01 | Cute Girl Dua

1.6K 204 223
                                    

H A I !👋

─ H A P P Y R E A D I N G ─

⚝⚝⚝

INI BUAT KAMU YANG SECARA SUKARELA MAU VOTE DAN KOMENT!💐

***

Mentari melambaikan cahayanya dari celah gorden penutup kaca jendela, membuat seorang gadis yang tengah terbaring di atas brankar, mulai mengerjabkan matanya beberapa kali. Berusaha menyipitkan matanya tatkala cahaya terang menyorot matanya begitu gegabah.

"Akhirnya si kampret bangun!"

Kening Xia Mei berkerut bingung mendengarnya, "Kampret? Kampret? Apa itu kampret?"

Jaysen, Jagat, dan Jeno saling bertukar tatap. "Lo anemia?"

"Insomnia goblok!"

Jeno mendengus, "Tolol! Amnesia anjing!"

Kelopak mata Xia Mei mengerjab bingung, "Apa yang sedang kalian bicarakan?"

"Apa lagi? Ya gibahin lo lah!"

"Gibah?" Xia Mei menatap punggung tangannya yang tertancap infus.

"Anjir! Bener-bener anestesi nih bocah!" Jaysen, cowok bertindik dan pecinta film sesama jenis itu menatap horor pada Xia Mei yang tengah memasang wajah polos.

Pletak!

Jeno yang paling waras, menjitak kening Jaysen dengan gunting operasi yang ada di atas meja ruangan rawat itu. "Amnesia anjing! Anestesi mah mati rasa tolol!"

"Ih A'a Jeno kasar deh, Dedek Jaysen gak sukaa!"

"Tai!"

Diatas brankar, Xia Mei tak kunjung mengalihkan pandangannya dari punggung tangannya sendiri. Menatap aneh selang infus yang menancap sempurna dipunggung tangan mulusnya. Benda apa itu? Sejak kapan Malaikat memiliki benda aneh itu?

Dia mengalihkan pandangannya, menatap sekeliling dengan pandangan polos. "Si kampret mendadak lupa diri abis kena asap penuh cinta kah?!"

Jeno tersenyum paksa, "Lupa ingatan bangsat! Dah lah! Darah tinggi gue lama-lama deket kalian!"

Jeno agaknya sungguh tertekan menghadapi Jagat dan Jaysen, lagian sih, siapa suruh salah bergaul dengan mereka. "Lo gimana keadaan nya, Xav?"

Kening Xia Mei berkerut, "Gege bicara dengan Xia?"

Melihat reaksi Xia Mei, Jeno menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Lah memangnya, dia bicara sama siapa lagi? Mana mungkin sama Jagat dan Jaysen yang hanya menguji kesabaran. "Y-Ya sama lo lah! Aneh lo,"

"Jangan-jangan dia bener—"

"Amnesa, Ja! Amnesa! Bukan anestesi, insomnia, apalagi anemia!" Jaysen lekas menyela ucapan Jagat disertai senyum bangga nya kearah Jeno yang kini mengelus dada sabar.

"A eM eN E eS I A! Amnesia! Enggak ada amnesa!!" Jeno mengacungkan pisau buah yang dia ambil dari atas meja nakas samping brankar tempat Xia Mei terbaring.

"Wah siapa itu Amnesa?" Jaysen menyengir tanpa dosa, membuat Jeno ingin sekali menusuk jantungnya sampai tembus ke tulang betis—maksudnya, tulang rusuk.

Berbeda dengan Jeno yang kesabaran nya terus di uji, Xia Mei malah tak henti berusaha menarik infus dipunggung tangannya. Mengapa sungguh sulit? Apakah ada pengaruh elemen Dewa?

Seingatnya, terakhir kali, dia tengah sibuk memandangi bola latto-latto yang bergerak seirama. Membuat mata Xia Mei terus setia mengikuti kemana pun bola itu bergerak. Xia tadi habis di hipnosis sama benda aneh, lalu sekarang, bertemu dengan Gege aneh.

Couple Intuitive [Hiatus]Where stories live. Discover now