21. Mau putus?

310 50 9
                                    

Rumor kedekatan Ningning dan Jay menyebar secepat api yang membakar penghuni sekolah. Banyak yang panas mendengar keduanya berpacaran, dan banyak yang penasaran seperti apa kebenaran sebenarnya dari kedekatan mereka.

Sementara dua sosok yang terlibat masih tak menjawab atau menggubris kabar itu, seolah-olah keduanya sengaja menambah rasa keinginan tahu semua orang.

Bukannya Ningning tidak mau menjawab, tapi dia berada dalam perasaan malu bercampur kesal dengan diri sendiri. Setelah kemarin-kemarin dengan santainya meyakinkan gadis lain bahwa dia dan Jay hanya teman biasa.

Disisi lain Jay yang suka menepis atau mengabaikan rumor berkaitan dengannya malah ikut terdiam, tetapi tak ada yang sadar bahwa sudut bibirnya melengkung ke atas. Ya, Jay sedang dalam suasana hati yang baik.

Pemuda itu kepikiran dengan Ningning. Bagaimana ekspresinya sekarang setelah tersebarnya hubungan mereka? Jay tahu Ningning pasti kesal dan marah, membayangkannya saja membuat raut wajahnya melembut.

“Ckckck, lu keliatannya senang ya.”

Jay melirik sekilas Jake lalu membuang muka. Dia tak ada niat buat menggubris temannya.

“Beda banget sama ekspresi Ningning yang kesal dan malas. Dia kayak gak ikhlas banget kena gosip pacaran sama lu.”

Jay menatap tajam Jake.

“Menurut lu ini gosip?”

“Apa?”

Jake bingung karena fokus temannya berbeda dari dugaannya.

Jay berdiri berniat meninggalkan Jake, tapi ada suara dari belakangnya.

“Terus kalau bukan gosip? Berarti fakta?”

Pada waktu istirahat di sekolah Ningning berniat untuk makan dalam kelas, tetapi panggilan dari guru mengurungkan niatnya.

Apalagi sekarang? Perasaan dia tidak punya kesalahan bahkan dia juga ingat bahwa tugas sekolahnya sudah dia kumpulkan semuanya. Namun saat melihat Jay muncul dari arah berlawanan akhirnya dia paham kenapa dia dipanggil keruangan guru.

Bukankah keduanya akan ditanya apa hubungan mereka, atau sesudah hubungan mereka terbongkar keduanya akan dihukum? Mungkinkah guru akan menyuruh mereka putus? Seketika langkah Ningning semangat dan suasana hatinya bewarna.

Memperhatikan ada senyuman Ningning. Jay tertegun, apa dia begitu senang melihatnya sebab senyum Ningning tak lenyap bahkan ketika tatapannya bertemu Jay.

Bu Seulgi selaku guru hanya menggeleng memperhatikan interaksi tipis dari dua siswanya.

“Kalian pasti tahu kenapa Ibu manggil kalian kesini?”

Baik Ningning, atau pun Jay mengangguk.

“Ibu mau tanya kalian, dan Ibu harap kalian jawab dengan jujur.”

Keduanya mengangguk lagi.

“Apa benar kalian pacaran? Sebaiknya kalian menjawabnya.”

“Iya, bu,” sahut Ningning cepat.

“Ya, bu.”

Menghela nafas sesaat dia menatap kedua siswanya. Dia tahu betul keduanya adalah siswa yang berbakat dan selalu menjadi bahan perhatian, sangat disayangkan keduanya berpacaran karena ini bisa jadi menggangu pembelajaran mereka, tapi hal ini juga bisa menjadi semangat buat keduanya belajar walau hal ini jarang terjadi.

Dari beberapa kasus di sekolahnya kala dua siswanya terjerat hubungan emosional. Saat mereka perhatian pada hubungannya, atau ketika mereka bertengkar dengan pacarnya, nilai-nilai mereka justru cenderung jelek dan menurun.

Inilah alasan sekolah mempunyai aturan dilarang pacaran di sekolah.

Menyadari gurunya diam, Ningning berkata.

“Saya minta maaf bu, kalau hubungan saya dengan Jay melanggar aturan sekolah, dan saya siap diberi sanksi.”

Jay terkesiap.

Apa Ningning menyesal berpacaran dengannya, atau dia menyesal karena hubungan mereka terungkap?

Dalam hati Ningning hanya berharap gurunya menyuruh keduanya putus dengan begitu dia akan bertindak seakan-akan menyukai Jay tapi tak ingin membuat Jay dalam kesulitan, sebab itu dia akan mundur dari hubungan terkutuk ini.

“Ibu agak kecewa karena kalian berpacaran, kalian juga akan dapat hukuman karena sudah melanggar aturan sekolah. Selama seminggu dari hari senin, kamis, dan sabtu kalian berdua harus merapikan buku di perpustakaan dan membersihkan juga.”

Ningning berkedip bingung, dan Jay mengangguk mengerti.

“Hanya itu bu?”

Ibu Seulgi tersenyum.

“Kamu pengen dapat hukuman tambahan?”

“Gak bu,” balas Jay cepat dan ingin menarik Ningning.

Mengabaikan tarikan Jay, dia bertanya.

“Saya pikir ibu akan suruh saya dan Jay putus.”

Gurunya merasa lucu dengan pertanyaan Ningning, ini pertama kalinya ada siswa yang menanyakan hal ini.

“Kalian ingin putus?”

Sebelum Ningning bereaksi dia sudah dibawa oleh Jay.





15/05/23

Masih ada yang baca gak? Jangan lupa vote ya.

Dan sholat juga

polaroid love 📷Where stories live. Discover now