10. Sayonara!

543 60 56
                                    

Hari terakhir di Jepang. Dan jadwal liburan untuk keluarga Mahesa masih akan bersenang-senang.

Danu dan Mentari telah selesai dengan quality time mereka berdua. Jadi kembali ke Tokyo setelah bulan madu di daerah Shirakawa, Danu dan Mentari siap untuk menghabiskan waktu bahagia bersama semua rombongan keluarga Mahesa.

Yang tujuan jalan-jalan kali ini, adalah di daerah Shinjuku dan Harajuku yang selalu ramai sekali.

Kedua daerah ini, Shinjuku dan Harajuku, terkenal sekali sebagai pusat fashion kasual dan subkultur dengan harga yang sangat terjangkau untuk semua kalangan.

Di sini, banyak sekali terdapat toko-toko fashion yang menjual baju-baju dan berbagai macam pernak-pernik khas mode Jepang. Beragam jenis gaya pakaian mulai dari Gothic Lolita, Rocker, Rapper, atau semua jenis gaya pakaian Etnic sampai Vintage sekalipun diterima dengan tangan yang sangat terbuka di area unik ini.

Dan semua hal menarik yang ada di sini, bisa dijangkau dengan jalan kaki. Jadi kali ini, semua rombongan keluarga Mahesa sedang saling bergandengan tangan untuk menikmati hari terakhir di negara yang terkenal sekali dengan keberadaan gunung Fuji.

"Aduh. Koper Mama sampai beli lagi nih. Saking banyaknya Mama belanja di sini. Kalap terus."

"Nggak papa. Kalau masih ada yang mau Mama beli, beli aja, Ma. Mumpung lagi ada di sini."

"Tapi kalau bagasinya sampai nggak muat, gimana?"

"Gampang. Nanti bisa aku urus."

Diberi tawaran begitu menggiurkan dari putra tampannya, Mama Hesti Prameswari jelas langsung berseru dengan penuh suka cita.

"Asik! Terimakasih, sayangnya Mama! Makin banyak rezekinya ya, sayang. Terimakasih banyak sudah selalu menyenangkan hati orangtua."

"Sama-sama, Ma. Semua hasil kerja kerasku, juga jelas untuk Mama."

"Aduh. Udah nikah. Udah punya istri. Udah punya anak. Sekarang, anak kakunya Mama, jadi bisa romantis banget nih."

"Romantis, si romantis, Ma. Tapi, please. Tolong. Jangan cium-cium aku di tempat umum kaya gini dong, Ma."

"Ya memang kenapa? Kan, Mama cium anak sendiri." Alibi Mama Hesti, yang masih terus menciumi pipi Danu sampai berkali-kali.

"Tapi tetep gawat banget, Ma."

"Memang kenapa si? Masa dicium sama Mama sendiri, nggak mau?"

"Bukan nggak mau, Ma. Tapi nanti, kalau Ibu-Ibu lain yang ada di sini lihat, dan jadi pengin juga, gimana? Aku nggak sanggup kalau harus tenangin Mentari yang cemburu. Bisa gawat kalau Tari jadi nggak mau mantap-mantap sama aku."

Dan Mentari Mahika yang ditarik namanya, jelas langsung mengeluarkan sungutannya.

"Idih. Gaya banget. Siapa juga yang lirik-lirik Kakak. Sok!"

Memang begini keributan asik yang bisa selalu ada di antara keluarga Mahesa. Baik yang kecil, mau pun yang dewasa. Karena Ega bersama Lala dan Emma, juga tak kalah menarik perhatian dengan bentuk ocehan heboh mereka.

"Jadi, habis ini, kita mau ke cafe Cinnamoroll?"

"Iya. Jadi nanti, Lala dan Emma bisa ketemu sama roti, cake, atau minuman yang bentuknya Hello Kitty, Sanrio atau Kuromi."

"Wah. Mau!"

"Iya. Emma juga mau!"

"Ayo dong. Kita meluncur ke sana. Jadi, nanti, Duo Bocil, harus anteng ya. Gandengan terus. Jangan sampai lepas. Biar nggak ilang. Antre yang tertib. Jadi nanti, bisa dapat makanan lucu. Oke?"

Keluarga Serigala ✔Where stories live. Discover now