14 | Cute Girl Dua

766 133 36
                                    

H A I !👋

─ H A P P Y R E A D I N G ─

⚝⚝⚝

INI BUAT KAMU YANG SECARA SUKARELA MAU VOTE DAN KOMENT!💐

***

"ARGH!"

Tanpa rasa bersalah, si pelaku malah cekikikan sendiri, merasa lucu saat melihat mata Kaizer memelotot garang ke arahnya setelah dia menjambak rambut laki-laki itu. Tadi, Xia Mei melihat ada sesuatu yang lucu di rambut Kaizer, membuatnya langsung menjambak rambut Kaizer tanpa sungkan.

Berbeda dengan apa yang Kaizer pikirkan, di mana seperti biasanya, jika Kaizer bosan di kelas yang hanya mendengarkan ocehan guru, Kaizer pasti akan langsung pergi ke taman belakang sekolah untuk tidur di bawah pohon rindang yang menyejukkan, berbaring sambil berbantalkan akar pohon yang menyembul.

Yang di mana secara tak terduga, seseorang langsung menarik rambutnya dengan kuat tanpa sebab. Hingga Kaizer yang tengah berkelana di dunia mimpi, terkejut dan langsung terlonjak membuka mata. Dia pun menatap jengkel Xia Mei yang seperti tidak merasa bersalah sama sekali.

Bahkan dengan riang, bocah itu menepuk-nepuk kepala Kaizer berulang kali. "Xia suka rambut Gege! Lucu sekali!"

Lucu ndas mu! Kaizer membatin misuh-misuh, kulit kepalanya pedih karena di tarik tak berperasaan oleh Xia Mei.

Maka dengan amat sangat terpaksa, Kaizer mendudukan dirinya, niat hati ingin mengomel tapi tindakan Xia Mei yang langsung loncat ke pangkuannya, membuat Kaizer meringis. Adik kecilnya tidak sengaja tertekan, membuatnya terus menatap jengkel pada Xia Mei yang memang merasa tak salah.

Bocah itu malah memanyunkan bibirnya lucu, kan iman Kaizer sedikit goyah. "Kenapa bibirnya gitu? Mau menggoda gue, heh?"

Kening Xia Mei berkerut, dia tak paham makna ucapan Kaizer yang menurutnya aneh. "Menggoda? Apa itu menggoda?"

Matanya memicing penuh selidik, merasa bingung sekaligus aneh. Masa zaman sekarang, remaja seusia Xia Mei, tak paham juga dengan apa itu makna kata menggoda? Ini bukan zaman pra-sejarah! Pengetahuan ringan seperti kosakata, harusnya sudah di pahami tanpa belajar menghafal sekali pun.

"Lo enggak tahu?"

Dengan polosnya, Xia Mei mengangguk. "Tidak dan apakah Gege ingin menjelaskan pada Xia?"

Mata bulatnya berbinar cerah, menatap penuh penasaran pada Kaizer yang kini terdiam. Menjelaskan? Apa yang harus dia jelaskan? Kaizer pun berdehem pelan, "Lo masih kecil. Enggak perlu tahu,"

Tanpa membantah, Xia Mei mengangguk. Bocah itu menyandarkan kepalanya di depan dada bidang Kaizer, mendengarkan detak jantung laki-laki itu yang teratur. Xia Mei pun terhanyut, dan tanpa sadar, tertidur di atas pangkuan Kaizer.

Tanpa di suruh, helaan napas kasar terdengar. Niat hati ingin menenangkan diri dengan tidur di alam terbuka, Kaizer malah harus berurusan dengan Xia Mei yang menurutnya aneh bin ajaib. Mana ada gadis se polos itu? Xia Mei terlalu naif, itu menurut Kaizer yang kini mulai berdiri pelan-pelan, takut membangunkan Xia Mei.

Hei! Cukup sekali saja dirinya terciduk pihak sekolah dan menyeret nama sang Buna ke dalam masalah memalukan. Kini Kaizer tak mau masalah itu terulang kembali, dia pun pergi ke sudut lain taman belakang sekolah ini. Di balik pepohonan yang berdekatan, ada sebuah gazebo di belakangnya.

Kaizer tahu gazebo itu saat tidak sengaja berkeliling, pikirnya tersesat, tapi dia malah menemukam hunian baru. Mungkin saja, gazebo itu tempat siswa nakal bolos. Buktinya, Kaizer pernah tidur di sana, dan tidak ada satu orang pun yang memergokinya. Gazebo itu pasti aman dari jangkauan warga sekolah.

Tiba di gazebo, Kaizer mendudukan dirinya secara perlahan, menyandarkan punggungnya di pinggiran gazebo dengan Xia Mei yang tetap ada di atas pangkuannya. Seperti anak kucing yang tidur meringkuk mencari kenyamanan pada sang induk. Kaizer pun tersenyum kecil.

Mengusap kepala belakang Xia Mei lalu tak lama, dia ikut menyelami alam mimpi.

***

Frustasi rasanya saat mereka tak kunjung mendapatkan kandidat terbaik untuk menjadi Paketu selanjutnya. Merkuri yang tengah mengapit rokok di antara dua jemarinya, tampak menghembuskan kepulan asap dengan penuh perhitungan. Mendengus kasar, dengan mata perlahan terpejam.

Beberapa hari ini, Merkuri, Donker, dan Levi telah bekerja keras mencari kandidat terbaik untuk menjadi ketua selanjutnya Arseus. Tapi sampai detik ini, mereka belum juga mendapatkan kandidat terbaik itu. Terlalu sulit mencari kepribadian yang sesuai dengan kriteria keinginan si mantan ketua.

Mereka pun pusing tujuh keliling dengan bawah mata yang mulai menghitam, "Gue butuh tempat buat tidur. Ke gazebo yok,"

Levi dan Merkuri setuju saja, mereka bertiga pun pergi menuju gazebo di taman belakang sekolah. Niat hati ingin tidur, tapi mereka malah harus menyaksikan dua sejoli yang tampak nyenyak terlelap. Ketiganya saling bertukar tatap dengan pikiran licik yang mengarah ke sudut bersamaan.

Mereka seperti sudah terkoneksi, apalagi saat Levi mulai mengeluarkan ponselnya, mematikan suara dan cahaya, lalu memotret pemandangan romantis di depannya. Ada Kaizer yang tengah tidur setengah duduk dengan Xia Mei di atas pangkuannya, tangan kekar itu tampak memeluk mesra pinggang Xia Mei.

Tambah intens dengan Xia Mei yang terlihat nyaman tidur menyempil di dada bidang Kaizer yang keras. Ketiganya memiliki akar pikiran yang sama, dengan rencana akan menggunakan foto Kaizer dan Xia Mei sebagai bahan ancaman. Mereka sudah sepakat, akan memaksa Kaizer agar mau menjadi ketua Arseus selanjutnya.

Merkuri mengangguk, "Bangun! Apa-apaan kalian berdua ini?!"

Yang peka lebih dahulu itu Kaizer, laki-laki itu dengan lembut, menutup telinga Xia Mei yang tak menempel di dadanya lalu beralih menatap tajam Merkuri di depannya. "Tutup mulut lo dan pergi dari sini sekarang!"

Bukannya pergi, Merkuri malah terkekeh. Dia tak ingin basa-basi, maka cepat-cepat dia merebut ponsel Levi. Menunjukan senjata ancamannya pada Kaizer yang kini menajamkan pandangannya. Merkuri menyeringai, dia butuh kelicikan untuk menyelesaikan masalahnya yang satu ini.

"Kalau lo mau aman, lo tinggal setuju buat jadi ketua geng motor Arseus. Kalau lo tolak, gue pastikan, foto ini bakal menyebar dengan gosip panas yang menjatuhkan."

Arseus? Nama ini terdengar tak asing, beruntung ingatan pemilik tubuh ini lengkap. Jadi Kaizer bisa dengan cepat mengenali dan memahami keadaan. Dia tahu Arseus, di masa depan, geng motor itu hancur lebur tak bersisa tatkala rasa dominan dari masing-masing anggotanya mulai muncul ke tepi.

Kehancuran itu memang karena perang antar anggota, banyak anggota yang tewas hingga polisi menghapus nama Arseus dengan tidak hormat, membubarkan geng motor besar itu tanpa pikir panjang. Berarti sekarang, Arseus masih utuh, karena Merkuri yang masih sibuk mencari ketua pengganti.

Kaizer membasahi bibir bawahnya, sekali pun Merkuri menyebarkan foto dirinya dan Xia Mei, itu bukanlah masalah besar. Kaizer bisa mengakui Xia Mei sebagai kekasihnya dan cuddle saat tidur, adalah hal biasa untuk mereka. Tapi Kaizer juga tertarik pada geng motor satu itu.

Dia ingin turut memperhatikan geng Arseus, mengembangkan, dan membesarkan namanya hingga menjadi nomor satu terhebat. Kaizer menyeringai, menatap dingin Merkuri yang menunggunya bersama harap-harap cemas.

"Oke."

Merkuri mengerjab, "O-Oke buat?"

"Ketua."

Mendadak, wajah ketiga laki-laki itu berubah berbinar, lega, dan bahagia. "YES! AKHIRNYA PUNYA PAKETU BARU!"

Kaizer mendelik tajam, suara toa mereka, mengganggu tidur Xia Mei yang kini melenguh. "Ssttt, it's okay, tidur lagi."

***

Couple Intuitive [Hiatus]Where stories live. Discover now