8. Kebingungan dan kebuntuan

543 82 2
                                    

Jauh sebelum pertemuannya dengan Junho ia telah latihan berulang-ulang demi kebohongannya biar tampak seolah dia mengatakan kebenaran, tapi sungguh 'Demi Dewa' hanya dia bisa merasakan betapa gugupnya dia saat akan berbicara dengannya.

Akan tetapi akibat dari pengejaran tanpa henti dari sang mantan telah mengajarkan Ningning untuk tidak mundur, atau menyerah.

Hari ini sungguh dia bertekad untuk mengakhiri pengejaran gigihnya, demi kembalinya kehidupannya yang nyaman dan tentram tanpa gangguan dari masa lalu.

Dengan dorongan hati yang kuat, ia berkata.

“Aku suka cowok lain.”

“Apa!?”

Ekspresi wajah terkejut mantannya tak menghambat kemauannya untuk melanjutkannya ucapannya.

“Aku suka sama orang lain, jadi aku gak bisa balikan sama kamu.”

Sedari dia menyadari arti penting Ningning untuknya ia telah mencari tahu terlebih dahulu tentangnya selama hubungan keduanya kandas sampai dia datang menemuinya.

Dia tahu betul gadis didepannya yang sedang mekar dan menarik perhatian ini sudah mengambil beberapa hati dari seorang pemuda, sebagian dari mereka yang tergoda dengan pesonanya tentunya berusaha mendekati dan merayunya, tetapi tidak satupun yang berhasil menjangkaunya.

Lalu ada yang menyukainya tapi Ningning nampak tak tertarik atau menyukai pemuda lain, ini terbukti dari dia yang tidak dekat dengan siapapun serta tak pernah atau tampak mengambil inisiatif untuk mendekati lawan jenisnya. Jelas sudah jawabannya kenapa dia masih sendiri sampai saat ini.

Oleh karena itu dengan tak adanya siapapun disisinya dia memberanikan diri mendekatinya, meski keinginan untuk kembali padanya ditolak tapi kata-katanya yang mengatakan tidak memiliki perasaan terhadapnya tak sebatas melukainya namun juga memberikan dia sedikit harapan.

Ya, dia tidak menyukainya tetapi dia bisa buat dia menyukainya lagi kan?

Setidaknya dia bilang tak suka orang lain, jadi dia masih memiliki peluang kan? Sampai ketika sekarang dia dengan serius mengucapkan menyukai pemuda lain, disaat yang sama tali harapannya yang terakhir diputuskan olehnya secara langsung.

Junho berusaha mengatur perasaannya yang terluka, bibirnya agak berkedut dia ingin tersenyum seperti biasa, namun dia tidak bisa dan rautnya malah terlihat aneh.

“Aku tau kamu gak dekat dengan siapapun, lalu sekarang kamu bilang kamu suka cowok lain? Terus kenapa kamu gak bilang dari awal? Apa ini hanya alasan kamu saja biar aku mundur.”

Mengigat dia sedari awal sekedar mengatakan tidak mempunyai perasaan terhadapnya, tanpa ada ucapan 'suka pada orang lain' jadi Junho berpikir ini masuk akal dan merasa gadis ini hanya mau dia menyerah.

Perasaannya makin kesal memikirkan bahwa ia berusaha agar dia menyerah atas dirinya.

Tuduhannya yang benar menimbulkan kejengkelan terhadapnya.

Kenapa mantannya begitu sulit? Tetapi mundur bukan pilihannya.

“Gak, aku serius soal ini meski aku gak dekat dengan siapapun tapi bukan berarti aku gak punya sosok yang aku sukai. Sebelumnya aku gak bilang karena aku rasa gak perlu, dengan aku mengatakan gak punya perasaan sama kamu aku rasa udah cukup menjelaskan kenapa kita gak bisa balikan, dan juga aku sudah ingatkan dari awal kamu untuk berhenti melakukan hal yang sia-sia, ya karena diantara kita sudah gak mungkin lagi. Tapi aku gak sangka kamu gak hanya gak mundur malah kamu terus-terusan datang seolah aku beri kamu jawaban yang positif.”

Junho terdiam dengan jawabannya, dia menuntut penjelasannya tapi jawabannya itu bukan sama sekali jawaban yang dia harapkan.

Pengejaran dan kedatangannya seminggu lebih terhadapnya bukan berarti tak ada artinya, dia telah mengesampingkan hal-hal lainnya demi mengambil perhatian dengan hatinya, namun dia tidak pernah berharap keinginannya ini malah direnggut oleh sosok pemuda yang tak dikenalnya.

Junho masih menolak percaya, tetapi sepertinya Ningning tampak yakin seolah inilah kebenaran yang ada.

Lalu apakah sungguh dia benar-benar menyukai orang lain? Kalau begitu mau tidak mau dia harus percaya, meskipun ini menyakiti perasaannya, tapi untuk itu dia ingin mengetahui satu hal.

Dengan kekecewaan yang tak mampu ditutupinya ia berseru.

“Kalau begitu aku percaya, tapi...”

Kalimat yang mengatakan dia percaya pastinya melahirkan perasaan bahagia pada Ningning sampai kata 'tapi' muncul dan menghilangkan ketenangannya.

“Tapi apa?”

“Siapa dia?”

“Hah?”

“Cowok yang kamu suka?”

Ah, itu rupanya. Mengatur mimik wajahnya dia berkata dengan pandangan samar.

“Kamu gak tau, dan gak perlu tau.”

Betul, dia tidak perlu tahu dan jangan sampai mengetahuinya, karena sosok yang dimaksudkannya 'tak ada' dan itu hanya ilusi yang dia ciptakan dari bibirnya agar dia menyerah atas dirinya.

Jawabannya segera memberi dia sebuah pikiran, sepertinya dia menemukan sesuatu dan ini juga merubah kekecewaan.

Mengamati rautnya yang beralih dari kecewa menjadi tenang, justru membentuk kebingungan pada Ningning sebab dari raut matanya seakan ada sesuatu yang salah.

Ketenangannya persis seperti gambaran laut yang damai sebelum badai yang datang, tapi semoga saja ini dugaannya saja.

Namun dugaannya langsung terbukti saat dia membuka suaranya.

“Aku akan mundur tapi sebelum itu aku ingin ketemu dengan cowok yang kamu suka, aku ingin liat seberapa baik dia hingga bisa buat kamu jatuh hati dan menolak aku. Saat itu juga, aku mau liat apakah kamu benar-benar serius suka dia, karena itu aku harap kita bertiga punya kesempatan untuk ketemu.”

Semua kalimatnya sangat jelas artinya tapi Ningning tidak bisa mengucapkan sepatah katapun lantaran kalimatnya seperti menggali lubang untuk dirinya sendiri.

Bagaimana bisa dia mempertemukan pemuda yang disukainya dengan Junho, sementara dia sendiri yang paling tahu bahwa sosok itu tak nyata.

Tapi apabila dia tidak mempertemukannya dengan Junho kemungkinan untuk menyerah atas dirinya akan hilang.

Lantas dia harus bagaimana sekarang? Sebab kini dia berada ditengah-tengah kebingungan dan kebuntuan.



15/04/22

Sumpah di part ini berulang-ulang dihapus terus tulis ulang lantaran kurang pas.

Jangan lupa untuk tekan bintang atau klik suka ya.

polaroid love 📷Where stories live. Discover now