11

88 15 0
                                    

Jeon Jungkook

Kemarin, saat aku mengatakan bahwa Sifra bukanlah tipeku—well, I lied. She is exactly my type.

Meskipun aku belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun, tapi aku sempat menyukai satu wanita, oke? Aku sendiri tidak bisa mendefinisikan seperti apa tipe wanita yang aku suka. But you guys just have to take a look at Sifra.

Look at her, so beautiful. Rambut blonde nya yang begitu panjang ikut bergerak saat dia berjalan. Dan juga saat dia tertawa, darn it. I’ve never seen someone so beautiful my entire life. And I’m not exaggerating right now.

Kami masih di kamar hotel. Aku sudah menghubungi beberapa locksmith service terdekat. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa mereka bisa menghapus instalasi fingerprints lock pada flat-ku, namun harus menunggu sekitar jam sepuluh pagi. Karena dia mulai bekerja pada jam tersebut.

Hari ini, aku ada kelas di jam sembilan. Aku tidak bisa meninggalkan Sifra sendiri dengan keadaan flat yang tidak bisa dibuka seperti ini.

“So? Bagaimana?”

“Mr Acerbi mengatakan bahwa dia akan segera menuju flat-ku pada pukul 9.45, karena perjalanan dari tokonya ke flat hanya sepuluh menit.”

“Oke. Kalau begitu, kita mungkin harus tiba lebih dulu sebelum Mr. Acerbi, right?”

Aku mengangguk. “Ya. Tapi permasalahannya adalah hari ini aku ada jadwal kuliah pagi.”

“You do?”

“Ya. Sepertinya aku tidak bisa kembali ke flat. Sekarang sudah pukul 8.36 dan kelasku dimulai pukul 9.00, Sifra.”

“Oke. Kalau begitu, kau harus berangkat ke kampus sekarang.”

“What about you?”

“What about me?”

“Bagaimana kau akan kembali ke flat?”

Sifra menjawab dengan santai, “Entahlah. Aku bisa menaiki tube atau dengan taxi. Apa saja yang memungkinkan,”

“You sure about that?”

“Ya. Aku sudah delapan belas tahun, Jeon Jungkook. Aku bisa kembali ke flat sendiri.” Katanya. “Why? Apa kau khawatir padaku?”

“N-no, of course not! Aku hanya ingin memastikan bahwa kau bisa sampai ke flat sendiri dan menemui Mr. Acerbi agar flat nya bisa terbuka. Aku sama sekali tidak khawatir padamu,”

“Okay, then. Kau ke kampus saja sekarang. Aku yang akan check out nanti.”

Sifra mendorongku agar segera keluar dan berangkat ke kampus.

Aku memastikan sekali lagi, karena entah kenapa, aku khawatir. Mungkin karena aku yang membawanya ke hotel ini, jadi seharusnya aku juga yang memastikan bahwa dia aman hingga sampai di flat.

“You sure? I can take a day off.”

“No. Jungkook, berangkat.”

“Fine.” Aku keluar dari kamar hotel. Namun, aku tetap merasa begitu khawatir. Jadi, aku kembali lagi. Kemudian aku melempar kunci mobilku. “Take my car.”

Sifra menaiki alisnya, “Huh? Lalu, bagaimana denganmu?”

“Taxi.”

“Kau serius?”

“Very. Tapi kau tetap harus mengemudi dengan perlahan-lahan, oke? Because I love that Porsche so much. Jangan sampai tergores!”

Dengan senyum lebar di wajahnya, dia mengangguk. “I will take care of your car. Don’t worry.”

Sincerely, YoursOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz