamu punya istri? Kenapa nggak dari kemaren-kemaren kamu ingat kalau ada Fahyra di hidup kamu? Kenapa baru sekarang?!"

Khansa menggeleng kepala. "Kamu yang ngajak aku bertemu di tempat biasa hari itu. Kamu bilang kalau kamu izin ke Fahyra pulang lama karena urusan pekerjaan. Saat itu kamu sadar kamu punya Fahyra, Mi."

"Kamu bilang sama aku kalau alasan kamu nikah sama dia hanya satu. Kamu takut kalau aku akan nganggep kamu gagal karena belum mendapat pasangan setelah aku tolak berkali-kali. Kamu cuma mau nunjukin ke aku kalau kamu bisa dapat perempuan lain selain aku. Kamu hanya jadiin Fahyra pelarian."

"Dan aku nggak akan lupa waktu kamu ngajak aku nikah diam-diam tanpa sepengetahuan Fahyra malam itu. Aku nggak lupa!"

Fahmi terdiam di antara semua ucapan itu. Semua yang khansa katakan adalah kebenaran yang tidak ada unsur bohong di sana.

"Kamu bilang kalau Fahyra nggak akan tahu sekalipun kita nikah. Fahyra terlalu cinta sama kamu, dan cinta yang besar itu kamu gunain untuk bodohin dia." Khansa menggeleng kepala, "Aku yang nolak ajakan itu, Mi. Aku yang nolak ajakan kamu untuk nikah diam-diam. Karena aku nggak sejahat itu."

"Kamu selalu minta aku untuk berfikir lagi. Untuk memikirkan soal pernikahan itu. Ketika aku singgung soal Fahyra, kamu selalu jawab kalau dia tidak akan pernah tahu. Sekalipun dia tahu, dia pasti akan maafin kamu. Karena apa? Karena dia punya cinta yang besar."

"Stop, Sa."

"Kenapa? Kamu marah? Marah karena aku ungkit semua ucapan kamu?"

"Diam, Khansa!" ucap Fahmi. Tangannya mengepal hebat di bawah sana.

"Aku nggak pernah nyuruh kamu untuk hianatin Fahyra. Kamu yang mau hianatin dia."

"DIAM!"

"KAMU YANG DIAM!" bentak Khansa dengan suara yang lebih tinggi.

"Kamu nggak pantas dapat maaf dari Fahyra. Mungkin yang dia tahu hanya soal kamu yang selalu nanya kabar aku. Dia nggak tahu kalau kamu pernah ngajak aku nikah diam-diam, dia nggak tahu kalau kita sering ketemuan di luar, dan Fahyra nggak tahu kalau kamu pernah rawat dan nemanin aku di rumah sakit."

(FA) Love Story  (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now