7. Suka cowok lain?

620 88 4
                                    

Ningning tidak tahu harus mengatakan Junho orang yang gigih, atau pantang menyerah sesudah kedatangannya padanya tanpa jeda. Kunjungannya dengan dalih mengejarnya sungguh bagi Ningning lebih pantas dikatakan adalah sebuah keegoisan dari pemuda yang sudah tahu perasaannya, tetapi masih mengabaikan fakta karena menganggap keduanya masih memiliki kemungkinan.

Dia mungkin tak kenal lelah dan tidak mau menyerah atas Ningning, namun gadis yang diinginkannya merasa sudah jengah dan mencari cara agar sosok mantannya berhenti mendatanginya seolah itu sebuah keharusan.

Wajah yang menempel erat di dinding dengan suara lesu ia bertanya.

“Tolong, kastau gue cara menghentikan cowok yang ngejar mulu.”

Biasanya ketika dia mengatakan tak menyukai sosok yang mengaku padanya, atau tidak mempunyai perasaan yang sama, pemuda tersebut akan berserah dan berhenti mendekatinya. Namun, hal ini tak berfungsi bagi Junho.

“Apa ini soal mantan lu itu? Gue jadi penasaran seperti apa sosoknya hingga dia begitu percaya diri,” cerca Juhyeon meniup poninya yang sontak terangkat.

Berlalu dari seminggu Ningning selalu mengeluhkan sikap serta tindakan mantannya yang tidak kenal kata mundur itu, maka Juhyeon merasa tebakannya pasti benar.

“Iya, apa diantara kalian punya solusi biar dia nyerah.”

Liz angkat tangan dan memandang Ningning serius.

“Gue pernah dikejar cowok tapi gak ada yang seperti mantan lu.”

“Kenapa bisa? Apa gak ada yang sangat mendambakan lu,” tanya Juhyeon penasaran.

Ningning pun tertarik dengan pertanyaan Juhyeon, lalu dengan ringan dia menatap Liz seakan menanti jawabannya.

“Iya ada, tapi setelah gue tolak mereka menyerah atau deket dengan cewek lain.”

Tidak menarik tatapannya dia berkata jujur.

“Jelas cowok itu gak terlalu suka lu, bagusnya lu gak nerima cowok macam itu, kalau gak mungkin dia diam-diam dekat cewek lain.”

“Setuju sih, kalau benar-benar dia suka lu dia gak akan menyerah sampai dia menemukan hal yang memang buat dia yakin untuk berhenti.”

Jawaban temannya seperti gambaran yang ingin Ningning  temukan hal yang membuat mantannya berhenti atas dirinya, tapi apakah ada dia bisa mendapatkan hal itu?

Dengan menarik wajahnya dari tembok dia melirik Juhyeon, yang saat itu juga melihatnya.

“Lalu apakah lu punya cara biar Junho berhenti ngejar gue?”

Liz menyela.

“Gak ada gunanya tanya Juhyeon lagian pengalaman dia gak jauh beda ama gue. Terus dia juga gak dekat dengan siapa-siapa, lagipula lu atau gue sendiri gak pernah liat ada cowok yang deketin dia.”

Ningning mengerutkan keningnya dan mengganguk menyadari apa yang dikatakan oleh temannya sepenuhnya tak salah. Dengan jejak putih di pipinya dia nampak putus asa merasa kedua temannya tidak memiliki solusi untuknya.

Memperhatikan raut temannya yang tak punya kepercayaan atas dirinya, Juhyeon rasanya mau mengamuk.

Attention, dengar ya baik-baik lu berdua meski gue gak keliatan gak dekat dengan siapapun tapi ada yang ngejar gue.”

So?

Believe me i have experience with about boys.

Rasa percaya diri temannya memancar kuat padanya, dia jadi penasaran apa yang begitu buat temannya yakin memiliki cara menyingkirkan sosok yang menyukainya.

Then, gimana lu buat cowok yang ngejar lu berhenti sama sekali?”

“Gue bilang kalau gue suka cowok lain, karena ini mereka yang ngejar gue bakal mundur dengan damai.”

Saat sosok yang kita sukai menyukai orang lain, tentunya ada pikiran kebersamaan kita dengannya adalah sebuah ketidakmungkinan. Ibaratnya seperti makanan yang kita ingin makan telah ditelan lebih dulu oleh orang lain, tidak mungkin dan terlalu jelas dasar kenapa kita tak bisa berhubungan.

Dia memikirkan kalimat temannya, merasa ada benarnya, tetapi bisakah ini berlaku terhadap Junho yang keras hati itu?

“Kedengarannya cowok yang kejar-kejar lu gak punya perasaan dalam sama lu, kayak Liz.”

Omongan dia sontak menimbulkan tatapan kesal dari kedua sahabatnya.

“Apa lu perlu fokus ke hal ini?”

“Betul, untung gak ada cowok kayak mantan lu yang kejar kita jadi kita gak perlu menderita kayak lu,” balas Liz.

Giliran Ningning yang kesal, dengan dengusan kecil dia berkata.

“Tapi, apa cara lu bisa berhasil buat gue?”

“Untuk tahu itu, lu harus coba dulu.”


                           📷

Didalam sebuah kafe bernuansa manis dengan warna kuning mencolok ia duduk sesekali melirik pintu masuk, memeriksa apakah sosok yang ditunggu-tunggunya akan tiba. Dia menghela nafas ketika melihat sosok asing yang muncul.

Setelah kesekian kalinya Junho yang sering mengajaknya bertemu terlebih dahulu, akhirnya hari ini pertama kali dia yang mengajaknya lebih dulu.

Minum di gelasnya sudah setengah tapi sosok mantannya tidak ada tanda-tanda akan muncul.

Mengambil hpnya di meja dia menelpon, beberapa detik terdengar suara dari tempat lain.

“Halo, kamu dimana sih?...oh udah dekat...”

Tak berlangsung lama sosok Junho muncul dan langsung menghampirinya.

“Maaf, tadi aku ada urusan mendadak dijalan.”

“Hm, gak apa-apa. Itu apa kamu gak mau pesan minum dulu atau makanan.”

Menyadari pemuda itu dahinya tampak basah dia kira ia pasti berjalan terburu-buru kesini, dan mungkin dia merasa haus atau lapar.

Junho tersenyum merasakan perhatiannya, sedangkan Ningning tidak sadar dengan ini.

“Gak perlu, tapi aku senang kamu ngajak duluan untuk ketemu. Meski aku gak tau apa alasannya.”

Sontak Ningning tersenyum kaku, berusaha untuk terlihat serius dan jujur.

“Sebenarnya aku mau bilang alasan kenapa aku gak bisa balikan sama aku.”

Perasaan tadinya yang berseri-seri karena ajakan Ningning, seketika berubah kurang enak.

“Apa alasannya?”

“Itu...”

Ningning membuang nafas kecil dan menatap langsung mata Junho.

“Aku suka cowok lain.”

“Apa!?”

Dia terperanjat dengan kata-katanya, dan bertanya-tanya mungkinkah dia salah mendengarnya.

Ningning mengulanginya seolah-olah memperjelas.

“Aku suka sama orang lain, jadi aku gak bisa balikan sama kamu.”




6/04/22

Up..

Jangan lupa untuk tekan bintang atau klik suka.

Bdw, selamat menjalankan ibadah puasa buat kalian yang muslim.

polaroid love 📷Where stories live. Discover now