>10: Protagonis Sialan!<

6.2K 818 15
                                    

“Tidak ada yang bisa kita lakukan.”

Mereka ini bodoh atau apa, hanya karena Reyna tunangan dari seorang kakaknya Azva, jadi tak ada cara lagi untuk melawannya?

Melawan antagonis rendahan saja rasanya seperti dipersulit oleh mereka.

Aku tidak ingin ikut campur, tapi fakta Reyna membuat masalah denganku, aku tak bisa tinggal diam. Aku meminum susu UHT yang dibawakan oleh siswi berkuncir kuda tadi.

“Terserah kalau begitu, kalian memperumit masalah yang sebenarnya tinggal menjentikkan satu jari untuk menyelesaikannya.” aku berujar pedas, berusaha untuk memprovokasi mereka agar mau mengikuti saranku.

“Apa? sedari tadi kamu hanya memberikan saran yang benar-benar seperti sampah.” seorang siswa berambut lurus dengan manik obsidiannya melirik tajam padaku.

Huh, sampah, katanya? Sialan.

“Sampah, ya? Jadi, apa yang ingin kalian lakukan? Sekarang, aku tidak akan ikut campur. Tugasku untuk mengingatkan dan memberi saran pada kalian sudah selesai.” ucapku.

Aku benar-benar kesal pada para karakter idiot ini.

Aku tak berpikir bahwa para karakter sampingan ini akan sesulit itu untuk diatur.

“Terima kasih untuk saranmu, Atha. Tapi, kenapa kamu memberi saran itu? Kami jelas tidak berani untuk melakukannya.” Syafa—sekretaris OSIS yang sedari tadi diam mengamati kami berdebat.

“Tidak ada, tapi, Reyna dan keluarganya itu rese. Kalian memberi satu bukti, maka mereka akan melakukan pertentangan sepuluh kali lipat. Lebih baik membunuhnya saja langsung, kan?”

“Mengotori lengan kami hanya untuk melakukan rencana gila seperti itu, kamu tidak waras.”

Ya, aku memang tidak waras.

Orion, ijinkan aku membunuh mereka.

[Anda melantur, Tuan. Bahkan untuk mengangkat revolver saja, Anda masih harus menggunakan kedua tanganmu, dan seseorang untuk menjaga keseimbangan mu.]

Ada kau. Cepat katakan. Bagaimana cara agar perdebatan bodoh ini cepat berakhir.

[Pergi tinggalkan mereka]

“Jangan berpikir untuk kabur, Atha.” suara Leo menginterupsi obralan ku dengan Orion.

Aku mendengus kesal, “maka cepat selesaikan, aku sudah tak betah disini! Aku gerah!” ayolah, ini sudah malam. Aku belum mandi atau berganti baju sekalipun.

“Sudah ku bilang, pakai saja pakaian Azva!” Leo berbicara dengan nada yang sedikit naik.

“Kau, kau menyuruhku untuk menggunakan pakaian oversize itu? Seperti apa badanku nanti, Leo?! Aku juga lelah karena perdebatan tak jelas ini. Aku ingin tidur!”

“Maka tidurlah.”

Aku tidak peduli lagi, aku berdiri menghampiri pintu dengan tangan yang sibuk membuka ponsel, aku ingin memberitahu Arka, atau Alka agar menjemput ku di sini.

Namun, Leo menarik lenganku. Aku berusaha untuk mengabaikannya, “Arka cep—!!”

“Tidak jadi, Atha akan pulang bersamaku.”

[Ah, tapi tadi—]

Tut, Tut, Tut.

Leo mengambil alih ponsel ku, ia menyembunyikannya agak jauh dari jangkauan ku.

Jelas, aku tak terima, aku membentak wajah yang menampilkan ekspresi menyebalkan itu.

“LEO!!”

“TIDUR ATAU AKU CIUM KAMU SEKARANG, ATHA!”

Atharya: Reborn as an Outcast.Where stories live. Discover now