24 | Couple Intuitive

532 90 9
                                    

H A I !👋

─ H A P P Y R E A D I N G ─

⚝⚝⚝

INI BUAT KAMU YANG SECARA SUKARELA MAU VOTE DAN KOMENT!💐

***

Menjelang pagi, Kaizer bersama dengan Buna sudah tiba di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Keduanya menunggu Ayah di dermaga, sambil berbincang juga menikmati secangkir kopi hangat untuk Buna dan cokelat hangat untuk Kaizer.

Beberapa jam setelah Kaizer menghubungi Ayah, Ayah berkata bahwa ada gangguan cuaca yang membuat perjalananya pulangnya sedikit terganggu. Awalnya Kaizer tak percaya tapi setelah Bunanya berkata 'hati-hati', Kaizer pun mencoba biasa meski diam-diam mencari informasi di internet.

Dan benar saja, cuaca memang tengah buruk jadi kecurigaan nya tak membuahkan hasil. "Buna, kalau misalkan, ada teman Buna yang suaminya diam-diam menikah lagi bahkan sekarang, istri simpanannya sedang hamil. Apa yang akan Buna lakukan?"

Kaizer memang ingin memisahkan, tapi dia butuh jawaban dari Buna sendiri. "Mencari tahu alasan dia menikah lagi, jika kesalahan yang tidak Buna sadari menjadi awal kehancuran, Buna akan mundur, Buna jelas marah tapi Buna tak ingin menyakiti mental sendiri. Pergi adalah pilihan terbaik,"

Cowok itu mengangguk paham, dia pun bergelayut manja di lengan Bunanya hingga Ayah Gama datang dan mereka pun melanjutkan perjalanan udara menuju Napoli, Italia.

Sementara itu, Xia Mei sudah lebih dahulu tiba di Napoli. Gadis mungil itu menolak untuk langsung ke hotel, dia lebih memilih untuk mengelilingi Napoli sepuas hati. Changyi dan Mei Yin tak mampu menolak keinginan sang anak, mereka pun pasrah mengikuti kemana Xia Mei pergi yang bahkan kelewat aktif itu.

"SAYANG! Astaga, hati-hati!"

Rasanya, Mei Yin akan terkena serangan jantung mendadak tatkala melihat Xia Mei yang dengan mudahnya berlarian ditengah banyaknya manusia. Dia tak perduli, bahwa tubuhnya bisa saja tertabrak beberapa orang.

Sekian jam kemudian, Kaizer bersama keluarganya tiba di Napoli. Mereka berangkat tak berjarak jauh dari keberangkatan Xia Mei. Mereka yang lelah pun langsung pergi menuju hotel ternama di Kota Napoli yang dekat dengan beberapa tempat wisata terbaik. Mereka memesan hotel sendiri, sesuai keinginan Buna Anara.

Namun sayang, presidential suite yang mereka inginkan telah terpakai semuanya. Kaizer dan Ayah tentu saja tidak terima, mereka terus mendesak pihak hotel agar mengusir salah satu pelanggan presidential suite dan memberikan kamar itu untuk mereka. Tapi pihak hotel tidak bisa mengabulkan, karena yang sudah memesan bukanlah orang dari kalangan biasa.

Tetap tak mau kalah, kedua laki-laki berbeda usia itu terus saja beradu argumen hingga kedatangan Changyi, Mei Yin, dan Xia Mei menghentikan sejenak perdebatan mereka. Dan ketika melihat Kaizer, wajah Changyi langsung berubah tak bersahabat. Dia ingat betul, kalau anak muda di depannya itu adalah pelaku yang sudah bersikap mesum pada anaknya.

"Heh bocah cabul! Ngapain kau di sini? Mengikuti anakku, heh?!"

Mendengar dirinya di sebut sedemikian rupa, Kaizer memelotot tak senang. "Aku punya nama!"

Belum paham pada keadaan, tapi Ayah Gama sudah lebih dahulu terlena akan kekesalannya. Pria itu pun membela anaknya dengan ucapan yang juga pedas. "Jaga ucapan mu yang lancang itu, Tuan! Apa perlu saya cari kan satpam?!"

Changyi tak terima atas ejekan Ayah Gama, mereka pun terus berdebat tanpa henti, membuat Mei Yin dan Buna saling bertukar tatap. Kedua wanita seusia itu mengangguk, mereka pergi meninggalkan Changyi dan Ayah yang masih asik berdebat. Begitupula dengan Kaizer dan Xia Mei yang ditinggalkan Ibu keduanya, Kaizer menatap sekilas pada Xia Mei.

