2. Memikatnya?

929 147 7
                                    

Pertama kali Ningning bertemu Jay setahun lalu sebelum dia sadar keduanya satu sekolah.

Pada saat itu senja, suasananya hening ada bekas tetesan hujan sepanjang jalan serta masih ada sedikit rintik-rintik hujan. Tak banyak orang dalam perjalanan, hanya ada beberapa orang yang berjalan saat itu.

Tujuan Ningning kala itu pergi ke toko kamera, dia ingin membeli sebuah kamera buat hadiah untuk seseorang.

Bertepatan ketika dia memasuki pintu toko tersebut, sesaat itu bahunya bertabrakan dengan bahu seseorang, dia mengarahkan atensinya kesamping dan menemukan sosok pemuda berwajah tajam yang juga mengamatinya.

Tak ada ucapan dari keduanya, keduanya bersamaan mundur dan maju lagi secara sama-sama lalu sekali lagi tubuhnya bersentuhan. Ini seperti gambaran adegan kecil dari drama romantis penuh skinsip ringan tapi menyentuh hati.

Sayang sekali bagi dua pemeran utama yang terlibat tak merasakan getaran manisnya melainkan Ningning mendelik kesal, Jay pura-pura tak peduli dan masuk duluan ketika reaksi gadis disampingnya akan marah.

Mengatur perasaannya dia buru-buru masuk dan berkeliling seraya mengamati berbagai macam kamera, kemudian ia berhenti tepat ditempat khusus kamera polaroid.

Dia memeriksa satu persatu model kamera dengan matanya sampai dia menemukan salah satu menarik perhatiannya, dia langsung menyentuhnya sayangnya ada tangan lain yang juga memegangnya.

Dia seketika memperhatikan siapa sosok yang berani mengincar barang yang diinginkannya dan menemukan pemuda yang menabraknya tadi, dia tentunya tidak akan mengalah atau melepaskan tangannya dari kamera tersebut, adapun Jay juga tidak menjauhkan tangannya dari kamera itu.

Jelas keduanya terlihat tidak akan mengalah satu sama lain, namun sekeras apapun Ningning berusaha mendapatkan barang itu pada akhirnya kamera itu jatuh di tangan Jay.

Bila dia mengingat kejadian ini dia masih kesal terhadap Jay bahkan ketika hari itu dia tidak meminta maaf padanya, berkat kejadian ini kesan Ningning terhadap Jay sangat buruk.

Dimata gadis-gadis yang suka dia ia mempunyai sosok baik, ramah, pengertian, dan lembut tetapi bagi Ningning ini adalah kepribadian palsu yang tertera pada pandangannya.

Seperti sekarang ketika Ningning melihat gadis-gadis berkumpul disekitarnya dan berbicara, Jay menyambut dengan ramah. Dia mendecih dan memasang tampang masam.

Menyadari mata temannya yang menatap ke arah Jay, Juhyeon menegurnya.

“Lu cemburu ya?”

Wajah yang seharusnya terlihat meremehkan kenapa menjadi cemburu? Ningning menatapnya kesal.

“Menurut lu gue liat apa sampai harus cemburu?”

“Jay lagi ngobrol bareng cewek-cewek, dan lu keliatan cemburu.”

“Lu cemburu sama Jay? Berarti lu punya perasaan sama dia. Bukannya kemarin-kemarin lu bilang Sunghoon lebih baik, tapi sekarang lu kayaknya lebih suka Jay. Bener ya kata orang-orang omongan seseorang gak bisa dipegang,” ucap Liz seolah menasihati Ningning.

Mendengar sabda temannya yang begitu bijaksana bercampur omong kosong, membuat Ningning ingin menaboknya pakai bola.

“Sinting! Gue gak gak liat dia dan gak mungkin gue cemburu sama si Jaynudin itu!” tunjuk nya ke arah Jay dengan kesal.

Juhyeon yang dikata gila tidak terima dan membalasnya.

“Jelas mata lu ke arah sana, apa mungkin lu liat pohon dibelakangnya? Gila!”

