23- Nyawa Itu Berharga

1K 56 6
                                    

⚠️Jangan lupa votenya
Happy Reading

Katrina meminta dibawa bersama keluarga Liora. Katanya dia akan amat kesepian, tapi memang adanya begitu. Katrina sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Hanya makhluk kecil calon anaknya yang masih setia dalam perutnya.

Saat ini Katrina begitu menikmati perjalanan melalui udara. Mulutnya terus mengeluarkan suara decak kagum ketika melihat keluar jendela. Sesekali dia memakan makanan yang tersedia di hadapannya. Sampai mulutnya penuh dan di sekitarnya terdapat bekas coklat.

"Jangan berhenti!"

Katrina memukul tangan Saga di atas perutnya ketika pergerakan lembut tangan itu berhenti. Dengan sejuta kesabaran, Saga kembali mengusap perut Katrina. Saga baru menyadari jika perut wanita itu sudah sedikit buncit. Ternyata selama ini ia kurang jeli terhadap Katrina.

"Bisa kau bersihkan dulu coklat itu dari mulutmu? Terlihat berantakan sekali," celetuk Saga begitu matanya berfokus pada mulut Katrina yang masih mengunyah.

Katrina yang mendengar ucapan Saga pun menoleh ke arah laki-laki di sampingnya. "Apa kau tidak suka? Jijik melihatku seperti ini? Kalau begitu pergi saja temui Claretta. Dia pasti tidak pernah makan berantakan sepertiku." Katrina langsung merajuk.

Saga mendesah pasrah. "Jangan membawa namanya. Kalau begitu terserah saja mau bagaimana kondisimu. Yang penting kau nyaman," ujarnya terlihat bodo amat.

Setelah kejadian Katrina pingsan. Liora mendorong Saga untuk segera mengambil keputusan. Tidak dibiarkan oleh Liora untuk menggantung perasaan Katrina. Saat itu hanya Liora beri dua pilihan. Menikahi Claretta lalu biarkan Katrina pergi bersama Liora tanpanya, atau menikahi Katrina dan tinggalkan Claretta. Dengan catatan, Saga boleh menemui Kiara anaknya. Kapan pun dia mau. Selama hal itu tidak merugikan Katrina.

Awalnya Saga bimbang. Namun Liora kembali meyakinkan.

"Seandainya kau tidak mencintai Katrina. Sudah dipastikan sampai detik ini kau masih menjamah banyak wanita. Namun nyatanya kau sudah ketergantungan pada Katrina. Kau tidak bisa hidup tanpanya. Kau hanya memikirkan Katrina. Buktinya, setelah bersama Katrina kau tidak pernah berhubungan dengan wanita lain."

"Berbeda saat bersama Claretta. Kau tidak berhenti untuk menemui jalang. Aku yakin, Katrina tidak akan melarangmu jika ingin menemui Kiara. Bahkan Katrina akan menjadi penyayang begitu anak pertamanya lahir dan itu pun awal juga baginya menjadi seorang ibu."

Akhirnya Saga sadar. Hatinya sudah memilih Katrina sebagai belahan jiwanya. Lagi pula Claretta tidak mencintainya. Akan sia-sia jika Saga berniat bertanggungjawab untuk menikahinya sedangkan Claretta sendiri tidak mau. Memang pada dasarnya mereka tidak saling jatuh cinta. Malam itu hanya kecelakaan orang dewasa.

"Berapa usia kandunganmu?" tanya Saga sambil terus mengusap perut Katrina.

"Kata dokter akan menginjak tiga bulan. Aku lupa berapa minggu usianya," jawab Katrina. Matanya melirik perutnya yang terekspos. Baju yang dia kenakan sengaja dinaikkan sedikit supaya bisa merasakan telapak tangan Saga secara langsung.

"Apa jenis kelaminnya?" Saga kembali bertanya.

"Aku tidak tahu. Dia masih sangat kecil, belum terbentuk sempurna."

"Lalu, kau ingin dia laki-laki atau perempuan?"

"Emm? Kembar? Laki-laki dan perempuan. Pasti sangat lucu." Mata Katrina langsung berbinar saat membayangkan anaknya terlahir kembar.

"Sayangnya dia tidak kembar," celetuk Saga. Membuat angan-angan Katrina hancur.

"Jangan bersedih," pinta Saga. Ia mengusap pipi Katrina dengan lembut karena wanita itu hampir menangis. "Jika tidak kembar pun, kita bisa memilikinya lagi setelah bayi pertama ini lahir."

Parella Perigosa {REVISI}Where stories live. Discover now