28

5.9K 467 23
                                    

02:23 -

"Gimana dengan keadaan Mark, Dok?!" tanya Haechan panik saat dokter yang menangani Mark baru saja keluar dari ruang rawat Mark.

"Pasien tidak memiliki luka serius, hanya saja kaki kanan pasien harus digips agar tulang pasien tidak terlalu parah retakannya," jawab sang dokter.

"Tu ... Tulang re ... Retak?" tanya Haechan pelan.

Katakanlah Haechan alay sampai kakinya pun melemas dan hampir terjatuh kalau saja dia tak berpegangan pada kursi tunggu disampingnya.

"Iya. Ada cedera pada kaki kanan pasien yang mengharuskan pasien harus digips. Masa penyembuhannya berkisar tiga bulan. Itupun kaki pasien tidak akan kembali normal sama sebelum kecelakaan terjadi," jelas sang dokter.

Haechan terduduk lemas, sedangkan geng Vagos dan geng Holy Stone tidak bisa berbicara lagi. Mereka terlalu syok.

"BANGSAT!"

Semuanya kaget karena Haechan yang tiba-tiba berteriak keras.

"Chan-"

"ANJING! SIAPA YANG SABOTASE MOTOR GUE SIALAN! MATI LO DI TANGAN GUE!"

Suara Haechan menggema di dalam rumah sakit, bahkan air matanya sudah tidak dapat dia tampung lagi. Pria itu benar-benar terpukul akan fakta yang ada.

Dengan segera Renjun menarik Haechan ke dalam pelukannya, lalu mengelus punggung sahabatnya itu.

Kalau masalah kecelakaan tadi, Haechan hanya luka kecil pada bagian tangan dan kakinya saja.

"Be patient. Kita bakalan bantu lo nyari siapa pelakunya," bisik Renjun.

Haechan menangis di dalam pelukan Renjun.

"Ini salah gue, Njun! Salah gue! Gue gak periksa motor gue sebelum balapan sama Mark! Mark! Hiks! Mark kayak gini gara-gara nyelamatin gue, Njun..." keluh Haechan sambil terus menangis.

"Gih ... Sana samperin Mark. Lo ajak dia bicara. Gue yakin kalau dia terpukul pas tahu faktanya. Lo gak bodoh kan, Chan? Lo tahu kalau Mark punya mimpi jadi pembalap. Tapi, mimpi itu masih ada setelah dia nyelamatin lo?" Tanya Jeno.

Jeno berjalan ke arah Haechan, lalu mendorong Renjun menjauh, membuat Renjun dengan segera menatap Jeno dengan tajam, begitupun Jaemin dan geng Holy Stone yang lainnya.

Haechan terdiam dengan kepala tertunduk.

"Mark gak akan kayak gini kalau dia nggak selamatin lo. Bisa aja lo yang mendekam di rumah sakit dan ngerasain kaki digips kalo bukan Mark yang nolongin lo. Lo tahu diri kalau lo udah ditolong, kan? Balas budi tahu juga dong?" tanya Jeno menohok.

"BANGSAT! MAKSUD LO APA ANJING?! MARK SENDIRI YANG MAU NOLONGIN HAECHAN YA!" teriak Renjun emosi.

"Mau Mark yang inisiatif atau enggak, hakikatnya emang Haechan yang ditolong, kan?" balas Jeno.

"Sahabat lo belum tentu napas kayak sekarang kalo bukan, Mark," lanjut Jeno.

Diam-diam geng Holy Stone menahan amarah pada Jeno.

Jeno melipat kedua tangannya di depan dada, lalu menatap Haechan dengan tatapan merendahkan.

"Cuma anjing liar yang udah ditolong dan gak tahu balas budi."

Sindiran menohok dari Jeno berhasil membuat amarah beberapa anggota HS memuncak.

Bugh!

"BANGSAT!"

Johnny meninju wajah Jeno dengan emosi, sampai anak itu terpental di atas lantai.

Jeno terkekeh.

"Sial! Fakta bikin kalian jadi hilang kesadaran diri ya?" tanya Jeno.

Jeno mengusap darah pada ujung bibirnya, lalu meludah tepat di depan geng HS.

"TEMAN GUE GAK AKAN DIGIPS KALAU GAK SELAMATIN BUNGSU HS ANJING!" teriak Jeno.

Haechan seketika berjongkok di atas lantai, lalu menutup kedua telinganya. Sialnya, setiap kalimat yang keluar dari mulut Jeno seperti belati.

"Lo butuh pembuktian apalagi biar lo percaya Mark emang nyesal dan tulus sayang sama lo?! HA?!"

"Malam dimana lo balapan sama Giselle dan lo dengan sengaja mengalah, itu malam terburuk setelah malam kematian Ibunda Mark!"

"Disaat Mark udah bersatu dengan malam dan Mark udah dengan senang hati berteman dengan dunia malam karena trauma akan meninggalnya Ibunda dia. Lo kenapa datang dan buat dia kembali trauma Anjing?!"

"Malam itu, Mark udah ngeluarin banyak biaya, harus ngubur rasa malu, harus rela gak makan sampai maag! ITU SEMUA DEMI LO HAECHAN ANJING!"

"DIA BERNIAT NGELAMAR LO MALAM ITU BANGSAT! DIA MAU BUKTIIN KALAU DIA SERIUS DAN BENERAN NYESAL!"

Brak!

Jeno melempar sebuah kotak perhiasan berwarna merah terang tepat di depan sepatu Haechan.

"Itu ... Itu bukti malam itu. Saking putus asanya, Mark. Dia bahkan kalap dan buang kalung pemberian Ibunda nya di laut. Masih baik gue lihat dan langsung ngambil itu."

"Asal lo tahu, kalung itu yang jadi kenangan paling indah buat Mark dari almarhumah Ibunda nya."

"Dia dididik dengan keras semasa kecil dan didikannya itu sampai ke tanggung jawab."

"Mark ngasih kalung itu buat orang lain, artinya dia nyerahin hidup dan dunianya sama orang itu!"

"Dan lo!" Jeno menunjuk Haechan.

"LO DUNIA MARK SEKALIGUS KIAMAT MARK!"

Semuanya terdiam saat mereka mendengar apa yang dikatakan oleh Jeno.

Geng Vagos memang tahu kalau sebelum Mark turun arena malam itu, dia memang menyempatkan diri untuk menyiapkan beberapa kejutan untuk Haechan. Tapi, siapa sangka kalau ternyata kejutan itu berakhir kecewa dan penderitaan.

Jangan tanya, mengapa Jeno begitu membela Mark. Itu karena Jeno sudah menganggap Mark seperti saudara kandungnya sendiri. Apapun yang disembunyikan oleh Mark, itu semua diketahui oleh Jeno. Boleh dikatakan, Jeno adalah orang terpercaya Mark.

Jeno berdiri dari duduknya, lalu menendang tembok rumah sakit, membuat semua orang yang ada di sana kaget.

"Fuck you!"

Usai mengatakan itu untuk HS dan Haechan, Jeno langsung masuk ke dalam ruang rawat Mark.

- ❄️❄️❄️ -

Cold Leader (?) | MarkHyuck Where stories live. Discover now