13. Berlayar?

476 80 12
                                    

Panggilan telah terputus, dia terdiam seraya memikirkan kata-kata barusan dari temannya, ada perasaan kurang enak menghampirinya sekarang.

Serim, sepupu temannya mengalami kecelakaan dalam perjalanan menuju ke tempatnya, walau sahabatnya berkata keadaannya tidak terlalu parah, tetapi tetap saja dia merasa bersalah.

Disisi lainnya dia bersyukur bahwa sepupu temannya hanya mengalami luka ringan, sayangnya perasaan lega nya tak berlangsung lama saat berpikir apa yang akan dia katakan pada Junho.

Dari jauh-jauh hari dia selalu menolak pertemuannya dengan Junho, dengan dalih dia sibuk atau sosok yang dia sukai tidak bisa pergi bersamanya. Meskipun alasan yang sebenarnya kenapa dia menolaknya, sebab dia belum mendapatkan sosok yang bisa dijadikan orang yang dia sukai untuk di bawanya.

Kemudian sekarang disaat dia telah menemukannya, malah kecelakaan terjadi seolah-olah masalahnya dilarang untuk usai.

Secara serentak dia merasakan perasaan sedih, kecewa, marah, khawatir, dan juga benci di satu waktu.

“Ningning?”

Sontak perhatiannya teralih ketika Junho muncul di dekatnya.

“Kamu gak apa-apa?”

Dari rautnya tak bisa berdusta bahwa dia sedang tidak bahagia.

Menyadari kekurangannya, dia cepat-cepat memperbaiki rautnya.

“Iya, kamu kenapa kesini?”

Matanya yang melihatnya memiliki rasa peduli yang dia abaikan.

“Kamu agak lama, aku khawatir jadi aku kesini untuk pastikan apakah kamu baik-baik saja.”

Ini sebuah kejujuran, sayang sekali dia tidak tersentuh atau senang.

“Aku gak apa-apa, gak ada yang perlu kamu khawatirkan,” balasnya.

Betul, dia tidak usah merasa cemas karena sesungguhnya orang yang harus merasakannya adalah dirinya sendiri, lantaran yang terjadi sekarang diluar harapannya.

“Bagus, tapi kapan dia datang?”

Yang dia maksud ialah pemuda yang dia sukai.

Seketika Ningning bisu, dia tak tahu harus berkata apa atau beralasan apalagi terhadap Junho.

Melihatnya kebisuannya dia berkata lagi.

“Aku gak tau apa kamu serius, atau gak tapi apa mungkin cowok yang kamu suka sebenarnya gak ada?”

Junho masih ragu soal ini, setelah sadar dengan keanehannya sekarang.

Seperti disiram air dingin ketika dia tertidur, dia tersentak dan terbangun kaget karena kalimatnya.

Ada kepanikan di matanya, tapi dia buru-buru menggeleng.

“Aku serius, aku gak main-main! Dan aku punya cowok yang aku suka.”

Siapa yang sedang bermain sekarang? Meskipun dia memang tidak menyukai pemuda itu, tapi dia benar-benar membutuhkannya agar Junho berhenti mengejarnya. Namun, siapa yang tahu sosok yang dia butuhkan sekarang mengalami kecelakaan.

“Terus sekarang dia dimana?”

Setelah menunjukkan penegasan, dia kembali ragu-ragu.

Dia sedang berada dirumah sakit sekarang, dan seseorang yang sedang cedera tak perlu dilibatkan di sini.

“Itu...”

Kebimbangannya yang membuat Junho merasa dia berbohong padanya sekarang, tapi dia kekurangan bukti.

polaroid love 📷Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