Gadis dengan name tag Naura Karin itu mendongak menatap pemuda di depannya dengan pandangan tak percaya. "K-kenapa?" tanyanya lagi dengan bodohnya.

Pemuda bernama Satya Saputra itu menghela nafas kasar. Emosi benar-benar tergambar di wajahnya. "Karena gue gak suka cewek kayak lo!"

Mata Naura mulai berkaca-kaca saat mendengarnya. Terlebih, bisik-bisik dari para murid dengan rasa kasihan mereka membuatnya sangat amat malu. Sudah dipastikan, setelah ini pasti akan muncul gosip di akun sekolah dengan judul berita yang memalukan.

Naura tidak hanya memikirkan rasa sakit di dadanya, tetapi juga rasa malu yang akan dia tanggung setelah ini. Murid-murid juga pasti tidak akan membelanya, mereka pasti akan lebih memihak pada Satya selaku ketua OSIS teladan sekolah ini.

Bayang-bayang adegan memalukan terputar di otaknya membuat isakan tangis milik Naura mulai terdengar.

"K-kamu bisa bicara baik-baik, Satya," ucap Naura pelan. Ya, seharusnya Satya bisa membicarakannya baik-baik, tanpa harus mempermalukan dirinya.

Satya menghembuskan nafasnya lagi, "dan lo harusnya bisa bersikap baik-baik, Naura!" ujar Satya untuk yang terakhir kalinya sebelum beranjak pergi kala itu.

Isakan Naura makin keras dan bisikan para murid pun juga makin kencang terdengar.

Ih kasian banget ya.

Iya gue jadi dia malu banget sih!

Lagian berani banget sih?

Dia pikir dia bisa dapat segalanya kali?

Wih bentar lagi pasti dibahas di akun lambe Adyatma nih, haha.

Naura mengepalkan tangannya kesal saat mendengar suara-suara itu. Sial, dia benar-benar sakit hati dan malu sekaligus. Kenapa seakan-akan dirinya yang salah? Memangnya apa yang salah dari tindakannya?

Iyakan? Memang, apa yang salah dari cinta? Apa yang salah dari mencintai? Dia bingung, sungguh. Naura tidak pernah mengira, bahwa mencintai akan se-memalukan saat ini.

Dengan beban tak tertahankan yang baru saja dia dapatkan, Naura berlari meninggalkan parkiran sekolah menuju luar gedung. Matanya mencari-cari mobil supirnya yang katanya menunggu di seberang sekolah dengan mata yang masih mengeluarkan cairannya.

Saat netranya menangkap mobilnya berada di warung dekat sekolah seberang, Naura dengan cepat berlari begitu saja untuk sampai sana. Tanpa dia sadari, dari arah kanan sebuah mobil melaju dengan kencang.

Teriakan dari para murid SMA Adyatma terdengar begitu saja, tetapi ada satu teriakan yang membuat Naura tersadar bahwa dia sedang dalam bahaya.

"WOY LO GILA YA?!! AWAS ANJING!!"

Dari arah depan Naura melihat seorang gadis dengan seragam sekolah yang berbeda dengannya berlari kearahnya dan segera mendorong dirinya menjauh.

Adegan itu membuat tubuh Naura terjatuh di kasarnya jalanan dan gadis tadi terhantam bahunya dengan trotoar jalan. Sebelum kesadaran keduanya terenggut, yang Naura ingat selain suara panik murid-murid SMA Adyatma adalah suara lirih gadis yang menolongnya.

"Dasar tolol.." katanya.

°°°

Mata kedua gadis yang berada di ruangan yang sama itu terbuka secara bersamaan. Silau lampu dari ruangan putih dan bau khas obat-obatan sudah cukup membuat keduanya paham bahwa mereka ada di rumah sakit.

Keduanya sama-sama melenguh saat mencoba untuk bangun dan duduk. Karena merasakan kehadiran seseorang didekatnya, keduanya spontan menoleh bersamaan.

"HAH??!"

Pekikan keduanya lagi-lagi terdengar berbarengan. Dengan raut wajah masing-masing yang terkejut melihat objek di depan mata mereka.

"LO SIAPA?!"

Lagi-lagi sama. Ah, barangkali Tuhan memang tidak salah menukar keduanya.

°°°













Oke, bab pertama selesai, yeay.. Cast di book ini kebanyakan bakal diisi sama idol 00 L dan 01 L ya. Btw, aku senang karena akhirnya ide cerita gila ini terealisasikan. Yah, doakan saja bisa sampai tamat. Walaupun aku sejujurnya ngga begitu paham tentang suasan sekolah di SMA. Karena funfact, aku dari SMK jurusan Teknik Otomotif, hoho.

Terimakasih untuk yang sudah membaca, sampai jumpa!

Garis TakdirWhere stories live. Discover now