"Maaf dev udah bikin kamu terbiasa sendiri padahal dari dulu kamu punya abang". Angga pun memeluk devina, dan devina pun semakin larut menangis dalam pelukan angga.

"Meski bukan rumah seperti ini yang devina inginkan, setidaknya bang angga selalu jadi rumah buat devina pulang yang selalu mengiyakan segala perminataan devina". Ujar devina yang masih kalut dengan kesedihannya sekarang pelukan angga.

"Nangis dulu gapapa dev, jarang - jarang kamu nangis dipelukan abang kek gini. Abang ngerasa berguna kalo kamu kek gini".

"Kalo bang angga pergi, devina mau pulang kemana lagi?". Tanya devina sambil melepaskan pelukan dari angga dan menatap wajah abangnya.

"Heii, kapanpun itu kamu bisa pulang ke bang angga. Sesibuk apapun nanti abang akan selalu ada buat kamu. Kamu minta apapun bilang sama abang. Apapun itu pokoknya ke abang. Oke". Ujar angga sambil menyeka air mata devina di pipinya.

"Harus banget besok yang pergi?". Tanya devina memastikan bahwa angga besok sudah benar - benar pergi ke lombok.

"Iya dev, plisss. Kalo kamu kek gini, diperjalanan abang juga kepikiran sama kamu dan nantinya malah gak fokus sama kerjaan abang disana. Jangan kek gini yaa. Abang gak kemana - mana kok".

"Yaudah besok devina ikut nganter sampe bandara kalo gitu".

"Nahhhh gitu dong. Siap tuan putri. Yaudah sekarang ayo makan dulu, pasti udah ditungguin bang rio sama bunda dibawah".

"Gamau, devina ngantuk".

"Tapi kamu belum makan dev".

"Tapi devina udah ngantuk bang".

"Ckk ngeyel dibilangin, yaudah mau abang bawain roti kesukaan kamu sama susu kesini?".

"Iya bang".

"Senyum dulu dong biar cantik".

Devinapun tersenyum manis kearah angga. Kini angga pun keluar dari kamar devina dan mengambil roti dan susu kesukaan devina di kulkas.

"ngga, gimana adekmu?". Tanya friska yang sudah selesai makan dan kini ia berdiri menuju ke ruang tamu.

"Udah beres pokoknya bun".

"Gimana bang kurcaci satu itu?". Tanya rio yang baru saja datang dari ruang makan sambil melahap anggur di tangannya.

"Udah rii beres lo tenang aja". Jawab angga sambil menepuk bahu rio.

"La lo mau ngapain lagi ke ruang makan bang? Makan lagi?". Tanya rio.

"Mau ngambilin roti sama susu buat devina. Dia belum makan malem kan tadi".

Angga pun segera mengambil roti dan susu untuk devina dan kini ia pergi berjalan menuju ke kamar devina.

"Bagaimana jika nanti devina tanpa angga ri?". Tanya friska sambil duduk di sofa ruang tamu.

"Udah bun devina pasti baik - baik aja, dia kan kek bunda. Wonder woman hehe". Rio pun berusaha menghibur hati bundanya yang kini tengah memikirkan putri satu - satunya tersebut.

"Kamu nanti harus jaga devina ya ri kalo angga udah ke lombok, bunda juga kadang gak selalu di rumah bareng kalian - kalian".

"Siap yang mulia rio bakal jagain devina 24 jam. Apa perlu rio sewa bodyguard?".

"Kamu ini rii, aneh - aneh saja". Friska melempar bantal ke arah rio yang sedari tadi membuat friska untuk tersenyum.

Malam hampir larut, sepasang mata masih terpejam dan terlelap dalam rengkuhan ke pelukan alam mimpi. Mimpi indah membuat kita sedikit terjaga dari kerasnya dunia. Sementara mimpi buruk akan semakin menambah pikiran dan selalu ingin segera keluar di dalamnya. Terkadang tidur adalah hal yang menyenangkan saat dunia tak baik - baik saja.

EccedentesiastМесто, где живут истории. Откройте их для себя