Dia tentu saja melihat saat Xia Mei menatapnya sayu, gadis mungil itu pasti tengah menahan kantuk dan pemikiran Kaizer tak salah. Xia Mei memang sangat mengantuk usai kelelahan bermain tiada henti, sekarang, dia teramat ingin tidur sampai kesulitan membuka mata. Kaizer pun mulai kasihan, dia mendekati Xia Mei.

Tanpa memperdulikan kedua pria yang berstatus Ayah mereka tengah berdebat masalah sebutan 'bocah cabul' yang merembet pada presidential suite. Mereka seperti anak kecil, Kaizer juga lelah sendiri mendengarnya. "Ngantuk?" Tanya Kaizer yang dibalas anggukan lemah dari Xia Mei.

Malas berpikir panjang dan lebih lama menonton perdebatan kedua pria itu, Kaizer pun memboyong Xia Mei pergi. Kaizer memesan asal kamar di hotel ini, dia tak punya pengetahuan lebih mengenai tata ruang ataupun jenis kamar yang tersedia. Maklum, Kaizer kan pangeran surga yang kurang update pada kehidupan dunia fana.

Dia dan Xia Mei mendapatkan kamar yang tidak terjangkau kamera CCTV, entah keberuntungan atau kesialan, tapi Kaizer masa bodo. Dia mengajak Xia Mei masuk ke kamar, membiarkan gadis mungil itu langsung tertidur saat bertemu dengan empuknya ranjang. Kaizer menggeleng pelan, cowok itu merasa panas, jadilah dia mandi tanpa mengganti pakaian.

Kamar ini bukan kamar dengan tarif mahal permalam, karena tampak biasa saja. Lagi, Kaizer masa bodo saja. Dia tak perlu bersusah memesan kamar terbaik selagi kamar ini masih layak digunakannya untuk istirahat sebentar. Dia pun keluar kamar mandi, memilih tidur di sofa dan tak lama, Kaizer menyusul Xia Mei ke alam mimpi.

Entah pukul berapa, Xia Mei menggeliat pelan. Gadis mungil itu menatap sekeliling, dia berdiri dengan linglung, nyawanya belum terkumpul tapi matanya telah menangkap sosok Kaizer yang terlelap pulas. Xia Mei pun menghampiri, mendekat ke sofa lalu merangkak menaiki tubuh Kaizer.

Gadis mungil itu dengan santainya menindihi tubuh Kaizer, membiarkan beban tubuhnya di tanggung sendiri oleh Kaizer. Xia Mei masih ngantuk, dia pun ndusel di depan dada bidang Kaizer lalu kembali terlelap. Berbanding terbalik dengan Kaizer yang tak mampu tidur lagi setelah merasa terganggu akan gerakan gegabah Xia Mei.

Cowok itu mencoba menahan decakan sebalnya, dia pun melingkari pinggang Xia Mei dengan tangannya agar gadis itu tidak terjungkal jatuh ke lantai. "Untung enteng," gumamnya sembari memejamkan mata kembali.

Merasa posisi yang tak aman, Kaizer tak kunjung tidur kembali. Cowok itu menatap langit-langit kamar dengan pikiran menerawang, hingga pergerakan Xia Mei yang tiada henti, membuatnya memejamkan mata. Ada sesuatu yang bangun dan itu bukan masalah yang mudah. Kaizer pun mencoba untuk mengontrol diri.

Namun dia gagal.

Kaizer menunduk, bertepatan dengan Xia Mei yang mendongak. Wajahnya begitu polos khas baru bangun tidur dengan nyawa bertebaran. Tapi Kaizer yang tak tahan, langsung meraup bibir gadis mungil itu. Kembali merasakan manisnya bibir Xia Mei yang sempat membuatnya sedikit tidak waras.

Pinggulnya dia angkat sedikit, membuat desis-an terhalang ciuman itu terdengar. Kaizer terus mencium bibir Xia Mei tanpa mau berhenti dan Xia Mei yang belum sepenuhnya sadar, hanya bisa terdiam dengan perasaan aneh. Apa yang tengah Kaizer lakukan padanya?

Xia Mei mengerutkan keningnya, merasa sensasi aneh saat sesuatu yang keras, terasa dibawah sana.

***

Couple Intuitive [Hiatus]Where stories live. Discover now