"Lo tonjok dia sama aja lo tonjok gue, Sat."

Ksatria lantas terdiam. "Lo kok belain banget temen lo?"

"Ya emang kenapa?"

"Harusnya lo belain cowok lo dong, belain gue!"

"Gak usah pake otot juga kali, lihat tuh ntar putus," seliroh Selena seraya menunjuk leher Ksatria.

Ksatria menghela napas berat, seolah beban yang ia pikul sangatlah besar, rasa-rasanya presiden saja kalah karenanya.

"Gue mau kasih lo sesuatu," ucap Ksatrua tiba-tiba.

"Semendadak ini?"

Ksatria tak menjawab, cowok itu merogoh saku celananya kemudian menunjukkan sebuah kalung berbandul liontin yang indah.

Selena terdiam sejenak, memikirkan menganai banyak kemungkinan yang membuatnya pernah melihat kalung liontin itu dimanapun. Atau ia pernah melihatnya di toko perhiasan yang bulan lalu ia kunjungi bersama Rara, ya?

"Tapi kayaknya itu mahal deh."

"Emang."

Selena berdecih dan membiarkan Ksatria untuk memasangkan dileher jenjangnya.

"Udah gue tebak, kalung itu memang cuma cocok di lo," ucapnya dengan tersenyum hambar.

"Maksudnya?"

"Jaga baik-baik kalung itu, sampe hilang, gue hajar temen sialan lo."

"Lah hubungannya Dicko sama kalung ini apa deh, gak jelas banget sih jadi orang."

"Gue serius."

Selena menelan ludahnya susah payah. Seberharga apa sih kalung ini. "Kalo gitu, mending lo simpen aja deh kaling ini, gue takut gak sengaja ...."

"Lepas kita ciuman brutal di sini."

"Sat!" seru Selena, gimana kalau ada siswa yang lewat atau mendengar obrolan gak bermutunya.

Ksatria terkekeh. "Ya udah gue cabut dulu." Cowok itu menepuk puncak kepala Selena beberapa kali.

"Kemana?"

"Ke kantin."

"Ya baguslah, jangan bolos."

"Ke kantin sekolah lama gue."

"Gila!"

****

"Ko, lo pasti kaget ya cowok gue kayak preman gitu?" tanya Selena pada Dicko yang sedang melahap makan siangnya.

"Gak juga sih," sahutnya dengan santai.

Tatapan Selena mengedar kesana kemari, mengamati kondisi kantin yang penuh dan sesak seperti biasanya. Harusnya Rara ada di sini, sayangnya teman kesayangannya satu itu izin tiga hari dari sekolah, alasannya ikut orang tuanya keluar kota, padahal mah bilang aja lagi liburan.

"Lagian lo pacaran kok sama cowok preman sih, Sel. Kayak gak ada cowok lain aja."

"Btw, Ko. Tadi abis dari ruang kepala sekolah lo pergi kemana dulu?"

"Pergi? Gue langsung di anter ke kelas."

Selena mengerutkan dahi, kalau tidak salah lihat tadi ia melihat seorang siswa yang keluar dari ruang kepala sekolah tidak lama setelah Dicko masuk. Apa salah lihat ya?

"Gue salah lihat kali ya. Apa penampilan lo yang pasaran?" ledeknya.

"Sialan lo."

"Gimana sekolah ini menurut lo?"

KSATRIA [BAD-BOYFRIEND]Where stories live. Discover now