Ningning menatap tajam temannya.

“Temanku tersayang, aku memang lagi liat pohon itu bukan J.A.Y.” ucap Ningning mengeja dan menekankan kata terakhir.

Juhyeon sudah malas menggubrisnya tapi Liz menatap Ningning tak percaya.

“Gue baru tahu kalau dalam mata lu pohon hijau polos dan besar yang nampak horor itu, lebih menarik dari Jay.”

Juhyeon tertawa dan menimpali kalimat polos temannya.

Really amazing for our friend's eyes.

Shut up!

Sebab sekarang waktunya kelas olahraga tidak heran Ningning berada di lapangan dan kebetulan sekarang ini bersamaan waktu olahraga kelasnya Jay, keduanya beda kelas tapi Jadwal kelas olahraga mereka sama.

Pelajarannya telah usai dan Ningning duduk di trotoar menonton temannya bermain bola voli, sedangkan Jay yang tadinya mengobrol kini bermain bola kaki.

Bosan menonton bola voli dia memilih memainkan hpnya, selagi dia mengambil gambar sebuah bola menggelinding ke arahnya dan menerpa sekilas sepatunya.

Ningning berhenti memainkan hpnya.

“LEMPAR BOLANYA KESINI!”

Teriak para pemuda yang berasal dari lapangan bola.

Melihat ada jejak lumpur dari bola itu Ningning tak berhasrat akan memegangnya. Lebih baik menendangnya, pikirnya.

Dia mengikat rambutnya asal lalu menarik celana olahraganya keatas agar nyaman, berikutnya dengan penuh tenaga kuat dia menendang bola tersebut. Tendangannya yang luar biasa itu tidak hanya sampai di lapangan, tetapi juga tepat mendarat dipunggung pemainnya.

Ningning tak menyadarinya tetapi banyak saksi mata melihat kejadian itu, termasuk dua sahabatnya.

“Astaga Ningning bola yang lu tendang kena punggung orang,” tegur Liz.

“Dan itu punggungnya Jay,” balas Juhyeon.

Ningning segera melihatnya dan terkejut.

“Lu tenang aja gue yakin Jay gak akan sampai bunuh lu,” hibur Juhyeon seperti mengejeknya.

“Jangan takut ada kita!” timpal Liz.

Ningning bahkan belum bersuara tapi Jay sudah berkata.

“Siapa yang tendang bolanya?” tanya Jay menatap sekitarnya.

Semua yang di lapangan menunjuk pada Ningning, kedua sahabatnya yang merasa diamati semua mata langsung mundur dan menjauhi Ningning seolah menunjukkan pelaku utamanya.

Shit,” umpatnya kesal.

Jay mendatangi Ningning, berdiri tepat di depannya.

Dengan banyaknya gadis yang mengelilinginya walau dia tetap menanggapinya dengan baik, tetap saja mereka tidak puas dan selalu mencari berbagai cara menarik perhatiannya. Meski begitu apa yang mereka lakukan sia-sia dan membuatnya jenuh.

Jadi bila Ningning sekarang sedang memikatnya maka dia berhasil mengambil perhatiannya.

“Apa ini caranya?” tanya Jay menatapnya serius.

Ningning bingung dengan pertanyaannya.

“Cara apa?”

“Memikat.”

“Maksudnya?”

Melihat rautnya murni dan polos tanpa dosa membuat bibirnya ingin melengkung, tapi dia menahannya.

“Bukan apa-apa, tapi lu berhasil.”

“Apanya yang berhasil?”

Jay menundukkan kepalanya sedikit mendekati wajah Ningning berkata dengan pelan dan hanya dia dengan Ningning yang mendengar ucapannya.

“Memikat gue.”

1/03/22

Polaroid love kita timbul lagi.

Huhuhu selamat menikmati kisah random nya Ningning-Jay.

Chapter selanjutnya mungkin ada Ningning-Sunghoon.

Jangan lupa tekan bintang atau klik suka ya.

Tq.

polaroid love 📷Where stories live. Discover now