>35: Dua Pilihan, Satu Solusi <

1.4K 208 6
                                    

“Tapi, Papa ...”

“Jika kamu berjanji akan memperbaiki sikapmu, Papa akan mempertahankannya. Sejujurnya, Papa juga tidak rela dia pergi, namun, ini semua untuk keselamatannya juga.”

Alka dan Leo terdiam. Sejujurnya, mereka ingin sekali membangun hubungan baik dengan Atharya, namun rasanya sulit sekali. Ego mereka terlalu tinggi, atau, ada saja kejadian yang membuat mereka gagal, menjauh dari tujuan utama mereka.

“Papa akan memberikan waktu pada kalian.” Naradipta beranjak pergi dari ruang kerjanya. Tadi, mereka sempat membincangkan hal yang serupa saat di ruang kesehatan, namun Andrean tiba-tiba kembali dan mengatakan bahwa UKS akan segera dikunci.

Jadi mereka pulang.

“Tapi Papa, itu berarti untuk Atha yang akan dipisahkan dari kami tidak ja—”

“Itu tetap berlaku. Papa yang akan mengatur semuanya. Kalian akan tetap dipisahkan satu sama lain.” 

Leo terdiam, ia kira, dirinya masih mendapatkan kesempatan untuk bisa bertemu dengan Atharya, tapi ternyata tidak. Naradipta benar-benar seseorang yang selalu berpegang pada ucapannya.

Leo menghela napas berat, tidak adalagi yang bisa ia lakukan untuk membujuk Naradipta agar mau merubah keputusannya.

Untuk Alka sendiri, laki-laki itu sebenarnya tidak mengerti apa yang terjadi. Dia hanya tahu, Atharya terluka, dan dia pun terlibat karena responnya yang berlebihan dan terlihat buruk waktu itu. Laki-laki itu menghela napas berat, kenapa dia melakukan hal itu tadi?

Semuanya sudah terlambat.

Aku bodoh sekali.”

“Aku tidak bermaksud seperti itu...”

Meninggalkan dua laki-laki yang tengah merenung, kita pindah ke posisi Atharya.

Kini, anak remaja itu tengah mati-matian menahan rasa nyeri di punggungnya, berkali-kali dia meringis namun yang membuat ulah tidak menggubris sama sekali.

“Pelan-pelan, Arka ... Aku bilang pelan-pelan!” Atharya menggeliat tidak nyaman, dia benar-benar menyesal minta bantuan Arka untuk mengolesi salep. Ini sudah tiba waktu malam, dan dia harus memakai obatnya.

Atharya menggigit bibir bawahnya, “Arkaaaaa!” Atharya merengek minta dilepaskan, lengannya benar-benar ditahan oleh seseorang yang dia rindukan keberadaannya.

Ya, itu Keith.

“Yang menahan mu itu Keith! Bukan aku!”

Arka menggeram kesal, adiknya satu ini memang aneh, siapa yang melakukan, siapa juga yang di tegur.

“Aaaa, sakittt!”

Ini pertama kali Atharya merengek seperti ini, jujur Arka memang tidak tega, tapi entah kenapa dia suka mendengar dan melihat Atharya yang seperti ini. Lucu, pikirnya.

“Kenapa ini terjadi lagi?”

“Tanyakan terus sampai mulutmu berbusa, ya?” Arka mencibir. Dia benar-benar lelah mendengar pertanyaan Keith yang sudah keluar ratusan kali.

“Kalian belum menjawab ku!”

Atharya berdecak kesal, “biasa, orang kuat memang selalu mendapatkan cobaan.” ujarnya sekenanya.

Arka dan Keith kehilangan kata-katanya. Mereka diam, tidak dapat membalas ucapan yang dilontarkan oleh Atha.

Cklek.

“Ah, Keith?”

“Halo, Paman.”

Naradipta tersenyum ke arahnya, begitu juga dengan Keith. “Bagaimana keadaan ayahmu?” tanyanya. Naradipta berjalan pelan menghampiri mereka, dia duduk di depan Atharya yang sedang merengut karena menahan sakit.

Atharya: Reborn as an Outcast.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang